Strategy for Business : Simple Approach

When people start thinking about running a great company, most of time they just overthink. They start comparing their plan with the existing ones such as Microsoft, Google, Oracle, or others. The more they think about the giants, the more difficult they take a little baby step. They think they need more money to build their business. They think that the tension of competition is high. They think they will not have enough luck in the long run. They think they will end up as a loser, just like the others.

light bulb

Don't overthink. Don't make it perfect.

The problem of thinking too much is that you will make your vision more vague. Your business is not started yet, but you already made some delusive possibilities. You block your own way to the freedom, to be successful.

When people see you start a very new and rare kind of business, they will say "Gosh, I guarantee you will fail. Nobody wants to buy a bloody pink hat in graduation ceremony". But if you try to mimic the Coca Cola, of Kentucky Fried Chicken, you will hear another sound saying "You're not going to make it. People are loyal to some popular brands". The solution of this case is simple : be dull of hearing. Do what you need to do.

Start it. And start it now.

My coworker has a story. His brother told him that he wanted to start a very successful business, as brilliant as an idea of selling the roasted peanuts (in Indonesia, there is an idiom for a product that gets a very high demand = "laris manis seperti kacang goreng" = in high demand just like roasted peanuts). "So, what do you sell?" my co-worker asked. "Damn sure, roasted peanuts!!" Don't think such a complicated solution. There should be a quick fix to get the problem solved.

Another clownish story, still by the same person. He made an online store with "acrylic" as the part key of the domain name. Unfortunately, we stumbled on another domain contains "akrilik" (note the letter "i"), the more familiar word in Indonesia. We, as people who sit more than 10-hours sucking screen and write software codes, then "whois" that domain so we can grasp the owner's name. From the whois information, we were riffing through another dull outmoded archaic online shops he owned.

Then, we came to a conclusion that the person is not so tech savvy. But heck, the online shops are running. He sells! Look, we spent most of our entire lives learning HTML / CSS / JavaScript / PHP, you named it.. Yet we still have one and only online shop powered by the most convincing e-commerce framework, but with big header says "UNDER CONSTRUCTION"?

The moral of the story is that you should start with the "Simple Approach".

What is "Simple Approach" and how come this can be a powerful strategy for our business?

The "Simple Approach" just some phrase that stumbled and crossed my mind, but you probably found it easily elsewhere. The approach believes that every single problem should be solved using the very least and minimum effort. 
Every single problem should be solved using the very least and minimum effort
In practice, we just don't give much sweat to a business challenge, and we should act like we know nothing. We should be dumb and oafish. We should forget that we hold some titles from BSc, MBA, PhD, whatever. We should forget what the text-book said. We should ask ourselves these kind of simple questions :

"How do I fix this broken roof, if I'm not getting a bachelor degree of engineering from Oxford University?"
"He doesn't even go to school. How come he could own more than 100 companies?"
"I spent 4 years studying and reading billions of reference of car machines. A trashman comes with a hammer, knock some part of my hood, and fvck... It's just fixed"

Wanna sell your cookies? Start bake it. Don't worry if it tastes like a shit. Sell it anyway.

Bisnis Jasa Titip Beli Barang dari Luar Negeri

Jasa titip beli dari luar negeri atau situs belanja online seperti eBay, Amazon, atau Alibaba, cukup menjamur di Indonesia. Sebagai imbal jasa titip beli, maka biasanya si penjual jasa titip beli akan mengenakan biaya per transaksi yang berkisar antara Rp 50ribu hingga Rp 200ribu. Ada pula yang mengambil profit dari selisih kurs dollar yang dipakai oleh bank.

kontainer di pelabuhan

Kendala dalam bertransaksi via situs e-commerce terkemuka dari luar negeri adalah ketiadaan kartu kredit sehingga tidak bisa melakukan pembayaran. Bayangkan waktu yang tersita bila seseorang harus apply kartu kredit dulu, menunggu approval dari pihak Bank, mendaftarkan kartu kredit ke PayPal, terverifikasi, dan baru bisa melakukan transaksi.
Mengapa harus membeli barang dari luar negeri?
Berikut beberapa alasan umum mengapa orang mengimpor barang dari luar negeri.
  1. Barang tidak dijual di Indonesia. Sebagai contoh buku/e-book, film, game, elektronik, mesin, dll.

