Modus Penipuan di Marketplace

Marketplace seperti BukaLapak dan Tokopedia yang menjadi platform untuk bertransaksi jual beli secara online, bukannya tanpa celah. Walau menjadi “escrow” atau penengah bin pihak ketiga yang membuat transaksi hampir dipastikan berjalan lancar, marketplace bisa dimanfaatkan oleh beberapa oknum untuk mencari keuntungan yang tak sepatutnya, walaupun bukan sepenuhnya untuk menipu. Berikut beberapa modus yang sering dijumpai di marketplace.

borgol
Gambar dari Bill Oxfod / Unsplash


Mengejar cashback

Pertama, oknum akan membuat beberapa account (palsu atau asli), melakukan verifikasi dst, sehingga terlihat sebagai pengguna biasa. Jumlahnya relatif, jika ingin banyak ya buat account yang banyak sekalian. Kita ibaratkan ada account utama X, dan sebut saja akun abal-abal A,B, dan C.

Dari sini pelaku beraksi untuk mendapatkan keuntungan dari cashback dengan cara membuat transaksi palsu sebanyak mungkin, dengan nilai maksimal dan variatif (untuk mengecoh). Contoh, promo cashback 5% senilai maksimal Rp 500ribu, akan dimanfaatkan dengan membuat transaksi bodong senilai Rp 10 juta (atau lebih). Orderan bodong ini bisa berupa apa saja, yang paling gampang adalah dengan barang yang kecil namun bernilai tinggi, seperti jam tangan atau perhiasan.

Orderan fiktif dimulai dengan chat dari buyer ke seller, yang tentunya fiktif juga. Ini membuat seolah-olah memang benar terjadi transaksi. Lalu buyer akan mengirimkan 'barang pesanan' yang biasanya fiktif juga, misal dengan mengirim kotak berisi jam tangan biasa, atau bisa saja batu.

Trik di atas dapat digunakan untuk promo sejenis, semisal voucher, potongan harga, atau yang semisalnya. Variasinya banyak dan bisa diimajinasikan.

Menjadi tempat gestun (gesek tunai)

Untuk gestun atau gesek tunai, ini berkaitan dengan metode pembayaran dengan kartu kredit. Marak 'bisnis' gestun ini terjadi di merchant di pusat perbelanjaan atau toko-toko yang besar. Kenapa marak? Karena sebetulnya orang sering menemukan celah-celah untuk diambil benefitnya, dalam hal ini terkait dengan mekanisme penggunaan kartu kredit.

Secara sederhana, gesek tunai ini adalah pinjam jasa merchant untuk mendapatkan cash atau uang tunai dengan biaya atau bunga yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tarik tunai di bank pakai kartu kredit langsung. Intinya sih tetap bayar bunga ke bank, tapi dengan cara pembuatan transaksi palsu di gerai atau merchant yang sudah punya EDC bank yang bekerja sama.

Terkait gestun dan seluk beluknya, silakan baca di artikel saya sebelumnya : Jasa Gesek Tunai Kartu Kredit. Sebisa mungkin jangan pake cara itu.

Nah, mekanisme gestun ini juga tak jarang ditemui di marketplace. Masih menggunakan transaksi palsu, pembayaran dilakukan dengan menggunakan kartu kredit yang terdaftar. Lalu ketika proses transaksi selesai, dana transaksi dikembalikan kepada 'buyer' yang bisa jadi orang yang sama juga. Biaya administrasi penggunaan kartu ini lah yang menjadi selisihnya.

Pinjaman CC dengan bunga ringan

Masih sebelas dua belas dengan metode di atas, buyer bisa mendapatkan cash atau 'pinjaman kartu kredit' dengan metode pembayaran dengan CC. Pertama, buyer abal-abal dan seller abal-abal akan membuat transaksi fiktif dan dibayar dengan kartu kredit, lengkap dengan metode cicilan. Setelah transksi sukses, dana 'dikembalikan' lagi ke buyer lewat belakang. Kartu kredit lalu dibayar per bulan selama masa cicilan.

Mengambil foto seller lain

Seller bisa saja menjadi 'makelar' dengan menjualkan barang seller lain secara tak resmi. Misalnya dengan metode scraping atau metode otomasi lainnya. Sering kita lihat, di marketplace saat mencari dengan keyword yang spesifik semisal nama buku, atau alat elektronik dengan tipe tertentu, maka yang keluar bisa banyak sekali dengan foto yang sama persis dan harga yang tak jauh beda.

Tujuannya adalah penjualan dengan harga yang lebih tinggi (markup) dari harga seller aslinya. Di sini penjual abal-abal ini tak perlu melakukan apapun selain menunggu mangsa datang. Jika buyer melakukan pembelian, maka order akan 'diteruskan' ke seller asli, tentu dengan menggunakan metode 'reseller' dan barang dikirim langsung ke buyer.

Menurut saya ini bukan penipuan sih, tapi lebih ke ketidaketisan dalam berbisnis saja.

Buyer menipu seller, kok bisa?

Bisa juga, seller yang tertipu. Hlo, seringnya kan sebaliknya, buyer yang tertipu oleh penjual? Bisa saja, misalnya dengan melakukan transaksi dan order seperti biasa. Lalu setelah barang sampai, unboxing, dibuat seolah-olah bahwa kotak dari seller berisi barang yang bukan semestinya, rusak, atau bahkan kotak kosong.

Buyer lalu meminta pengembalian dana, berawal dari komplain kepada pihak Marketplace. Seller yang menyerah akan menuruti dengan mengembalikan dana buyer. Di sini pihak buyer diuntungkan karena mendapatkan item gratisan.

Memanipulasi rating dengan transaksi fiktif

Caranya, pada saat berjualan, item dibuat dengan harga yang jauh di bawah harga pasar. Lalu seller membuat transaksi fiktif dan membuat ulasan. Otomatis rating rata-rata akan menjadi tinggi. Di sini seller lalu membuat item dengan harga normal, dan bersiap berjualan seperti biasa.

Menipu Buyer dengan meminta OTP 

Di sini seller memanfaatkan keluguan pembeli dengan membuat seolah-olah ada pesan menuju pembeli dari marketplace. Pihak seller yang mengatasnamakan pihak marketplace, berusaha mengelabui pembeli sedemikian sehingga barang yang dibeli oleh buyer dianggap sudah sampai ke tangan buyer. Seller terlebih dahulu memberi nomor resi palsu, yang entah ke mana tujuannya.

Jika OTP itu digunakan untuk login dan membuat transaksi dianggap selesai, maka dana akan diteruskan ke penjual dan bisa dicairkan segera. Bayangkan kalau nilai transaksinya puluhan juta.

A programmer living in Indonesia. More

Silakan berkomentar, insya Allah akan kami jawab. Terima kasih