Menaikkan Ranking Website dengan Jasa PBN

Orang yang memiliki website, tentu saja ingin agar websitenya ramai dengan traffic dan muncul di peringkat awal (tak melulu harus nomor 1) di halaman pencarian Google. Contoh, website ini dulu sempat nangkring di peringkat pertama dengan kata kunci "cara menggadaikan barang di pegadaian".

Dari sekian banyak cara untuk meningkatkan ranking website kita di halaman pencarian dari mesin pencari raksasa seperti Google, ada 1 cara yang lumayan signifikan yakni dengan memperbanyak backlink.

people work together

Apa itu Backlink?


Secara sederhana, backlink adalah sebuah hyperlink dari website lain yang URL-nya mengarah ke website kita. Contohnya, misal saya punya 2 buah website. Situs A dan situs B. Keduanya masing-masing punya artikel dengan topik bisnis, misalkan di situs A berjudul "10 Macam Bisnis Rumahan Modal Kecil". Di situs B, alias situs utama, saya punya artikel "Bisnis Frozen Food, Usaha Rumahan yang Menggiurkan".

Dari situs A, saya cantumkan "Bisnis Frozen Food" menjadi salah satu bisnis rumahan yang modalnya kecil. Linknya saya arahkan ke situs B, khusus artikel di atas tadi. Akibatnya, situs B mendapatkan backlink dari situs A.

Apa Efek Backlink terhadap Ranking Website Kita?


Secara umum, sebuah backlink yang berkualitas akan membuat website kita menjadi lebih terpercaya dan disenangi oleh mesin pencari. Bayangkan backlink sebagai rekomendasi dari orang-orang yang sudah lebih dulu kita percaya, semisal teman akrab atau bahkan anggota keluarga. Sudah pasti, sebuah rekomendasi yang berharga lebih baik daripada berita tak jelas di YouTube dengan pengisi suara Mbak-mbak Google Maps.

Tentu saja semua definisi di atas adalah menurut saya pribadi ya, jadi memang bukan "resmi" dan terkesan tidak umum. Ini supaya lebih enak dibaca aja.

Cara Mendapatkan Backlink Berkualitas


Seringkali kita melihat sebuah rumah makan yang sebenarnya dari rasa makanannya tidak terlalu spesial, tapi di sudut tertentu di dinding, memajang foto-foto owner rumah makan dengan banyak sekali orang terkenal dan "penting". Ini seolah-olah bilang, "Nih loh, rumah makan gw didatengin sama Barrack Obama. Keren, kan?"

Berbeda jika yang dipajang adalah foto owner bersama artis yang baru main FTV 2 kali. Tentu tingkat kepercayaan kita akan berbeda dengan Barrack Obama tadi.

Dengan kata lain, profil orang yang berfoto bersama pemilik rumah makan mengambil peran penting dengan tingkat kebonafidan yang dirasa pengunjung lainnya.

Di dunia SEO, profil tadi diwujudkan dalam beberapa parameter website berupa Domain Authority, Domain Rating, Trust Flow / Citation Flow.

DA? DR? TF/CF? Makanan apa lagi itu?

Intinya jangan ambil pusing dengan istilah di atas. Semua itu hanya sekadar tool dari Moz, Ahrefs, atau Majestic. Anggap saja itu semacam sertifikasi kemampuan bahasa inggris seperti TOEFL, TOEIC, IELTS, dan lain sebagainya yang dikeluarkan oleh instansi yang berbeda.

Intinya, semakin tinggi skornya, semakin pinandita kamu dalam berbahasa Inggris. Walaupun orang Inggris sendiri jarang juga yang ambil tes semacam itu, dan tetep jago ngomong.

Dengan kata lain, skor DA atau DR atau TF/CF yang baik, belum tentu menunjukkan profil website yang bagus. Kenapa? Karena skor-skor DA atau DR itu ternyata bisa dimanipulasi.

Terus, gimana dong?

Untuk lebih memahami tentang profil website yang memberikan kamu backlink, kita analogikan dengan jasa endorse artis-artis di Instagram atau sosial media lainnya. Bayangkan seorang artis terkenal yang tiap mendapat tawaran endorse, langsung diterima.

Akibatnya apa?

Di iklan sosis, dia juga. Di iklan minyak angin, dia lagi. Bahkan di produk yang kelasnya C semacam pemutih wajah instan atau pelangsing badan, dia juga yang jadi bintang iklannya. Selain bikin bosen, profil si artis ini sudah nggak bagus lagi untuk mengendorse produk. Terlalu banyak dipakai. Terlihat tidak spesial lagi.

Di situlah, walaupun profil artis ini terlihat bagus, tapi karena produk yang di-endorse sudah terlampau banyak, si artis sudah sulit menaikkan rating produk yang di-endorse-nya.

Dengan analogi yang mirip, profil artis ibarat situs dengan DA / DR yang tinggi, tapi karena sudah kebanyakan Outbond Link (kebanyakan backlink ke luar), jadi kualitas backlink-nya sudah tidak bagus lagi.

Menggunakan Jasa Private Blog Network (PBN)


Hal dasar yang perlu kamu ketahui, backlink yang bagus itu tidak ada yang gratis. Kalaupun ada, biasanya sudah menjadi target dari para pemburu backlink. Karena sudah tidak lagi istimewa, akibatnya kualitas backlink-nya juga jadi biasa-biasa saja.

Masalahnya kalau disederhanakan kira-kira seperti ini
  • Kompetitor kamu juga memburu backlink
  • Terlalu banyak hal teknis yang perlu dipelajari dan dikerjakan manual.
  • Membuat banyak website dan membuat jaringan untuk backlink ke website utama membutuhkan banyak waktu dan pikiran.
Dari masalah-masalah di atas, maka dari itu bermunculan jasa PBN untuk menaikkan rangking website kamu.

Duh, PBN? Apaan lagi tuh?

Kamu bisa bayangkan Private Blog Network sebagai kumpulan website dengan kualitas DA / DR yang bagus. Puluhan website ini memang sengaja dibuat dengan fungsi sebagai pendukung untuk menaikkan ranking dari website utama, yaitu dengan menanam backlink.

Tapi penyedia jasa PBN yang bermutu pun mesti dipertimbangkan. Ingat bahwa skor DA dan DR itu, bisa dimanipulasi. Sehingga penyedia jasa PBN yang dipercaya memang jarang.

Untuk kamu yang sedang mencari jasa PBN yang sudah terbukti mantap, bisa menggunakan PushRank.id. PushRank.id ini dibuat oleh Ibrahim Vatih dan Arrazi Ibrahim, sudah pasti gak bakal mengecewakan.

jasa pbn profesional


Silakan gunakan kode kupon PRABOWO untuk mendapatkan potongan harga yang lumayan.

Mengapa Iklan Facebook Ditolak Terus?

Tulisan ini hanyalah sekadar berbagi pengalaman kami dalam menggunakan Facebook Ads atau beriklan di Facebook. Kami hanya fokus di marketplacenya saja, tidak membuat landing page / website, atau mengarahkan ke Facebook Page. Karena kami berupaya untuk fokus di transaksi / order, jadi orang memesan lewat WhatsApp atau Messenger, lalu melakukan transfer dan seterusnya.