  2. Harganya lebih murah. Bila kita ingin mendapat harga yang lebih miring, situs seperti aliexpress dot com bisa menjadi alternatif.

  3. Untuk dijual kembali kepada pembeli di Indonesia. Misalnya produk fashion seperti baju atau tas.
Untuk menjadi seller jasa titip beli barang dari luar negeri boleh dibilang gampang-gampang susah. Susahnya adalah
  1. Harus sudah memiliki kartu kredit, dan terverifikasi. Disarankan limit kartu kredit lebih dari cukup karena nilai transaksi bisa ratusan dollar.

  2. Penting memiliki jasa forwarder di USA. Karena kebanyakan barang dari US tidak dapat dikirim langsung ke Indonesia oleh online shop, maka kita membutuhkan jasa "makelar/broker" di negara pengirim, yang akan meneruskan pengiriman ke Indonesia. Contoh saja situs sepertu www.myus.com. Tentu ada biaya tambahan untuk itu.

  3. Penting untuk sudah punya pengalaman. Biasanya minimal pernah bertransaksi duluan. Masalah yang paling umum adalah keterlambatan karena barang ditahan dulu di Bea Cukai (Pajak) atau Kantor Pos.

Profit.

Biasanya dari nilai kurs diambil 5%, dikali total biaya. Dan ditambah nilai fixed cost yang nilainya bervariasi.

Kelancaran dalam transaksi

Kartu kredit akan terus dipakai, namun dengan dana milik orang lain, sehingga terkesan Anda lancar sekali membayar "hutang". Ini membuat catatan di BI Checking agak mulus, dan kemungkinan Anda akan ditelpon oleh orang Bank untuk penawaran kenaikan pagu/limit kartu.

Paham tren pasar

Boleh jadi, dalam sekian kali transaksi, Anda bertemu dengan order ke Cina, di mana barang tersebut memang sudah booming di sana. Kalau peluang tersebut bisa kita raih, bukan tidak mungkin kita akan jadi pelopor bisnis serupa di tanah air.

Untuk berhasil dalam dunia yang memang pasarnya lumayan oke saat ini, beberapa tips mungkin bisa diterapkan. Contoh..
  1. Pastikan kita mudah dihubungi. Pelayanan prima jauh lebih penting daripada soal harga.

  2. Nilai komisi yang affordable dan competitive. Bila terlalu mahal, pelanggan akan beralih ke lapak sebelah. Bila terlalu murah, orang akan curiga. "Jangan-jangan nipu, nih?" mungkin begitu pikir mereka.
  3. Berikan nilai tambah. Bahasa kerennya "added value". What does make it difference? Sebutkan dengan jelas mengapa kita memulai bisnis ini, bukan hanya sekadar profit. Harus ada alasan yang lebih besar dari sekadar uang. Seperti kata Simon Sinek,
People don't buy what you do. People buy why you do it -- Simon Sinek
Terakhir, semoga dengan begitu kita bisa lebih banyak mengenal orang lain. Berdaganglah demi sebanyak mungkin senyum!

Pengalaman Sekolah Pasar Modal (1)

Disclaimer : saya bukan pakar, dan seri tulisan di kategori saham hanyalah catatan pinggir proses saya belajar. Mohon saran dan masukannya pada kolom komentar.

Pengertian Sekolah Pasar Modal

Sekolah Pasar Modal 2013 adalah sebuah program dari IDX alias PT Bursa Efek Indonesia yang diperuntukkan sebagai edukasi bagi investor pemula di dunia pasar modal (saham dan turunannya). Program ini bersifat gratis dan memang sudah dimulai sejak tahun 2006. Tulisan ini adalah cuplikan pengalaman saya di Sekolah Pasar Modal 2013 yang lalu, untuk level 1 (awal April 2013) dan level 2 (awal Mei 2013). Bila Anda tertarik ikut di kelas Sekolah Pasar Modal kloter berikutnya, silakan langsung email sekolahpasarmodal at idx.co.id dengan menyertakan identitas lengkap dan nomor kontak yang bisa dihubungi.

