Bisnis Frozen Food, Usaha Rumahan yang Menggiurkan

Bisnis frozen food adalah salah satu bisnis yang sedang marak dan trending. Ini adalah bisnis rumahan yang mudah dan relatif tidak bermodal besar. Kali ini kami akan bercerita tentang bisnis frozen food yang dijalankan istri saya, kira-kira sejak akhir November 2019 silam. Semoga dengan adanya tulisan ini, bisa menjadikan inspirasi untuk para pembaca dalam memulai bisnis frozen food di rumah. Jika teman-teman pembaca ingin bertanya, silakan memberi komentar di bagian akhir tulisan ini.

Bisnis Pakaian yang Jatuh Bangun


Semula, istri saya berjualan pakaian namun hanya sebagai reseller saja. Bisnis pakaian yang digeluti pun sudah terlampau lama, dan relatif stagnan. Ini menjadi evaluasi kami bersama. Menurut kami, banyak hal yang menjadi penyebab mengapa bisnis pakaian yang kami rintis ini mentok.

Pertama, sistem reseller yang kurang efektif. Flownya kira-kira begini. Agen di Depok (tempat kami mengambil pakaian) mengupdate stok pakaian harian. Namun stok ini sifatnya tidak selalu up to date. Jika ada transaksi dari reseller, maka kami harus menanyakan lagi apakah item yang hendak dipesan statusnya tersedia. Ini makan waktu dan sangat rentan dengan miskomunikasi. Apalagi stok bakal diperebutkan oleh reseller lain di bawah keagenan yang sama. Mata rantai yang terlalu panjang.

Bisa diakali dengan cara membeli dengan kuantitas besar, lalu disimpan di rumah. Tapi cara ini kan butuh modal yang banyak, apalagi harus punya pengalaman melihat tren pasar. Tidak setiap hari orang membeli baju. Mungkin ada momen-momen tertentu permintaan di pasar ramai, seperti bulan puasa mendekati lebaran seperti ini.

Kedua, kompetisi yang kurang sehat. Ada banyak reseller atau agen yang juga bermain di marketplace, sehingga harga reseller akan tertekan. Apalagi agen (sebagai sistem kapitalisme) bisa bermain stok. Sangat mudah bagi pemodal besar untuk menguasai pasar, sedangkan reseller di level akar rumput hanya mendapatkan remah-remah roti sisa di pinggir meja. Sempet berpikir untuk mendaftar menjadi agen dan menguasai pemasaran level domestik / propinsi. Tapi kembali lagi masalahnya di permodalan dan keluangan waktu.

Setelah mempertimbangkan banyak hal, kami yakin untuk pivot usaha. Sepertinya model bisnis reseller seperti ini akan punya jalan yang panjang. Dan memang issue di grup reseller (sampai tulisan ini dibuat, istri masih masuk dalam grup WA reseller) masih mirip-mirip. Sebagai pelengkap, istri saya juga pernah berjualan mainan anak dan mengalami sebuah modus penipuan. Semoga Anda juga tidak termasuk korban ya... 

Memulai Bisnis Frozen Food


Semua berawal dari masakan istri yang (menurut ane sebagai suami) enak (pake banget). Terutama risoles dengan isian rogout ayam. Dimulailah eksperimen istri dengan mencoba-coba resep dan dipadukan dengan improvisasi usaha ala kadarnya. Kami memulai dengan langkah awal yang sangat sederhana. Ketika sudah mulai percaya diri dengan produk hasil percobaan berkali-kali, akhirnya iklan di marketplace Facebook pun dibuat. Iklan hanya berkutat di marketplace Facebook dan status WhatsApp, jadi memang hanya untuk testing pasar semata-mata.