Kami sudah mencoba membuat iklan untuk diarahkan ke likes / komentar, tapi hasilnya tidak ada satu order pun yang terjadi. Mungkin ini karena masih belajar pelan-pelan juga.

Oke, kembali ke topik utama.

Alasan Utama Iklan Facebook Ditolak Terus

Kenapa iklan kita seperti ditolak secara otomatis oleh Facebook? Sebelum itu, jangan beranggapan negatif bahwa ada pesaing usaha yang melakukan report di account kita. Walau kemungkinan ke arah itu sebetulnya ada juga. Sebetulnya Facebook sendiri sudah jelas memberikan kebijakan, sehingga apabila ada hal-hal yang melanggar kebijakan iklan di Facebook, maka otomatis iklan kita akan direject.

Apa saja kebijakan dari Facebook yang biasanya sering dilanggar oleh pemasang iklan? Bahkan, foto yang sama pernah kita gunakan untuk beriklan di Facebook dan diterima, mengapa iklan yang sama persis bisa tertolak?

iklan facebook ditolak terus


Alasan singkat dari semua penolakan Facebook adalah karena kita melanggar salah satu atau sebagian dari aturan Standar Komunitas dan/atau Kebijakan Perdagangan. Standar Komunitas, di dalamnya ada aturan tentang etis atau tidak etis. Sederhananya, di dalamnya memuat nilai-nilai positif, memastikan agar semua orang merasa dihargai dan diuntungkan. Tulisan ini mungkin tidak akan mengarah terlalu dalam di situ. Untuk lebih jelas, silakan baca Standar Komunitas Facebook.

Selain Standar Komunitas, Facebook juga menerapkan aturan terkait cara berjualan di marketplace, yang tertuang dalam Kebijakan Perdagangan

Menjual Produk Dewasa

Di Facebook tidak diperkenankan untuk menjual alat bantu s3ks dan obat-obatan untuk menambah kemampuan secara s3ksual. Tapi, produk yang terkait dengan alat kontrasepsi atau program keluarga berencana masih bisa diterima.

Termasuk yang ditolak adalah produk dengan pemosisian aktivitas seksual yang berlebihan seperti foto separuh telanjang dan adegan yang tersirat.

"Ah, tapi kan saya cuma jualan minuman herbal? Kok, tetap direject?" 

Mungkin ada alasan lain yang membuat iklan Anda ditolak oleh Facebook. Tetaplah membaca.

Bukan Barang Nyata (tidak berbentuk fisik) atau Jasa

Barang-barang yang sifatnya jasa, atau tidak memiliki bentuk fisik (seperti berkas gambar dll) akan memiliki kemungkinan tertolak. Ini termasuk tiket acara / nonton konser. Untuk barang-barang semisal ini, kita bisa meminta izin tertulis dan khusus dari Facebook.

Untuk jasa, termasuk tiket perjalanan wisata, jualan tiket pesawat, spa dan pijat, pengecatan rumah, perawatan lapangan, perbaikan jaringan listrik, pembetulan saluran pembuangan, bersih-bersih AC, layanan fotografi, jasa dokter hewan, dan berbagai jasa lainnya. Kalau lolos, berarti masih hoki.

Barang tidak nyata seperti sesuatu yang bisa didownload, juga kemungkinan besar bakal direject Facebook. Misalnya akun netflik, akun game, layanan internet, langganan Spotify, kupon voucher, file musik / film / PDF, dan sejenisnya.

Deskripsi dan Foto tidak sesuai

Antara barang yang dijual dengan fotonya harus sinkron. Kita tidak bisa menarik perhatian orang dengan foto seorang wanita cantik namun barang yang dijual adalah minuman kesehatan atau vitamin. Mungkin kalau ceweknya sambil pegang produknya, masih boleh.

Intinya yang "misleading" dan berbau click bait begitu bakal ada kecenderungan buat ditolak Facebook. Jualan hape tapi batangan, misalnya.


Jual Beli Binatang Hidup

Ini termasuk binatang untuk diadopsi. Memang agak tricky karena kalau kita jualan lele kan fotonya mungkin masih pakai lele di dalam kolam yang masih bisa berenang. Jualan ayam kampung bumbu, mungkin pengen pakai foto ayam kampungnya masih bernyawa.

Termasuk dari hal-hal yang dilarang dijual adalah bagian tubuh bintang seperti kaki kambing, organ dalam, gigi, gading, tanduk, bulu, dan semisalnya. Yang masih diperbolehkan misalnya kandang ayam (kandang secara umum), mainan untuk anjing, pengikat leher, dan semisalnya.

Barang Perawatan Kesehatan

Jika kita menjual lensa kontak, termometer, alat P3K, pompa ASI, perban, dermal filler, Botox, produk yang disuntikkan, suplemen, steroid anabolik, vitamin, bubuk protein, dan semacamnya, maka besar kemungkinannya barang kita akan ditolak untuk diiklankan di Facebook. Ini termasuk vape, rokok, atau item sejenis lain yang ada kaitannya dengan nikotin. Tapi aksesori gaya hidup seperti jam tangan sporty, dan alat kebugaran masih memungkinkan.

Tidak Boleh ada "Gambar Sebelum dan Sesudah"

Biasanya iklan-iklan semacam ini adalah iklan pelangsing badan yang memperlihatkan model saat berat badannya 100 kg, lalu di sebelahnya ada model juga yang berat badannya sudah turun. Atau mungkin foto sebelum dan sesudah memakai produk kecantikan tertentu.

Ini termasuk hal-hal yang menyesatkan, menipu, dan mengganggu sejenis lainnya seperti foto orang berpakaian terlalu ketat, atau menampilkan betapa longgar pakaiannya (maksudnya mungkin "ini loh perut saya jadi ramping").

Alkohol dan minuman keras lainnya

Ini termasuk minuman sejenis lainnya yang mengandung alkohol, atau perlatan yang digunakan untuk meraciknya. Tapi buku atau DVD tentang alkohol, gelas minumannya, freezer, atau pembuka botol masih diperbolahkan.

Bagian Tubuh Manusia dan Cairan

Tidak diperkenankan menjual darah, ginjal, organ dalam, urin, lapisan kulit, gigi, dan semisalnya. Tapi kita masih diperbolehkan menjual wig atau alat penyambung rambut.

Peralatan Elektronik terkait kegiatan penyadapan

Kalau jualan remot atau keyboard masih boleh. Yang tidak boleh misalnya kamera berbentuk kancing, alat untuk jamming. Bahasa resminya adalah "semua perangkat yang memfasilitasi atau mendorong tindakan streaming konten digital secara tidak salh atau mengganggu fungsi perangkat elektronik".

Segala hal terkait diskriminasi

Tidak diperkenankan menjual barang dengan mengindikasikan preferensi kepada orang tertentu berdasar ciri-ciri fisik, ras, warna kulit, asal negara, agama, usia, jenis kelamin, orientasi seksual, gender, status pernikahan, disabilitas, atau kondisi medis dan genetik lainnya.

Iklan Facebook ditolak terus mungkin salah satunya karena aturan ini.