Pasar modal (saham dan turunannya) menjadi alternatif lain portofolio investasi karena dinilai relatif lebih menguntungkan daripada produk investasi lain seperti reksadana, emas, atau deposito/tabungan berjangka. Kelas Sekolah Pasar Modal 2013 sendiri berlangsung selama total 3 hari (2 hari untuk level 1 dan sehari untuk level 2). Syaratnya untuk menjadi peserta di level 1 sebenarnya tidak ada, namun karena waktu pelaksanaannya selalu di hari kerja, Anda harus mengajukan cuti jauh2 hari sebelumnya. Untuk menjadi peserta di level 2, Anda perlu terdaftar sebagai nasabah di salah satu broker (sudah memiliki kartu Akses dari KSEI).

sekolah pasar modal

Apa saja materi di sekolah pasar modal?

Materi Sekolah Pasar Modal di Level 1 A (hari pertama)

  1. Pengenalan Pasar Modal
  2. Produk Investasi di Bursa Efek Indonesia
  3. Investasi di Pasar Modal
  4. Analisa Fundamental

Materi Sekolah Pasar Modal di Level 1 B (hari kedua)

  1. Mekanisme Transaksi Efek di Bursa Efek Indonesia
  2. Analisa Teknikal
  3. Pentingnya memiliki Kartu AKSes & SID
  4. Simulasi dan Market Update
Sedangkan di Level 2, materinya sedikit lebih advance (karena itu Anda diharuskan sudah menjadi nasabah salah satu broker atau perusahaan sekuritas sebagai syarat mendaftar).

Mater Sekolah Pasar Modal di Level 2

  1. Pengenalan Pasar Modal Syariah
  2. Pengenalan Produk Reksadana di Pasar Modal
  3. Pengenalan Produk Derivatif di Pasar Modal
  4. Instrument Fixed Income
Saran saya, bila Anda memang tidak tertarik di produk investasi selain saham, jangan mendaftar di Level 2 (saya akan jelaskan beberapa alasannya di tulisan selanjutnya (alias, kalau penulis nggak males ngetik, hehehehe)).

Pengenalan Pasar Modal

Alasan berinvestasi biasanya untuk melindungi aset dari gejolak inflasi (mempertahankan nilai aset) dan memperoleh keuntungan. Berinvestasi di Pasar Modal, sebenarnya bagian dari jenis financial investment atau Investasi Keuangan. Tentu, Anda bisa saja langsung berinvestasi di real property, tangible personal property, atau commodity investment (misal kelapa sawit).

Pasar Modal juga ada sebagai sarana edukasi pada masyarakat, supaya tidak tertarik dengan model investasi BODONG alias tepu-tepu yang merebak. Daripada menghamburkan uang di model investasi bodong, lebih baik berinvestasi di pasar modal.

Struktur tertinggi Pasar Modal Indonesia dipegang oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang tugas utamanya membina, mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal. Di bawah OJK, terdapat Bursa Efek Indonesia yang tugasnya menyediakan sarana/sistem untuk perdagangan efek/saham.

Dulu, saham bersifat kertas atas unjuk. Kurang lebih seperti uang kertas biasa. Siapa pun yang memegang lembaran saham (bentuknya seperti sertifikat/ijazah), itu berarti pemiliknya. Oleh karena itu, istilah "lembar" pada saham kadang masih kita jumpai dalam dunia bursa saat ini.

Waktu berlalu, dan lantai bursa tak lagi terdapat komputer-komputer dan wajah-wajah frustrasi. Sebagai gantinya, saham sudah bersifat digital (tak dicetak di atas kertas), dan orang sudah bisa melakukan transaksi di balkon lantai 2 rumah masing-masing.

Analogi Bursa Efek Indonesia bisa disamakan dengan Perusahaan Pengelola Mall. Sebagai contoh, Mall Central Park, sebenarnya dikelola oleh PT Tiara Metropolitan Jaya, --sekarang berubah nama menjadi PT Agung Podomoro Land Tbk.

PT Agung Podomoro Land


  • Fasilitator : Menyediakan sarana prasarana aman di dalam mall (AC, parkir, toilet, musholla, dll)
  • Pedagang : Membuka kios sepatu, pakaian, elektronik, dll
  • Pembeli : pengunjung mall yang berbelanja

Bursa Efek Indonesia

  • Fasilitator : Menyediakan sistem agar perdagangan teratur wajar dan efisien
  • Pedagang : Anggota bursa atau perusahaan efek yang mejnadi broker jual beli saham
  • Pembeli : investor yang melakukan transaksi saham
Demikian sekilas tentang pasar modal.