Alhamdulillah, order mulai datang walau belum banyak. Skema iklannya termasuk promo adalah sebagai berikut.
  • Gratis ongkos kirim untuk wilayah Cipondoh dan sekitarnya.
  • Diskon ongkos kirim sebesar Rp 5ribu untuk area selain itu.
  • Harga per pack isi 6 pcs adalah sebesar Rp 20ribu.
Sebagai gambaran saja, saat itu kami hanya memiliki alat yang seadanya. Alat-alat untuk membuat risol di masa-masa awal berbisnis (kurang lebih akhir bulan November 2019) adalah sebagai berikut.
  • Wajan teflon terbalik. Harganya kalau tidak salah Rp 120ribu. Belakangan, istri beli lagi item yang sama untuk mempercepat proses produksi di harga Rp 70ribuan saja. Digunakan untuk membuat kulit risoles. Proses membuat kulit ini (menurut istri) memang lumayan lama. Perlu percobaan puluhan / ratusan kali untuk mendapatkan tekstur, ketebalan, dan rasa yang diinginkan.
  • Pisau dan talenan untuk memotong isian berupa kentang dan wortel. Termasuk panci dan wajan untuk menggoreng.
  • Box plastik (microwave ready) dengan harga per box kurang lebih Rp 1.100 per pcs.
  • Freezer kulkas dengan kapasitas 12 pack per minggu.
Karena kapasitas lemari pendingin yang sangat terbatas, kami memutuskan untuk menutup PO bila memang order sudah kebanyakan, atau menawarkan ke calon pembeli untuk order di pekan depan atau hari yang berbeda. Jadwal iklan dibuat di hari Senin sampai Jumat siang. Setelah itu, proses produksi dimulai. Jumat dibuat, Sabtu diantar. Sabtu dibuat, Minggu diantar. Demikian terus setiap pekan. Satu hal yang berbeda sebagai bagian dari promosi bisnis frozen food ini adalah kami menawarkan versi goreng (matang) harga sama. Jadi saat saya antar, kondisi risol masih hangat.

risoles dapur azarine
Promosi Dapur Azarine versi awal berbisnis


Alhamdulillah respon market positif, walaupun dalam seminggu jumlah order turun naik. Prinsip kami, order 1 pack pun harus diterima sebagai rejeki. Diantar sambil berdzikir sepanjang jalan, apalagi pas hujan.

Lambat laun, kami menyadari bahwa skema di atas perlu ada perubahan. Yang kami sadari setelah awal mula berjualan seperti di atas adalah beberapa hal seperti berikut ini.
  • Area antar seharusnya bukan kecamatan tempat kami tinggal, tapi ditentukan dari jarak antar. Karena ada juga daerah antar yang masih masuk wilayah kecamatan, tapi posisinya lumayan jauh dan makan waktu.
  • Diskon ongkos kirim masih tetap, ditambah dengan tambahan "Free ongkos kirim untuk order minimal sekian pack".
  • Penambahan varian baru: martabak telur mini. Pada awal rilis produk ini, kami masih menggunakan kulit yang sama, tapi pada akhirnya menyerah juga dan menggunakan kulit martabak merek F*nna. Karakter kulit risol dan martabak memang berbeda.
  • Peniadaan promo "versi goreng / matang harga sama". Ini selain memakan waktu juga secara cost lumayan besar karena butuh minyak goreng, gas, dan lain-lain.
  • Penambahan lapisan plastik agar risoles tidak melekat saat dikeluarkan dari freezer.
  • Dan masih banyak perbaikan lainnya yang kami rasa perlu untuk pengembangan bisnis frozen food ini.
Di awal-awal bisnis frozen food ini, saya dan istri bukannya tak menemui halangan dan kegelisahan. Tentu banyak sekali suka duka saat berjualan, termasuk adanya komplain dari pembeli. Semua kami coba hadapi dengan sabar, sebagai salah satu syarat untuk tetap maju. Satu per satu, dengan tetap berdoa dan berharap pada Yang Maha Kuasa, masalah di bisnis frozen food bisa teratasi. Kami juga berterima kasih pada segenap keluarga dan orang-orang terdekat untuk dukungan dan bantuan doa.

Membeli Chest Freezer untuk Bisnis Frozen Food


Melihat geliat permintaan yang sudah tidak bisa diakomodir dengan hanya freezer kulkas isi 12 pack, saya dan istri mencoba peruntungan dengan memutuskan untuk membeli chest freezer atau yang lebih dikenal dengan freezer saja. Harganya waktu itu adalah Rp 2,2 juta dengan merek RSA dan kapasitas 220 liter.