Contoh yang cenderung akan dibanned: 
"Dijual rumah khusus keluarga muslim"
"Mohon maaf tidak melayani pembeli di atas 60 tahun"
"Suku X mohon tidak menawar"

Penjualan Dokumen, Uang, dan Instrumen Keuangan

Tidak boleh menjual dokumen asli (atau palsu), uang, instrumen keuangan, atau mata uang virtual. Ini berarti nggak boleh jualan paspor, tanda pengenal, sertifikat, uang (termasuk replika uang), bitcoin, kartu kredit aktif, cek, atau perlengkapan untuk membuat mata uang palsu.

Perjudian

Tidak ada tempat untuk perjudian di marketplace. Ini termasuk judi bola online dan berbagai money game sejenis.

Barang dan Bahan Berbahaya

Bahan-bahan kimia seperti zat yang mudah terbakar, sianida, berbagai cairan bersifat racun, termasuk bahan pupuk seperti pestisida dan insektisida kimia, kemungkinan besar akan ditolak masuk ke dalam marketplace. Tapi racun tikus berbentuk padatan sepertinya masih boleh dijual di marketplace.

Eksploitasi Manusia / Layanan S3ksual

Segala bentuk prostitusi, perdagangan manusia, agensi escort, bahkan menawarkan diri untuk menjadi asisten rumah tangga bisa-bisa kena tolak. Masih menemukan iklan sejenis di Marketplace? Mungkin disamarkan iklannya jadi masih bisa lolos.

Iklan Lowongan Pekerjaan

Ini termasuk skema "cepat kaya" dan sistem multi-level marketing (MLM), pekerjaan dengan model bisnis yang tidak jelas. Kalau mau posting tentang lowongan pekerjaan, ada tempatnya sendiri namanya Facebook for Business. Di situ kita bisa menyebarkan informasi tentang lowongan pekerjaan di perusahaan kita.

Menjual Barang yang "Tidak Ada"

Marketplace itu tempat berjualan. Bukan posting lucu-lucuan, gambar, meme, lelucon, dan sejenisnya. Ini termasuk open donasi, atau berita kehilangan.

Obat-obatan dan Peralatan Obat

Narkoba dan sejenisnya dilarang dijual di marketplace Facebook. Ini termasuk olahan obat, dan peralatannya seperti pipa dan bong. 

Pelanggaran Pihak Ketiga

Ini yang sering nggak terasa. Kami alami sendiri foto produk sudah dibuat sendiri, copy writing sudah diketik sebagus mungkin.

"Ah, mungkin nggak boleh upload foto yang sama untuk iklan berbeda?"

Akhirnya ambil foto risol lagi, diulang dari awal. Masih tetap sama. Iklan Facebook ditolak terus berkali-kali. Udah mikir yang jelek-jelek aja. "Mungkin kena report orang?"

Setelah ditelisik lagi, ternyata di dalam foto ada logo WhatsApp dan Instagram. Sebetulnya kecil sekali di samping nomor handphone dan akun Instagram kami. Setelah logonya dibuang, dan porsi tulisan di dalam gambar kami kurangi, akhirnya post iklan terbit juga. Alhamdulillah.

Selain logo di dalam foto, kita juga tidak berhak mengambil kekayaan intelektual lain dari pihak ketiga mana pun. Ini termasuk sesuatu yang dimirip-miripkan, semisal Anda bikin produk pake logo Adidas, dan ditulis mereknya Adibas. Kayak gitu-gitu kemungkinan besar ditolak Facebook.

Khusus untuk logo dan penyebutan "Facebook", ini juga ada restriksi tersendiri. Kita tidak bisa sembarangan menyebut "Facebook". Penulisan menjadi "facebook" (dengan menggunakan huruf 'f' kecil) memiliki kemungkinan pelanggaran hak cipta.

Ini termasuk menempatkan logo Facebook di dalam foto produk, walau kecil, seperti problem kami dengan logo WhatsApp dan Instagram di atas. Jika memang harus menempatkan logo Facebook, usahakan sama ukuran hurufnya dan gayanya dengan konten di sekitarnya.

Khusus untuk porsi teks pada gambar atau foto, jangan terlalu banyak atau sampai menutupi inti dari fotonya. Sebisa mungkin malah jangan ada teks pada foto produk. Lalu teks ditaruh di mana? Di title dan deskripsi bisa. Iklan dengan teks pada gambar yang sedikit akan lebih menarik atau jangkauannya akan lebih luas. Cara ini yang paling disarankan oleh Facebook.

Kita bisa melihat kualitas teks pada foto dengan menggunakan tools Facebook di sini https://web.facebook.com/ads/tools/text_overlay.

Kesimpulan

Ternyata banyak juga ya larangan berjualan di Facebook marketplace. Udah kayak kejar-kejaran sama satpol PP. Walau kita lihat banyak juga pelanggaran di Marketplace Facebook terkait aturan di atas, tapi masih banyak juga iklan-iklan yang lolos dan tetap tayang. 

Jika masih saja iklan Facebook ditolak terus, mungkin ada hal kecil dari hal-hal di atas yang kita luput sadar.

Berhenti Menggunakan Kartu Kredit

Sekilas, kartu kredit memang menggiurkan. Di saat genting, kartu kredit bisa berfungsi untuk jadi "dana darurat". Tapi penggunaan kartu kredit bukanlah tanpa dilema. Berikut beberapa hal yang membuat saya pada akhirnya memutuskan untuk berhenti menggunakan kartu kredit.

kartu kredit



Hukum Riba dalam Islam

Hukum menggunakan kartu kredit sudah jelas ada riba di dalamnya. Kalau ada yang bilang bahwa kartu kredit bukan riba, percayalah bahwa itu hanya cari-cari celah untuk bisa tetap menggunakan kartu kredit. Namun ada pula ustadz yang mengatakan tidak mengapa memposisikan kartu kredit sebagai kartu debit, artinya diisi saldo duluan dan tidak pernah menggunakan kartu kredit kecuali di bawah batas "saldo" virtual tersebut.

Untuk perkara nomor 1 ini, mari kita tidak usah perdebatkan lagi karena penulis sendiri tidak dalam kapasitas yang mampu untuk menjelaskan lebih jauh. Silakan mencari referensi dari berbagai sumber terpercaya yang lainnya mengenai hal ini.


Keberatan Annual Fee

Annual fee atau biaya tahunan adalah biaya yang timbul dari aktifnya kartu kredit. Walaupun biasanya kita bisa mendapatkan pengurangan atau penggratisan, namun perlu ada effort khusus seperti mengancam menutup kartu kredit dengan menelpon pihak bank. Ada beberapa kartu kredit yang menawarkan free annual fee seumur hidup, tapi ini kembali ke alasan utama di atas.

Kisaran annual fee ini bervariasi. Jika kartu kredit tipenya semakin "glowing" dan terkesan prestigious, biasanya nilai annual fee akan semakin tinggi. Buat orang-orang yang suka pansos ya silakan-silakan saja. Annual fee dikali sekian banyak kartu bukan nominal yang sedikit. Mamam tuh status sosial.


Terlalu Banyak

Terakhir, saya punya 4 kartu kredit dari bank yang berbeda. Jika ditotal, limitnya sekitar Rp 120 juta. Tidak bisa dibayangkan jika ada orang yang memiliki kartu kredit hingga belasan atau bahkan puluhan kartu. Pasti sangat sulit sekali mengaturnya. Lagi pula, untuk apa memiliki banyak kartu? Mungkin buat dimafia-in, kali.