Produk Investasi di Bursa Efek Indonesia

Seperti analogi mall di atas, terdapat banyak sekali produk investasi di BEI yang diperdagangkan, dan saham hanyalah salah satunya.
Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan
Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Contoh, tetangga Anda, Haji Dji'un, ingin membuka bengkel service motor. Setelah dihitung-hitung, ternyata modalnya kurang Rp 75juta, dari total Rp 100juta (artinya Haji Dji'un hanya punya Rp 25juta). Sebagai tambahan modal, daripada ia meminjam ke Bank (riba), ia meminjam pada Anda, tetangganya yang baik hati. Nyatanya, Anda pun tak punya uang sebanyak itu, dan hanya punya, katakan Rp 25juta. Anda pun menelpon saya, teman Anda yang baik hati juga. Setelah melihat prospek Bengkel Motor Haji Dji'un, saya tertarik untuk melakukan penyertaan modal sebesar Rp 50juta.

Oke, deal. Semua surat perjanjian bermaterai 6000 perak sudah ditanda tangani. Sebagai pemilik, Haji Dji'un menanggung 60% dari kerugian, maupun keuntungan. Sedangkan sisanya yang 40%, dibagi menurut porsi kepemilikan modal antar investor. Saya yang menyertakan modal paling besar, Rp 50juta, mendapat porsi keuntungan 50juta/100juta dikali 40%, sedang Anda dan Haji Dji'un masing-masing mendapat Rp 25juta/Rp 100 juta dikali 40%. Ini adalah model investasi yang sederhana, aslinya jauh lebih rumit.

Nah, dalam saham kurang lebih juga demikian. Semakin besar porsi investasi yang kita berikan, maka semakin besar pula dividen atau kontrol yang Anda miliki pada arah kebijakan perusahaan. Karakteristik yuridis pemegang saham antara lain Limited Risk (bertanggung jawab sesuai jumlah yang disetorkan), Ultimate Control (secara kolektif ikut menentukan arah tujuan perusahaan), dan Residual Claim (mendapat pembagian hasil usaha yang paling akhir). Perkara Residual Claim ini, juga termasuk bila perusahaan tiba-tiba di-delisting (keluar) dari lantai bursa, entah karena bangkrut atau semua direksinya masuk penjara apa bagaimana lah.. Saham yang kita miliki pun lenyap.

Stock atau saham mudah dipelajari dan karakteristiknya lebih "reguler" daripada produk derivatif/turunannya. Kita bisa memperoleh keuntungan dari dividen (keuntungan perusahaan penerbit saham), dan capital gain (karena selisih harga saat Anda membeli dan menjual saham). Porsi investor asing di bursa efek saat ini (tahun 2013) adalah 58%, agak lebih kecil dari tahun 2008 yang sebesar 70%. Artinya, orang Indonesia sudah mulai beralih berinvestasi di pasar modal.

Cara Membeli Saham

Cara membeli saham ada 3 macam.
  1. Via Pasar Perdana (IPO / Initial Public Offering)
    Ini berarti Anda harus sudah menjadi nasabah di salah satu perusahaan sekuritas (broker). Contoh, saat IPO Baturaja nanti, ada 3 perusahaan sekuritas yang jualan : Bahana, Mandiri, dan Danareksa. Jika kita adalah nasabah dari salah satu broker tersebut, maka kita akan memperoleh "right issue" yaitu "hak untuk memesan saham duluan" dibanding nasabah sekuritas lain.

  2. Pasar Sekunder
    Kurang lebih seperti saat pasar perdana, kita membeli saham yang sudah tercatat dan beredar di bursa efek, via broker / perusahaan sekuritas.

  3. Reksadana
    Produk ini lebih murah dan untuk investor pemula, saya sarankan untuk memilih produk investasi ini saja sebelum terjun di dunia pasar modal. Buat belajar dikit-dikit.

Apa sih resiko berinvestasi pada saham?

Banyak! Layaknya jenis investasi keuangan, semakin besar gain / profit yang diharapkan, maka akan semakin besar pula resikonya. Misalnya saja, kita bisa saja tidak mendapat dividen (bagi hasil usaha), capital loss (tiba-tiba harga saham anjlok), perusahaan yang Anda beli sahamnya di delisting (misal karena bangkrut, direksinya bermasalah, dll), atau saham yang di-suspend.