Di titik ini kami sudah harus memikirkan metode beriklan yang lebih masif dengan mengharapkan lebih banyak pembeli. Pada awalnya sempat terpikir untuk membeli chest freezer dengan kapasitas yang lebih kecil. Namun melihat selisih harga yang tak jauh berbeda, dan proyeksi bisnis frozen food ini ke depan, kami mengambil resiko dengan membeli chest freezer yang lebih mahal.

chest freezer untuk bisnis frozen food
Chest Freezer buka bungkus


Saat ini, chest freezer kami isi bukan hanya dengan produk frozen food saja. Tapi juga bahan baku lain seperti daging dan kulit martabak telur. Kami menilai bahwa keputusan kami untuk membeli chest freezer adalah keputusan yang tepat.

Alhamdulillah, dengan kapasitas volume 220 liter, freezer bisa cukup menampung kira-kira 102 pack produk. Kami menggunakan box dengan ukuran 750 mL dan 1000 mL, tergantung jenis produknya (risoles atau martabak telur mini / beef curry pastel). Kami berusaha untuk tidak membuat terlalu banyak risoles sampai freezer penuh, karena selain sulit untuk dipindahkan, juga karena menyiasati jumlah order yang tak pasti setiap pekannya.

Salah satu hal yang kami takutkan ketika chest freezer sudah dipasang ada 2 hal: mati listrik (alhamdulillah selama ini jarang sekali terjadi), dan banjir. Untuk masalah pertama memang belum ada solusi yang pas. Namun untuk banjir, saya membuat alas dari kayu yang ada rodanya supaya jika terjadi banjir dan air masuk ke dalam rumah, minimal chest freezer masih tetap terus menyala. Gambar alas freezer dari kayu yang saya buat kira-kira seperti ini.


Tambahan biaya listrik kami per bulan kira-kira 150-200 ribu dengan adanya freezer. Perhitungan biaya listriknya adalah dengan mengalikan daya yang digunakan dikali 24 jam sehari dikali 30 hari sebulan.

Mulai Menggunakan FaceBook Ads untuk Promosi Bisnis


Perubahan masif lainnya yang kami lakukan sejak membeli chest freezer adalah menggunakan Facebook Ads untuk meningkatkan penjualan. Pada awalnya kami hanya menggunakan budget yang minim dengan alasan untuk belajar saja dulu. Kami memulai di awal bulan Februari (beberapa hari setelah chest freezer dibeli), dengan masa tayang iklan 3 hari dan batas maksimal biaya iklan adalah sebesar Rp 45ribu. Target kami dengan iklan ini adalah order sejumlah 6 pack.

Alhamdulillah dengan menggunakan FaceBook Ads order bertambah dengan lumayan signifikan. Ditambah istri bisa mencicil membuat produk per hari kira-kira 12-18 pack, walau tidak setiap hari. Kami selingi dengan istirahat, karena terus terang saya masih bekerja sebagai karyawan perusahaan swasta sehingga belum bisa membantu maksimal kecuali akhir pekan.

beef curry pastel
Varian produk terbaru, beef curry pastel

kulit risol untuk bisnis frozen food
Perbandingan kulit risol yang berhasil dan gagal

logo dapur azarine
Logo Dapur Azarine, dibuat sederhana dengan Canva

packaging produk frozen food
Packaging versi awal (mulai menggunakan kotak plastik food grade)

Packaging risol di awal bisnis (masih menggunakan mika karena diantar sendiri)

varian produk frozen food Dapur Azarine
Varian produk frozen food Dapur Azarine

Untuk saat ini, anggaran Facebook Ads untuk usaha ini sudah di titik Rp 130ribu (maksimal) per 7-8 hari. Tergolong minim sih namun alhamdulillah efeknya lumayan. Kami belum bermain di level Ads Manager karena selain butuh waktu untuk mempelajarinya, kami masih fokus di perbaikan mutu produk dan hal lainnya.