Kurang Begitu Bermanfaat

Setelah beberapa tahun menggunakan kartu kredit, sepertinya kegunaannya tidak sebanding dengan kegelisahan karena alasan pertama di atas. Memang, dalam beberapa kesempatan, menggunakan kartu kredit lebih menguntungkan dibanding jika menggunakan kartu debit. Ini terkait promo dan event tertentu. Tapi promo dan event khusus tidak selalu ada. Plus, ada banyak syarat dan ketentuan yang berlaku untuk mendapatkan benefit yang ditawarkan.


Capek Ditelpon Sales

Kehidupan personal dan privasi Anda harus siap dikorbankan karena data pribadi akan dengan sangat terbuka, bukan hanya oleh bank tempat mendapatkan kartu kredit, tapi juga belasan bank dan penyedia layanan serupa di luar sana. Data-data nasabah kartu kredit sudah menjadi barang awam yang diperdagangkan. Jangan heran bila mendapat telepon entah dari mana yang menawarkan dana tunai, kredit dengan cicilan ringan, atau mungkin pembukaan aplikasi kartu kredit baru di bank berbeda.

Jika merasa terganggu, terpaksa nomor pribadi dibedakan dengan nomor yang didaftarkan ke bank. Sudah puluhan bahkan mungkin ratusan nomor terblokir supaya tidak bisa menelpon lagi. Solusi lain, Anda bisa install aplikasi untuk blokir panggilan di Android.

Terkait tawaran dari sales / petugas bank, biasanya dengan nada menggoda dan penuh bujuk rayu, terkadang masih didengarkan sekali-sekali. Karena kasihan saja.


Tips Menutup Kartu Kredit

Jika memang belum bisa keseluruhan, sebaiknya dimulai saja menutup 1-2 kartu kredit yang dirasa paling berat. Mungkin dimulai dari yang tidak pernah dipakai dan annual fee-nya masih ada. Jangan sekali-sekali menggunting kartu kredit secara langsung, tapi ikuti prosedur penutupan kartu kredit dengan cara datang ke bank atau melalui telpon. Setelah mendapat tanda penutupan kartu kredit, barulah kartu kita manfaatkan kartu kredit, seperti menjadi phone holder.

kartu kredit sebagai phone holder
Foto diambil dari Instagram

kartu kredit untuk phone holder
Ide phone holder dari kartu kredit

kartu kredit sebagai phone stand


Terus terang, kartu kredit memang menjadi metode pembayaran yang paling lumrah jika dikaitkan dengan online payment dan layanan dari luar negeri. Saat ini kartu kredit saya masih tersisa 1 untuk pembayaran hosting, domain, dan berbagai layanan Google. Mungkin jika di masa depan penggunaan kartu debit bisa meluas, kartu kredit ini pun akan digunting juga.

Bagaimana dengan Anda? Jika Anda merasa kartu kredit juga menjadi beban, mungkin sudah saatnya memutuskan untuk berhenti menggunakan kartu kredit.

Bukti Transfer Palsu dalam Modus Penipuan

Bukti transfer palsu biasanya digunakan dalam berbagai modus penipuan. Kali ini kami akan menceritakan pengalaman kami sendiri. Semoga ini menjadi pelajaran yang dapat diambil hikmahnya bukan hanya untuk kami pribadi tetapi juga Anda yang mungkin sedang menjalankan usaha atau beriklan.

Kejadian bermula ketika kami menawarkan rumah untuk disewa. Rumah ini milik orang tua dan setelah diiklankan, cukup banyak peminatnya. Alhamdulillah.

Salah satu peminat untuk menyewa rumah tersebut mengaku bernama Haji Muhajir. Kronologi secara lengkapnya saya coba ceritakan sebagai berikut.


Awal Cerita: Calon Penyewa Rumah

Pagi hari, kami mendapat SMS dari Haji Muhajir dan meminta untuk ditelpon balik. Kami menghubungi lewat WhatsApp dan beliau mengaku rumah tersebut akan dikontrak untuk anaknya (sudah berkeluarga) yang sedang berada di Banjarmasin. Beliau juga bercerita macam-macam. Suaranya berat, renyah dan sangat ramah. Foto profilnya pun terlihat meyakinkan dan mendukung. Sekilas, tidak ada yang aneh. Kami belum merasakan kecurigaan apapun.

Haraga sewa rumah awalnya adalah Rp 8,5 juta per tahun. Tapi bisa juga dibayar per bulan dengan harga sewa Rp 750ribu per bulan. Kecurigaan kami bermula ketika beliau menawar harga sewa menjadi Rp 8 juta per tahun, dan ingin langsung menyewa selama 2 tahun sekaligus. Jadi, totalnya Rp 16 juta.

Perlu saya ceritakan bahwa semua komunikasi kami dengan beliau hanya lewat WhatsApp call dan menggunakan nomor yang memang biasanya kami pakai untuk berjualan. Pesan lewat teks hanya sekali saat beliau mengirim SMS pertama kali.

Saya pikir, "Kok ada ya, orang yang belum lihat rumahnya tapi langsung mau bayar uang muka?"

Waktu itu kami hanya mengira, mungkin agar iklannya segera kami turunkan dan rumah tidak disewa oleh orang lain. Hati ini masih berprasangka yang baik-baik. Kami kirimkan nomor rekening saya (BCA) dan Haji Muhajir menyanggupi untuk mengirim uang mukanya sebelum siang. Kami juga tidak menetapkan uang muka / panjar. Intinya terserah mau transfer berapa pun.


Meminta Nomor Rekening BNI

Siang harinya, Haji Muhajir menelpon via WhatsApp lagi. Beliau tanya apakah saya punya rekening lain, karena beliau akan mentransfer uangnya dari BNI dan mengirim bukti transfer dari ATM. Di sini percakapannya mulai agak aneh. Saya tidak bisa jelaskan, hanya sekadar feeling saja, sepertinya ada yang tidak beres. Saya kirim nomor rekening lain (BRI, pinjam punya abang), dan beliau menyanggupi. Beliau juga meminta foto kuitansi bukti pembayaran. Hingga saat ini, kuitansi sebagai bukti pembayaran tersebut tidak saya tidak kirimkan.

Sekitar jam 2 siang, beliau kirim sebuah foto bukti transfer seperti di bawah ini.

bukti transfer palsu untuk penipuan


Sekilas, bukti transfer tersebut memang terlihat meyakinkan. Tapi kami cek, uang belum masuk. Jadi saya tidak balas apa-apa ke beliau. Tak lama, beliau kembali menghubungi, mengatakan kalau uangnya sudah ditransfer, dan kembali meminta foto kuitansi pembayaran. Kami hanya bilang, oke nanti kami kirimkan jika uang sudah masuk. Dalam hati saya, “Tajir amat yak ni orang, DP-nya 6 juta padahal belum kenal, belum lihat rumah, dll”


Keramahan yang Berbisa

Bisa saya ceritakan, beliau super duper ramah. Setiap percakapan dimulai dan ditutup dengan “assalaamu’alaykum warohmatullah wabarokatuh” yang fasih, lengkap dengan “Masya Allah”, “Barakallah”, “Alhamdulillah”, dan berbagai nuansa relijius dan berpendidikan lainnya di sela-sela obrolan. Alhamdulillah walau berbisa, racun tersebut mental karena kuasa Allah juga. Kami tetap tak bergeming, menunggu uang masuk dulu baru lanjut ke proses berikutnya.