Syarat-syarat perusahaan sebelum "Go Public"

Sebelum perusahaan "go public" atau listing di Bursa Efek Indonesia, ada syarat-syaratnya.
  1. Berbadan hukum Perseroan Terbatas (artinya perusahaan ecek-ecek yang asetnya di bawah 50 juta perak nggak bisa daftar).
  2. Minimal sudah beroperasi selama 3 tahun.
  3. Memiliki laporan keuangan yang diaudit 3 tahun.
  4. Memiliki opini Laporan Keuangan Wajar Tanpa Pengecualian 2 tahun (jadi nggak boleh ada transaksi mencurigakan seperti sogok/suap, korupsi pengadaan barang, dll).
  5. Punya aktiva >= Rp 100 miliar
  6. Jumlah minimum pemegang saham bukan pengendali >= Rp 100 juta saham atau 35% dari modal disetor.
  7. Jumlah pemegang saham minimal 1000 pemegang saham.
Hanya ada 400-an perusahaan yang listing di BEI. Jumlah ini terlampau sedikit, boleh jadi karena dua hal utama : syarat yang terlalu berat, dan pengetahuan pengelola perusahaan di Indonesia yang terlampau dangkal di dunia pasar modal. Coba bandingkan dengan bursa saham di Cina atau Taiwan.

Di Indonesia menghafal kode saham masih bisa karena Telkom ya jadi TLKM, Astra International jadi ASII, Adaro Energy jadi ADRO, dsb. Tapi di Cina, saking banyaknya perusahaan yang listing di bursa (sampai-sampai bengkel tambal panci bocor pun mungkin bisa masuk bursa), kita harus bawa-bawa buku setebal Yellow Pages ke mana-mana karena kode saham perusahaan sudah dengan angka.

Contoh Perusahaan Go Private

Ada pula perusahaan keluarga yang nggak mau dijadikan perusahaan terbuka. Atau ada pula perusahaan yang sudah masuk ke bursa, tapi buy back (membeli kembali semua saham yang sudah terlanjur beredar di pasar modal) dan menjadi go private (kebalikan go public). Contoh, AQUA di tahun 2010, menawarkan buy back Rp 150rebu per saham. Nggak ada yang mau jual. Dinaikin jadi Rp 250.000, sama juga. Sepi. Saat harganya naik menjadi Rp 500ribu per saham, kuorum tercapai, dan PT Aqua Golden Mississipi Tbk pun resmi menjadi perusahaan tertutup, setelah lebih kurang 20 tahun listing di bursa.

Cara Menghitung IHSG

Salah satu indikator pergerakan harga saham ditunjukkan oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Cara menghitung IHSG sederhana saja.

perhitungan IHSG

Di mana
p = harga saham di pasar reguler
x = jumlah saham
d = nilai dasar

Angka 100 menunjukkan nilai IHSG pada hari dasar (ditetapkan tanggal 10 Agustus 1982). Untuk saham-saham yang baru IPO setelah tanggal tersebut, maka nilai dasarnya adalah nilai pada hari / tanggal IPO, alias harga perdananya. Bisa kita simpulkan, selama kurang lebih 30 tahun sejak 1982, nilai IHSG sudah meningkat kurang lebih menjadi 47 kali lipat, atau 4700%. Bandingkan kalau Anda nabung di celengan semar dari tahun 1980-an, setelah 30 tahun cuma jadi makanan rayap.

Anda bisa melihat sejarah pasar modal di Indonesia dengan mengunjungi langsung gedung Bursa Efek Indonesia tower 1, Jalan Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta.



Mencatat Keuangan Pribadi Dengan "Toshl"

Apakah Anda selalu bingung dan bertanya-tanya ke mana perginya penghasilan Anda yang seabreg itu di akhir bulan? Mungkin Anda terlalu boros pada pos-pos pengeluaran tertentu. Misalnya, terlalu sering jalan-jalan ke mall membeli pakaian baru, atau makan di restoran mewah. Bila sebelumnya kita sudah belajar untuk mengatur keuangan usaha dengan GNUCash, saat ini kita butuh sebuah peralatan perang lain untuk mencatat keuangan pribadi yang memenuhi kriteria berikut : mudah, menyenangkan, dan (kalau bisa) gratis. Hehehe.
Kegiatan mencatat keuangan pribadi haruslah mudah dan menyenangkan
Mudah, karena kita akan menggunakannya hampir setiap saat. Ini berarti agak susah bila harus menggunakan PC atau laptop. Berarti harus berbentuk aplikasi mobile. Menyenangkan, karena proses memasukkan angka-angka ke dalam table adalah proses yang kurang begitu disukai orang. Apalagi harus setiap hari. Gratis, ya iyalah.. Masa' untuk mengatur uang dengan tujuan berhemat, masih harus keluar duit lagi? :D