Kami juga membuat lokasi toko di Google Maps namun hingga saat ini kartu pos untuk verifikasi belum juga tiba. Alamat usaha kami bisa dicari di Google Maps dengan kata kunci "Dapur Azarine" atau kunjungi link berikut ini: https://goo.gl/maps/NeRv7SamfSyyQVvF8 

Saat ini format iklan / promosi adalah sebagai berikut: 
  • Area antar meluas menjadi Jadetabek (Bogor belum berani antar).
  • Minimum order 6 pack, maka gratis ongkos kirim dengan menggunakan layanan pengantaran Pa*el. Atau, diskon sebesar Rp 15ribu bila menggunakan layanan ojek delivery "same day".
  • Diskon ongkos kirim Rp 5ribu untuk area antar kurang dari 5 kilometer. 
Kami rasa format di atas lebih sederhana dan relatif fair. Mungkin akan berubah ketika keadaan pasar berubah.

Kendala Bisnis Frozen Food


Alhamdulillah untuk pembuatan produk dan lain-lain, walau butuh perjuangan ekstra keras (dari istri, ane sih nggak ngapa-ngapain), relatif lancar. Kendala yang kami rasakan adalah yang terkait dengan ketergantungan kami pada layanan antar, dan vendor penyedia bahan baku.

Untuk kendala di Layanan Antar, sudah beberapa kali paket gagal sampai ke alamat tujuan dengan alasan yang beraneka ragam. Pernah pula pelanggan kecewa karena ketika sampai, paket rusak. Sepertinya karena tertindih di freezer milik vendor. Pernah pula tiba-tiba dikontak oleh layanan antar karena ternyata alamat tujuan tidak termasuk dalam wilayah pengantaran. Padahal lokasi / pin point sudah masuk dalam sistem, dan paket sudah sampai di titik terjauh / hub. Akibatnya, kami harus menyusul paket di daerah Serang dan mengantarkan sendiri ke alamat tujuan.

Untuk vendor, kami sempat beberapa kali dikirimi bahan baku yang tidak sesuai dengan harapan. Kami rasa problem dengan pihak ketiga ini memang di semua jenis usaha, pasti ada saja. Karena memang tidak termasuk dalam hal-hal yang kita bisa perhitungkan. Ke depannya kami berharap semoga ada vendor atau alternatif penyedia jasa lain yang lebih baik.


Langkah Usaha Frozen Food selanjutnya


Ada banyak sekali langkah usaha ke depan namun kami pikir itu akan menjadi tulisan berbeda. Beberapa di antaranya adalah izin usaha, label produk yang terkesan lebih premium, variasi produk (dengan membeli alat lain semacam food processor), berjualan d marketplace berbeda seperti Toped atau Gr*bFood, memverifikasi Google Business, membuat landing page, hingga merekrut karyawan baru untuk membantu pengerjaan.

Banyak pula yang bertanya untuk menjadi reseller, namun karena masih banyaknya keterbatasan, kami belum berani untuk menjanjikan apapun. Hanya saja, untuk order dengan kuantitas yang besar, kami bisa memberikan diskon dengan presentase lebih besar.

Akhir kata, semoga tulisan yang acak-acakan ini bisa memberikan inspirasi untuk para pembaca sekalian untuk memulai usaha sejenis. Mohon maaf bila banyak kekurangan dalam penulisan artikel ini. Jika ada pertanyaan, silakan kirim melalui form komentar di bagian bawah.

A programmer living in Indonesia. More

5 komentar

Pengalaman bisnis dan usaha yang amat sangat berharga. Saran saya nanti ditambah lagi varian nya.

Terima kasih atas komentarnya. Saat ini sudah ada varian baru, pisang cokelat dan pastel beef curry. Beberapa produk frozen food lainnya sedang dalam eksperimen, istri beli food processor baru.

Pagi Pak, kalau untuk freezer, saran merek apa ya yang bagus dan murah? Kalau kapasitas 100 liter aja dulu gimana

thank you

@ Romiansyah

Saya beli merek RSA ukuran 220L, harganya kisaran 2,2 juta. Menurut saya dibanding yang 100-110L, lebih baik beli yang 200L sekalian Pak, karena harganya mirip. Alternatif lain mungkin GEA atau Sansio (agak mahal sepertinya).

Saya agak kurang paham kalau soal freezer, tapi yang RSA ini kami rasa lebih dari cukup.

Ide dan eksekusi usaha yang luar biasa. Semoga lancar dan barokah. Terima kasih.

Silakan berkomentar, insya Allah akan kami jawab. Terima kasih