Sekitar jam 5 sore, uang sejumlah Rp 6 juta tak kunjung masuk. Kami lihat-lihat lagi foto tersebut. Istri sudah mulai searching di Google mengenai bukti transfer palsu yang digunakan untuk menipu. Melihat ada yang janggal, saya coba kontak Sari, teman saya yang bekerja di BNI. Sari bilang, dilihat dari log host (saya kurang paham artinya, mungkin semacam histori di mesin ATM),  bisa dikonfirmasi bahwa bukti transfer tersebut PALSU bin BODONG.


Bukti Transfer Palsu. Lalu?

Kami tidak tahu bagaimana modus / kelanjutan dari proses percobaan penipuan ini. Haji Muhajir terlalu sibuk dengan korban lain, mungkin. Dia tidak balas WA kami lagi. Kami sempat baca-baca kisah serupa, korban biasanya digiring menuju ATM dan saldonya dikuras dengan modus penipuan via telpon pada umumnya.

Kisah ini menyuruh kami berintrospeksi. Boleh jadi ini peringatan dari Tuhan, apakah di makanan kami ada terselip sumber yang kurang berkah? Apakah kami tak sengaja pernah “memperdaya” orang lain? Berbuat dzalim pada pelanggan atau rekan usaha? Astaghfirullah. Semoga dosa kita semua diampuni olehNya.

Akhir kata, untuk semua yang masih mencari jalan tidak baik semacam ini, pesan kami: bertaubatlah. Semoga Tuhan Memberi Anda semua hidayah dan mendapatkan rizki halal untuk keluarga. Apalah yang saudara dapat dari menipu kami.

Bisnis Frozen Food, Usaha Rumahan yang Menggiurkan

Bisnis frozen food adalah salah satu bisnis yang sedang marak dan trending. Ini adalah bisnis rumahan yang mudah dan relatif tidak bermodal besar. Kali ini kami akan bercerita tentang bisnis frozen food yang dijalankan istri saya, kira-kira sejak akhir November 2019 silam. Semoga dengan adanya tulisan ini, bisa menjadikan inspirasi untuk para pembaca dalam memulai bisnis frozen food di rumah. Jika teman-teman pembaca ingin bertanya, silakan memberi komentar di bagian akhir tulisan ini.

Bisnis Pakaian yang Jatuh Bangun


Semula, istri saya berjualan pakaian namun hanya sebagai reseller saja. Bisnis pakaian yang digeluti pun sudah terlampau lama, dan relatif stagnan. Ini menjadi evaluasi kami bersama. Menurut kami, banyak hal yang menjadi penyebab mengapa bisnis pakaian yang kami rintis ini mentok.

Pertama, sistem reseller yang kurang efektif. Flownya kira-kira begini. Agen di Depok (tempat kami mengambil pakaian) mengupdate stok pakaian harian. Namun stok ini sifatnya tidak selalu up to date. Jika ada transaksi dari reseller, maka kami harus menanyakan lagi apakah item yang hendak dipesan statusnya tersedia. Ini makan waktu dan sangat rentan dengan miskomunikasi. Apalagi stok bakal diperebutkan oleh reseller lain di bawah keagenan yang sama. Mata rantai yang terlalu panjang.

Bisa diakali dengan cara membeli dengan kuantitas besar, lalu disimpan di rumah. Tapi cara ini kan butuh modal yang banyak, apalagi harus punya pengalaman melihat tren pasar. Tidak setiap hari orang membeli baju. Mungkin ada momen-momen tertentu permintaan di pasar ramai, seperti bulan puasa mendekati lebaran seperti ini.

Kedua, kompetisi yang kurang sehat. Ada banyak reseller atau agen yang juga bermain di marketplace, sehingga harga reseller akan tertekan. Apalagi agen (sebagai sistem kapitalisme) bisa bermain stok. Sangat mudah bagi pemodal besar untuk menguasai pasar, sedangkan reseller di level akar rumput hanya mendapatkan remah-remah roti sisa di pinggir meja. Sempet berpikir untuk mendaftar menjadi agen dan menguasai pemasaran level domestik / propinsi. Tapi kembali lagi masalahnya di permodalan dan keluangan waktu.

Setelah mempertimbangkan banyak hal, kami yakin untuk pivot usaha. Sepertinya model bisnis reseller seperti ini akan punya jalan yang panjang. Dan memang issue di grup reseller (sampai tulisan ini dibuat, istri masih masuk dalam grup WA reseller) masih mirip-mirip. Sebagai pelengkap, istri saya juga pernah berjualan mainan anak dan mengalami sebuah modus penipuan. Semoga Anda juga tidak termasuk korban ya... 

Memulai Bisnis Frozen Food


Semua berawal dari masakan istri yang (menurut ane sebagai suami) enak (pake banget). Terutama risoles dengan isian rogout ayam. Dimulailah eksperimen istri dengan mencoba-coba resep dan dipadukan dengan improvisasi usaha ala kadarnya. Kami memulai dengan langkah awal yang sangat sederhana. Ketika sudah mulai percaya diri dengan produk hasil percobaan berkali-kali, akhirnya iklan di marketplace Facebook pun dibuat. Iklan hanya berkutat di marketplace Facebook dan status WhatsApp, jadi memang hanya untuk testing pasar semata-mata.

Alhamdulillah, order mulai datang walau belum banyak. Skema iklannya termasuk promo adalah sebagai berikut.
  • Gratis ongkos kirim untuk wilayah Cipondoh dan sekitarnya.
  • Diskon ongkos kirim sebesar Rp 5ribu untuk area selain itu.
  • Harga per pack isi 6 pcs adalah sebesar Rp 20ribu.
Sebagai gambaran saja, saat itu kami hanya memiliki alat yang seadanya. Alat-alat untuk membuat risol di masa-masa awal berbisnis (kurang lebih akhir bulan November 2019) adalah sebagai berikut.
  • Wajan teflon terbalik. Harganya kalau tidak salah Rp 120ribu. Belakangan, istri beli lagi item yang sama untuk mempercepat proses produksi di harga Rp 70ribuan saja. Digunakan untuk membuat kulit risoles. Proses membuat kulit ini (menurut istri) memang lumayan lama. Perlu percobaan puluhan / ratusan kali untuk mendapatkan tekstur, ketebalan, dan rasa yang diinginkan.
  • Pisau dan talenan untuk memotong isian berupa kentang dan wortel. Termasuk panci dan wajan untuk menggoreng.
  • Box plastik (microwave ready) dengan harga per box kurang lebih Rp 1.100 per pcs.
  • Freezer kulkas dengan kapasitas 12 pack per minggu.
Karena kapasitas lemari pendingin yang sangat terbatas, kami memutuskan untuk menutup PO bila memang order sudah kebanyakan, atau menawarkan ke calon pembeli untuk order di pekan depan atau hari yang berbeda. Jadwal iklan dibuat di hari Senin sampai Jumat siang. Setelah itu, proses produksi dimulai. Jumat dibuat, Sabtu diantar. Sabtu dibuat, Minggu diantar. Demikian terus setiap pekan. Satu hal yang berbeda sebagai bagian dari promosi bisnis frozen food ini adalah kami menawarkan versi goreng (matang) harga sama. Jadi saat saya antar, kondisi risol masih hangat.

risoles dapur azarine
Promosi Dapur Azarine versi awal berbisnis


Alhamdulillah respon market positif, walaupun dalam seminggu jumlah order turun naik. Prinsip kami, order 1 pack pun harus diterima sebagai rejeki. Diantar sambil berdzikir sepanjang jalan, apalagi pas hujan.