Toshl, pencatat keuangan pribadi

Dari semua kriteria tersebut, penulis pikir untuk saat ini aplikasi Toshl adalah yang paling juara. Penulis sudah berganti-ganti aplikasi untuk mencatat keuangan pribadi, dan sudah kurang lebih selama beberapa bulan penggunaan Toshl ini, penulis tidak pernah kecewa. Aplikasi pencatat rincian keuangan pribadi yang lain seperti Mint (it's a good app but you need to be a US citizen), Expense Manager (hanya tersedia di Blackberry dan Android), atau Expensify, terlalu kompleks dan kurang begitu penulis suka karena fiturnya kurang "pas".

Nah, karena sebenarnya kita membutuhkan sebuah aplikasi mobile untuk mencatat keuangan pribadi saja, maka fitur yang kita perlukan tidak serumit saat menggunakan GNU Cash. Kegunaan mengatur keuangan pribadi seperti ini adalah melatih kedisiplinan untuk tidak boros di pos pengeluaran tertentu, sehingga misalnya kita bisa memberi porsi lebih untuk menyisihkan sebagian penghasilan di portofolio investasi. Entah itu untuk menambah modal usaha, membeli emas, uang muka rumah tinggal, menyicil kapling tanah, atau yang paling konservatif, ditabung.

toshl pencatat keuangan pribadi
Tampilan Toshl
Aplikasi Toshl ini tersedia di berbagai platform seperti iOS (iPhone), Android, BlackBerry, Windows Phone, bahkan Symbian. Anda tinggal mencari di application store masing-masing platform, dan mengunduhnya. Tosh menyediakan skema harga yang disebut Toshl Pro. Dengan Toshl Pro, Anda mesti membayar $2 per bulan, $20 per tahun, atau $50 per 3 tahun (terserah mana yang Anda suka), dan diberikan fitur-fitur yang tidak ada di Tosh kelas gembel. :D Fitur tambahan dalam Toshl Pro antara lain : bisa memasukkan lebih dari 1 macam income, lebih dari 1 budget, export data keuangan ke PDF (dan berbagai format berkas lain), dll.

Toshl juga menyediakan tampilan web (Anda diharuskan melakukan registrasi untuk mulai menggunakan) untuk menampilkan visualisasi yang lebih jelas tentang ke mana perginya uang Anda selama ini, atau seberapa sering Anda nongkrong di Starbucks.

tohsl for web


Toshl menerapkan konsep "tagging" atau memberi label pada setiap macam income atau pengeluaran. Misalnya, untuk jajan dan makan sehari-hari, saya memberi tag "eat". Atau tambahan label "eating out" untuk mencatat pengeluaran dari makan di restoran. Tag-tag yang saya biasa gunakan misalnya "groceries", "transport", "fuel", "house", "charity", atau "outfit". Anda bebas menambahkan label / tag sesuai keperluan. Saat memasukkan pengeluaran, Anda tinggal pilih tab Expenses, tap pada tanda "+", dan sebuah tampilan sederhana akan muncul. Masukkan nilai dari pengeluaran, pilih tag, dan simpan!

menambah pengeluaran dengan toshl

Untuk menyiasati keterbatasan fitur 1 income per bulan, saya menggunakan trik berikut. Pertama, kita tentukan tag "income" yang isinya misalkan Rp 10juta, dengan deskripsi misalnya "gaji bulan Juni". Nanti, bila ada tambahan recehan, katakan Rp 50ribu, maka transaksi sebelumnya tinggal diedit menjadi Rp 10.050.000. Deskripsinya tinggal ditambah menjadi "7 Juni 2013, hasil jual sendal nyolong pas sholat jumat". Total income Anda bisa tetap tercatat, dan untuk historinya bisa lihat di deskripsi.