Lambat laun, kami menyadari bahwa skema di atas perlu ada perubahan. Yang kami sadari setelah awal mula berjualan seperti di atas adalah beberapa hal seperti berikut ini.
  • Area antar seharusnya bukan kecamatan tempat kami tinggal, tapi ditentukan dari jarak antar. Karena ada juga daerah antar yang masih masuk wilayah kecamatan, tapi posisinya lumayan jauh dan makan waktu.
  • Diskon ongkos kirim masih tetap, ditambah dengan tambahan "Free ongkos kirim untuk order minimal sekian pack".
  • Penambahan varian baru: martabak telur mini. Pada awal rilis produk ini, kami masih menggunakan kulit yang sama, tapi pada akhirnya menyerah juga dan menggunakan kulit martabak merek F*nna. Karakter kulit risol dan martabak memang berbeda.
  • Peniadaan promo "versi goreng / matang harga sama". Ini selain memakan waktu juga secara cost lumayan besar karena butuh minyak goreng, gas, dan lain-lain.
  • Penambahan lapisan plastik agar risoles tidak melekat saat dikeluarkan dari freezer.
  • Dan masih banyak perbaikan lainnya yang kami rasa perlu untuk pengembangan bisnis frozen food ini.
Di awal-awal bisnis frozen food ini, saya dan istri bukannya tak menemui halangan dan kegelisahan. Tentu banyak sekali suka duka saat berjualan, termasuk adanya komplain dari pembeli. Semua kami coba hadapi dengan sabar, sebagai salah satu syarat untuk tetap maju. Satu per satu, dengan tetap berdoa dan berharap pada Yang Maha Kuasa, masalah di bisnis frozen food bisa teratasi. Kami juga berterima kasih pada segenap keluarga dan orang-orang terdekat untuk dukungan dan bantuan doa.

Membeli Chest Freezer untuk Bisnis Frozen Food


Melihat geliat permintaan yang sudah tidak bisa diakomodir dengan hanya freezer kulkas isi 12 pack, saya dan istri mencoba peruntungan dengan memutuskan untuk membeli chest freezer atau yang lebih dikenal dengan freezer saja. Harganya waktu itu adalah Rp 2,2 juta dengan merek RSA dan kapasitas 220 liter.

Di titik ini kami sudah harus memikirkan metode beriklan yang lebih masif dengan mengharapkan lebih banyak pembeli. Pada awalnya sempat terpikir untuk membeli chest freezer dengan kapasitas yang lebih kecil. Namun melihat selisih harga yang tak jauh berbeda, dan proyeksi bisnis frozen food ini ke depan, kami mengambil resiko dengan membeli chest freezer yang lebih mahal.

chest freezer untuk bisnis frozen food
Chest Freezer buka bungkus


Saat ini, chest freezer kami isi bukan hanya dengan produk frozen food saja. Tapi juga bahan baku lain seperti daging dan kulit martabak telur. Kami menilai bahwa keputusan kami untuk membeli chest freezer adalah keputusan yang tepat.

Alhamdulillah, dengan kapasitas volume 220 liter, freezer bisa cukup menampung kira-kira 102 pack produk. Kami menggunakan box dengan ukuran 750 mL dan 1000 mL, tergantung jenis produknya (risoles atau martabak telur mini / beef curry pastel). Kami berusaha untuk tidak membuat terlalu banyak risoles sampai freezer penuh, karena selain sulit untuk dipindahkan, juga karena menyiasati jumlah order yang tak pasti setiap pekannya.

Salah satu hal yang kami takutkan ketika chest freezer sudah dipasang ada 2 hal: mati listrik (alhamdulillah selama ini jarang sekali terjadi), dan banjir. Untuk masalah pertama memang belum ada solusi yang pas. Namun untuk banjir, saya membuat alas dari kayu yang ada rodanya supaya jika terjadi banjir dan air masuk ke dalam rumah, minimal chest freezer masih tetap terus menyala. Gambar alas freezer dari kayu yang saya buat kira-kira seperti ini.


Tambahan biaya listrik kami per bulan kira-kira 150-200 ribu dengan adanya freezer. Perhitungan biaya listriknya adalah dengan mengalikan daya yang digunakan dikali 24 jam sehari dikali 30 hari sebulan.

Mulai Menggunakan FaceBook Ads untuk Promosi Bisnis


Perubahan masif lainnya yang kami lakukan sejak membeli chest freezer adalah menggunakan Facebook Ads untuk meningkatkan penjualan. Pada awalnya kami hanya menggunakan budget yang minim dengan alasan untuk belajar saja dulu. Kami memulai di awal bulan Februari (beberapa hari setelah chest freezer dibeli), dengan masa tayang iklan 3 hari dan batas maksimal biaya iklan adalah sebesar Rp 45ribu. Target kami dengan iklan ini adalah order sejumlah 6 pack.

Alhamdulillah dengan menggunakan FaceBook Ads order bertambah dengan lumayan signifikan. Ditambah istri bisa mencicil membuat produk per hari kira-kira 12-18 pack, walau tidak setiap hari. Kami selingi dengan istirahat, karena terus terang saya masih bekerja sebagai karyawan perusahaan swasta sehingga belum bisa membantu maksimal kecuali akhir pekan.

beef curry pastel
Varian produk terbaru, beef curry pastel

kulit risol untuk bisnis frozen food
Perbandingan kulit risol yang berhasil dan gagal

logo dapur azarine
Logo Dapur Azarine, dibuat sederhana dengan Canva

packaging produk frozen food
Packaging versi awal (mulai menggunakan kotak plastik food grade)

Packaging risol di awal bisnis (masih menggunakan mika karena diantar sendiri)

varian produk frozen food Dapur Azarine
Varian produk frozen food Dapur Azarine

Untuk saat ini, anggaran Facebook Ads untuk usaha ini sudah di titik Rp 130ribu (maksimal) per 7-8 hari. Tergolong minim sih namun alhamdulillah efeknya lumayan. Kami belum bermain di level Ads Manager karena selain butuh waktu untuk mempelajarinya, kami masih fokus di perbaikan mutu produk dan hal lainnya.

Kami juga membuat lokasi toko di Google Maps namun hingga saat ini kartu pos untuk verifikasi belum juga tiba. Alamat usaha kami bisa dicari di Google Maps dengan kata kunci "Dapur Azarine" atau kunjungi link berikut ini: https://goo.gl/maps/NeRv7SamfSyyQVvF8 

Saat ini format iklan / promosi adalah sebagai berikut: 
  • Area antar meluas menjadi Jadetabek (Bogor belum berani antar).
  • Minimum order 6 pack, maka gratis ongkos kirim dengan menggunakan layanan pengantaran Pa*el. Atau, diskon sebesar Rp 15ribu bila menggunakan layanan ojek delivery "same day".
  • Diskon ongkos kirim Rp 5ribu untuk area antar kurang dari 5 kilometer. 
Kami rasa format di atas lebih sederhana dan relatif fair. Mungkin akan berubah ketika keadaan pasar berubah.

Kendala Bisnis Frozen Food


Alhamdulillah untuk pembuatan produk dan lain-lain, walau butuh perjuangan ekstra keras (dari istri, ane sih nggak ngapa-ngapain), relatif lancar. Kendala yang kami rasakan adalah yang terkait dengan ketergantungan kami pada layanan antar, dan vendor penyedia bahan baku.

Untuk kendala di Layanan Antar, sudah beberapa kali paket gagal sampai ke alamat tujuan dengan alasan yang beraneka ragam. Pernah pula pelanggan kecewa karena ketika sampai, paket rusak. Sepertinya karena tertindih di freezer milik vendor. Pernah pula tiba-tiba dikontak oleh layanan antar karena ternyata alamat tujuan tidak termasuk dalam wilayah pengantaran. Padahal lokasi / pin point sudah masuk dalam sistem, dan paket sudah sampai di titik terjauh / hub. Akibatnya, kami harus menyusul paket di daerah Serang dan mengantarkan sendiri ke alamat tujuan.

Untuk vendor, kami sempat beberapa kali dikirimi bahan baku yang tidak sesuai dengan harapan. Kami rasa problem dengan pihak ketiga ini memang di semua jenis usaha, pasti ada saja. Karena memang tidak termasuk dalam hal-hal yang kita bisa perhitungkan. Ke depannya kami berharap semoga ada vendor atau alternatif penyedia jasa lain yang lebih baik.


Langkah Usaha Frozen Food selanjutnya


Ada banyak sekali langkah usaha ke depan namun kami pikir itu akan menjadi tulisan berbeda. Beberapa di antaranya adalah izin usaha, label produk yang terkesan lebih premium, variasi produk (dengan membeli alat lain semacam food processor), berjualan d marketplace berbeda seperti Toped atau Gr*bFood, memverifikasi Google Business, membuat landing page, hingga merekrut karyawan baru untuk membantu pengerjaan.

Banyak pula yang bertanya untuk menjadi reseller, namun karena masih banyaknya keterbatasan, kami belum berani untuk menjanjikan apapun. Hanya saja, untuk order dengan kuantitas yang besar, kami bisa memberikan diskon dengan presentase lebih besar.

Akhir kata, semoga tulisan yang acak-acakan ini bisa memberikan inspirasi untuk para pembaca sekalian untuk memulai usaha sejenis. Mohon maaf bila banyak kekurangan dalam penulisan artikel ini. Jika ada pertanyaan, silakan kirim melalui form komentar di bagian bawah.

Modus Penipuan di Marketplace

Marketplace seperti BukaLapak dan Tokopedia yang menjadi platform untuk bertransaksi jual beli secara online, bukannya tanpa celah. Walau menjadi “escrow” atau penengah bin pihak ketiga yang membuat transaksi hampir dipastikan berjalan lancar, marketplace bisa dimanfaatkan oleh beberapa oknum untuk mencari keuntungan yang tak sepatutnya, walaupun bukan sepenuhnya untuk menipu. Berikut beberapa modus yang sering dijumpai di marketplace.

borgol
Gambar dari Bill Oxfod / Unsplash


Mengejar cashback

Pertama, oknum akan membuat beberapa account (palsu atau asli), melakukan verifikasi dst, sehingga terlihat sebagai pengguna biasa. Jumlahnya relatif, jika ingin banyak ya buat account yang banyak sekalian. Kita ibaratkan ada account utama X, dan sebut saja akun abal-abal A,B, dan C.

Dari sini pelaku beraksi untuk mendapatkan keuntungan dari cashback dengan cara membuat transaksi palsu sebanyak mungkin, dengan nilai maksimal dan variatif (untuk mengecoh). Contoh, promo cashback 5% senilai maksimal Rp 500ribu, akan dimanfaatkan dengan membuat transaksi bodong senilai Rp 10 juta (atau lebih). Orderan bodong ini bisa berupa apa saja, yang paling gampang adalah dengan barang yang kecil namun bernilai tinggi, seperti jam tangan atau perhiasan.

Orderan fiktif dimulai dengan chat dari buyer ke seller, yang tentunya fiktif juga. Ini membuat seolah-olah memang benar terjadi transaksi. Lalu buyer akan mengirimkan 'barang pesanan' yang biasanya fiktif juga, misal dengan mengirim kotak berisi jam tangan biasa, atau bisa saja batu.

Trik di atas dapat digunakan untuk promo sejenis, semisal voucher, potongan harga, atau yang semisalnya. Variasinya banyak dan bisa diimajinasikan.

Menjadi tempat gestun (gesek tunai)

Untuk gestun atau gesek tunai, ini berkaitan dengan metode pembayaran dengan kartu kredit. Marak 'bisnis' gestun ini terjadi di merchant di pusat perbelanjaan atau toko-toko yang besar. Kenapa marak? Karena sebetulnya orang sering menemukan celah-celah untuk diambil benefitnya, dalam hal ini terkait dengan mekanisme penggunaan kartu kredit.

Secara sederhana, gesek tunai ini adalah pinjam jasa merchant untuk mendapatkan cash atau uang tunai dengan biaya atau bunga yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tarik tunai di bank pakai kartu kredit langsung. Intinya sih tetap bayar bunga ke bank, tapi dengan cara pembuatan transaksi palsu di gerai atau merchant yang sudah punya EDC bank yang bekerja sama.

Terkait gestun dan seluk beluknya, silakan baca di artikel saya sebelumnya : Jasa Gesek Tunai Kartu Kredit. Sebisa mungkin jangan pake cara itu.

Nah, mekanisme gestun ini juga tak jarang ditemui di marketplace. Masih menggunakan transaksi palsu, pembayaran dilakukan dengan menggunakan kartu kredit yang terdaftar. Lalu ketika proses transaksi selesai, dana transaksi dikembalikan kepada 'buyer' yang bisa jadi orang yang sama juga. Biaya administrasi penggunaan kartu ini lah yang menjadi selisihnya.

Pinjaman CC dengan bunga ringan

Masih sebelas dua belas dengan metode di atas, buyer bisa mendapatkan cash atau 'pinjaman kartu kredit' dengan metode pembayaran dengan CC. Pertama, buyer abal-abal dan seller abal-abal akan membuat transaksi fiktif dan dibayar dengan kartu kredit, lengkap dengan metode cicilan. Setelah transksi sukses, dana 'dikembalikan' lagi ke buyer lewat belakang. Kartu kredit lalu dibayar per bulan selama masa cicilan.

Mengambil foto seller lain

Seller bisa saja menjadi 'makelar' dengan menjualkan barang seller lain secara tak resmi. Misalnya dengan metode scraping atau metode otomasi lainnya. Sering kita lihat, di marketplace saat mencari dengan keyword yang spesifik semisal nama buku, atau alat elektronik dengan tipe tertentu, maka yang keluar bisa banyak sekali dengan foto yang sama persis dan harga yang tak jauh beda.