Untuk fitur budget yang terbatas, saya hanya membuat 1 macam budget yang saya namakan "monthly". Untuk menyiasati keterbatasan fitur ini, saya tak punya trik apa-apa. Fitur ini berguna untuk memberi Anda peringatan, sudah sejauh apa total pengeluaran pribadi Anda untuk pos-pos atau tag/label tertentu. Misalnya Anda ingin membatasi "eating out" per bulan, hanya senilai Rp 1juta saja. Nanti kalau total expense label bersangkutan sudah Rp 900ribu, maka grafiknya akan mulai merah.

Kesimpulan

Aplikasi Toshl merupakan aplikasi yang cukup ideal untuk minimal membantu keuangan pribadi Anda. Fiturnya pas, dan penggunaannya sederhana. Tampilannya lumayan menyegarkan dan tidak terlalu membosankan seperti aplikasi sejenis lainnya. Karena sifatnya yang gratis, saya rasa ini adalah aplikasi expense tracking terbaik yang ada saat ini.

Update

Saat ini saya sudah menggunakan Toshl Pro. Perbedaannya cukup mencolok dan signifikan.

Pengalaman Membuat Kartu Kredit

Kalau ada pertanyaan, apa sih yang membuat aplikasi kartu kredit kita diterima atau ditolak oleh bank? Jawaban sebenarnya adalah, tidak ada yang tahu pasti. Katanya harus bekerja minimal setahun, katanya lagi minimal penghasilan harus sekian juta sebulan, katanya lagi mesti ada saldo terendap sekian rupiah di tabungan. Semua serba katanya dan katanya. Bahkan pegawai bank sendiri tidak bisa memberi Anda alasan bila aplikasi kartu kredit Anda ternyata REJECTED.

Kartu Kredit
Namun yang saya tahu, memang ada beberapa hal yang "memperkuat" kemungkinan aplikasi Anda diterima oleh Bank. Beberapa alasan tersebut adalah

Bukan tipikal nasabah yang bermasalah

Tahukah Anda bahwa sebetulnya data kita di Bank Indonesia memiliki rapor tersendiri. Katakan kita sudah terlanjur mencicil apartemen, dan tercatat beberapa kali menunggak atau telat bayar. Di mata Bank Indonesia, nilai kita sudah minus. Rapor tersebut dikenal dengan sebutan BI Checking, dan laporan ini bisa diakses oleh semua bank dan lembaga keuangan non-bank yang bisa masuk dalam SID atau Sistem Informasi Debitur. Kecuali kita mau kredit panci di abang-abang tukang kredit, jelas dia tak tahu kalau kita punya tunggakan kartu kredit 200 juta.

Identitas yang Jelas

Identitas yang jelas meliputi KTP, alamat jelas (rumah menetap), bekerja di mana (nama perusahaan, kontak atasan, posisi/jabatan, dll), termasuk keluarga yang tidak tinggal serumah. Jika rumah masih berstatus kontrak, usahakan ada nomer telepon fixed line yang sewaktu-waktu bisa dihubungi (akan penulis bahas kemudian). Ini adalah bagian dari guideline Bank Indonesia tentang "Know Your Customer" dan "Anti Money Laundering". Bukan apa-apa, banyak juga orang kaya hasil dari rejeki haram yang "mencuci" uangnya dengan cara-cara yang tidak benar, misalnya membeli emas, kredit rumah menggunakan nama pembantunya, dll (dibahas pada kesempatan lain).

Kelengkapan Dokumen

Selain KTP, dokumen yang biasanya diminta oleh sales kartu kredit adalah surat keterangan penghasilan atau slip gaji. Di dalam formulir pengajuan kepemilikan kartu kredit, terdapat pula informasi yang kita harus isi dengan lengkap seperti NPWP, nomer telepon rumah/kantor/keluarga tak serumah, alamat rumah dan kantor lengkap (harus sesuai dengan KTP), nomer rekening bank (bila mendaftar di bank tempat menabung), dan informasi kartu kredit yang sudah kita miliki (bila sudah punya). Jangan pernah memberikan informasi fiktif, karena orang bank pintar-pintar. :D

Lebih lengkapnya, saya ceritakan saja pengalaman membuat kartu kredit dari beberapa bank yang saya coba sejak tahun lalu.