Tujuannya adalah penjualan dengan harga yang lebih tinggi (markup) dari harga seller aslinya. Di sini penjual abal-abal ini tak perlu melakukan apapun selain menunggu mangsa datang. Jika buyer melakukan pembelian, maka order akan 'diteruskan' ke seller asli, tentu dengan menggunakan metode 'reseller' dan barang dikirim langsung ke buyer.

Menurut saya ini bukan penipuan sih, tapi lebih ke ketidaketisan dalam berbisnis saja.

Buyer menipu seller, kok bisa?

Bisa juga, seller yang tertipu. Hlo, seringnya kan sebaliknya, buyer yang tertipu oleh penjual? Bisa saja, misalnya dengan melakukan transaksi dan order seperti biasa. Lalu setelah barang sampai, unboxing, dibuat seolah-olah bahwa kotak dari seller berisi barang yang bukan semestinya, rusak, atau bahkan kotak kosong.

Buyer lalu meminta pengembalian dana, berawal dari komplain kepada pihak Marketplace. Seller yang menyerah akan menuruti dengan mengembalikan dana buyer. Di sini pihak buyer diuntungkan karena mendapatkan item gratisan.

Memanipulasi rating dengan transaksi fiktif

Caranya, pada saat berjualan, item dibuat dengan harga yang jauh di bawah harga pasar. Lalu seller membuat transaksi fiktif dan membuat ulasan. Otomatis rating rata-rata akan menjadi tinggi. Di sini seller lalu membuat item dengan harga normal, dan bersiap berjualan seperti biasa.

Menipu Buyer dengan meminta OTP 

Di sini seller memanfaatkan keluguan pembeli dengan membuat seolah-olah ada pesan menuju pembeli dari marketplace. Pihak seller yang mengatasnamakan pihak marketplace, berusaha mengelabui pembeli sedemikian sehingga barang yang dibeli oleh buyer dianggap sudah sampai ke tangan buyer. Seller terlebih dahulu memberi nomor resi palsu, yang entah ke mana tujuannya.

Jika OTP itu digunakan untuk login dan membuat transaksi dianggap selesai, maka dana akan diteruskan ke penjual dan bisa dicairkan segera. Bayangkan kalau nilai transaksinya puluhan juta.

Malu dalam Bisnis adalah Keniscayaan

Di satu malam di akhir 2011, ane cuma punya 2 ribu rupiah di kantong. Mau pulang ke kos di belakang studio Indosiar, dari Setiabudi. Paling murah naik Trans Jakarta Rp 3,500. Artinya duit kurang Rp 1,500. Dulu tiket TJ masih pakai cash, bukan uang digital macam sekarang.

Sempat termenung lama. Bagaimana ya caranya mendapat tambahan Rp 1,500, setidaknya supaya bisa tidur di kos dulu? Soal uang makan besok, ya dipikir sambil rebahan.



Mungkin ada 30 menitan cuma duduk di pinggir jalan sambil sesekali memandangi orang-orang pakai blazer mahal yang lalu lalang. Ya Allah nasib kok begini amat yak, pikir ane. Sedih coy..

Tiba-tiba, cling! Kok, kepikiran buat jualan pulsa aja. Dulu kan nggak kayak sekarang, orang jualan pulsa nggak ada yg online kayak T*pedia, B*kaLapak, dll. Masih marak counter pulsa tepi jalan, dan margin untung-nya lumayan tinggi. Ane ingat masih punya “saldo” agen pulsa daftar ke si Adyatma sekitar Rp 50ribu. Itu aja ane jadiin duit! Berbekal hape dan sms, bismillah niat jualan.

Aduh, tapi mau jual ke siapa nih? Cara nawarinnya gimana? Buka obrolan gimana? Akhirnya karena the power of kepepet, ane nekat aja. Waktu itu ada mbak-mbak dua orang sebelahan sama ane.

“Maaf Mbak, selamat malam. Saya nggak punya uang buat pulang, tapi saya ada saldo pulsa, Mbak minat beli?”

Kira-kira begitulah apa yang terucap. Rasa malu, takut, canggung, semua campur aduk jadi satu. Dan salah satunya dengan enteng jawab, “Oh ya udah nih, ini buat ongkos pulang Mas…” sambil memberi selembar Rp 10,000.

Gampang bet dapet duit??

Tapi saya tolak. Gengsi. “Maaf Mbak saya bukan mau minta, tapi mau jualan pulsa,” kata ane. Walaupun dipaksa si Mbak, akhirnya ane melipir. Sambil jalan kaki ke arah Karet, sambil mikir dan atur strategi lagi. “Mending jangan bilang kalau lagi butuh duit, ntar ujung-ujungnya dikasih sedekah!”

Dan dimulailah perjalanan bisnis ane malam itu. Semua orang, yg lagi nunggu angkot, supir angkotnya, yg lagi nunggu taksi, supir taksinya, satpam, tante girang, Om-om senang, tua muda miskin kaya, siapapun yg ane lihat potensial untuk jadi buyer, pasti ane samperin. Itu dimulai dari Karet ke arah Sarinah.

Penolakan demi penolakan. Tatapan rasa curiga. Ketidakpedulian. Pandangan sinis. Justru kesemuanya ane anggap sebagai hal yg biasa. Awal-awal sih dongkol.

“Maaf nggak butuh”
“Masih banyak”
“Sorry nggak dulu”
“No”
“Guwa pake pasca bro“
“Yg laen aja”
Dan sejenisnya...

Akhirnya dengan bercucuran keringat, pembeli pertama dapet di deket stasiun Sudirman. Alhamdulillah, goceng! Lebih dari cukup untuk satu tiket menuju kasur kosan yg tipis.

Eits, tapi ane nggak mau berhenti. Makin lama kok makin ketagihan jualan. Semacam jadi adrenaline junkie. Jadi, proses yg sama ane terusin sampe halte Sarinah. Bayangkan waktu itu malam Minggu, ramenya kayak apa tuh Bundaran HI.

Takut? Sama siapa?

Malu? Udah kebal dari Karet!

Capek? Kalau nggak capek nggak bisa tidur!

Alhamdulillah akhirnya saldo ludes oleh pembeli terakhir: sekelompok bapak-bapak security yg manggil temen-temennya. Goceng-goceng sih, tapi tetep aja namanya duit.

Malu dalam bisnis adalah keniscayaan. Malu adalah satu fase yg mau nggak mau, suka atau benci, harus dilalui, sebagai seorang pengusaha. Kalau kata buku, sebuah seni untuk bersikap bodo amat.

Bukan yg nyinyir yg bakal bayarin meteran listrik kita yg sering berbunyi. Bukan yg menghina kita yg bakal beliin susu buat anak, mengganti daster istri yg robek di sana-sini, atau membantu melunasi cicilan Tupperware kita. Lisan mereka tak pantas masuk dalam hati kita yg luas. Jadi jangan merasa terhina melakukan pekerjaan yg mereka anggap hina. Yg penting halal, insya Allah.

Semoga bermanfaat.

Catatan : tulisan disalin dari FB Post penulis.