Pengalaman membuat kartu kredit BCA

Pertama kali saya membuat kartu kredit BCA, saya tak punya rekening di BCA. Karena saya tak punya KTP Jakarta, akhirnya saya pun tidak berhasil membuat rekening di BCA. Jadi kesulitannya ganda. Saat saya tanya mengapa proses membuat rekening sedemikian sulit. "Soalnya jaman sekarang banyak penipu, Pak!" jawab teller bank BCA, tepat di depan muka saya. :D Namun dengan sedikit trik, akhirnya saya berhasil juga membuat rekening, dan langsung apply CC BCA sekalian. Dua hari kemudian, SMS dari BCA datang. "Terima kasih bla bla bla.. Namun mohon maaf, bla bla bla.. REJECTED". :-P

Pengalaman membuat kartu kredit BNI (1st attempt)

Saya langsung datang ke salah satu kantor cabang BNI. Dengan berstatus nasabah Taplus BISNIS yang saldo rata-rata di atas 10 juta perak, saya cukup pede aplikasi saya bakal di-approve. Nyatanya, melihat dandanan saya yang nyaris seperti gembel, Ibu kepala cabang memandang saya dengan tatapan hina, dan mengusir saya dengan "halus". Pekerjaan saya saat itu memang tidak sementereng karyawan swasta yang punya "ID Card" dan bekerja di "kantoran" (walau gaji sebenarnya tak seberapa). Ya sudah, saya anggap saya gagal bahkan sebelum mengisi formulir aplikasi kartu kredit. :D

Pengalaman membuat kartu kredit Mandiri

Kalau kata teman saya si Novan, "Elu apply CC kudunya jangan ngarep2 banget Bo. Makin ngarep, makin nggak dapet!" Waktu itu Bank Mandiri sedang ada promo free annual fee seumur hidup karena lagi ulang taon. Saya apply tanpa mengharap apa-apa, bersiap dengan kemungkinan direject lagi. Formulir dan dokumen saya isi seperti biasa. Selang 3 minggu kemudian, tiba-tiba tuh kartu kredit udah jadi aja. :D

Pengalaman membuat kartu kredit BNI (2nd attempt)

Ketika itu saya sedang mau ambil uang tunai di BNI Epicentrum Walk. Salah seorang sales CC menawari saya. Namanya Mas Rahmat. "Ogah, paling entar direject lagi Mas," saya jual mahal. "Wah, jangan gitu Pak. Hehe, Bapak kan pakai gold (maksudnya taplus bisnis --pen), pasti di-approve." Ah, ini dia! Akhirnya dia yang isikan formulir, fotokopi KTP, dan saya janji bakal kirim slip gaji via email keesokan harinya. Done. Tak sampai 2 minggu kemudian, saya ditelpon orang BNI kalau kartu saya sudah jadi. "Semudah itu, Mbak?" tanya saya nggak percaya. Bener apa kata si Novan. Hehe.

Kalau berpatokan pada "katanya" orang-orang, ini beberapa tips apply credit card.
  • Informasi yang jelas (KTP, alamat lengkap kantor, rumah, dll).
  • Jangan sampai tak ada yang mengangkat telpon saat pihak bank memverifikasi nomer fixed line Anda!
  • Sesuaikan penghasilan Anda dengan tipe kartu kredit. Kalau gaji pas-pasan sebaiknya apply silver (limit atau pagunya rendah) saja.
  • Salary ditransfer via transfer bank, jadi Anda tak perlu melakukan mark up pada surat penghasilan atau slip gaji.
  • Lama bekerja di tempat yang sekarang sebaiknya lebih dari setahun.
  • Jika Anda frustrasi dan tak kunjung di-approve, cobalah cara beberapa orang (termasuk freelancer yang tak berstatus karyawan, atau penghasilan tak tetap) yang membuat kartu kredit dengan jaminan. Dengan jaminan maksudnya, Anda diwajibkan mengendapkan dana yang sesuai dengan limit kartu kredit, katakan Rp 4 juta. Maka dana tersebut tak boleh diambil selama kartu kredit Anda aktif (namanya juga jaminan). Cara ini dulu bisa digunakan di BCA, tapi sekarang di Mandiri sepertinya juga bisa.
Selamat membuat kartu kredit, semoga berhasil. Jangan lupa, kalau sudah jadi, jangan maen asal gesek aja!!