5 Langkah Gampang Analisis Fundamental Saham

Pada kesempatan sebelumnya kita sebetulnya sudah langsung mempraktekkan ilmu dan pelajaran penting seputar saham dari Sekolah Pasar Modal, berikut bertransaksi saham dengan menggunakan DT Next G, aplikasi dari Bahana Securities. Tulisan ini akan memberikan summary dari langkah-langkah yang biasanya penulis lakukan dalam memberikan valuasi pada saham sebuah perusahaan atau emiten di pasar modal.

1. Memahami Definisi Analisis Fundamental

Analisis fundamental dalam saham adalah analisa saham dengan cara memperhatikan dengan seksama kinerja perusahaan, dengan tujuan mengetahui apakah harga saham perusahaan tersebut masih "wajar" di pasar modal atau market. Analisis dalam saham sebetulnya terbagi menjadi dua "mazhab" utama : analisis fundamental, dan analisis teknikal.

Analisis teknikal adalah metode analisa saham dengan memperhatikan pergerakan harga saham tersebut di market (pembacaan grafik, melihat tren, dan semacamnya). Untuk analisis teknikal, mungkin tidak menjadi perhatian utama penulis di blog ini karena penulis pribadi cenderung lebih mantap dengan mazhab fundamental.

Anda bisa membaca situs-situs yang berisi informasi lengkap mengenai analisis saham fundamental misalnya pada website teguhhidayat.com untuk menambah referensi. Penulis menyarankan juga untuk mengikuti salah satu seminar beliau, karena secara pribadi penulis pernah ikut pula di tahun 2013 saat baru pertama kali mengenal dunia investasi di pasar modal

(btw, ini bukan iklan dan saya tidak mendapat bayaran apa-apa ya, hehe).

2. Terbiasa dengan Operasi Matematika Sederhana

Operasi matematika sederhana yang penulis maksud adalah operasi penambahan, pengurangan, pengalian, pembagian, persen, dan sekitarnya. Jika Anda bisa membaca artikel ini, insya Allah penulis rasa maka langkah ini akan dengan mudah kita lewati bersama.

Namun jika Anda merasa bahwa Anda lemah dalam pelajaran berhitung, jangan khawatir pula karena djaman sekarang sudah ada yang namanya "program komputer".

Yang perlu Anda lakukan hanyalah input data berupa angka-angka ke dalam kolom yang telah disediakan, misalnya dengan menggunakan file Excel atau Spreadsheet.

3. Rajin melihat informasi resmi pasar modal di idx.co.id

Informasi tentang saham tentu berseliweran di jagat maya. Mulai dari situs yang penulisnya abal-abal, sampai sekadar celetukan orang di media sosial. Namun semuanya pasti kembali ke "kitab utama" para analis fundamental, ya situs PT Bursa Efek Indonesia ini. Kita pun tidak perlu membaca semua informasi juga, karena untuk analisis fundamental, menurut saya kita hanya perlu mengakses halaman yang berisi laporan keuangan dan tahunan di halaman ini : https://idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan/

Silakan download file-file dari perusahaan atau emiten yang Anda rasa menarik untuk dianalisa. Biasanya laporan keuangan (kita singkat saja LK) perusahaan akan diterbitkan 4 kali dalam setahun atau 3 bulan sekali, di bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Biasanya ya.. Karena untuk perusahaan-perusahaan tertentu biasanya juga terlambat jadi jangan dijadikan patokan juga.

Setelah didownload, file tersebut bisa kita baca mulai dari halaman pertama hingga terakhir. Itupun kalau Anda sudah pensiunan dan nggak punya kesibukan lain selain baca LK yang jumlah halamannya bisa ratusan. Jadi, untuk menghemat waktu, cukup baca summary-nya saja, yang biasanya di beberapa halaman paling depan.

Analisis Fundamental Saham ADRO
Contoh Laporan Keuangan ADRO di 1Q2018

Analisis Fundamental Saham ADRO 2

Analisis Fundamental Saham ADRO 3

Analisis Fundamental Saham ADRO 4

Analisis Fundamental Saham ADRO 5


Dari summary atau beberapa halaman di bagian depan, kita bisa lihat beberapa poin penting. Untuk metode analisis fundamental paling sederhana, kita perlu melihat neraca dan laba-rugi perusahaan. Yaitu pada poin-poin berikut ini :

A. Jumlah Aset

Terdiri dari Jumlah Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar. Jumlah Aset Lancar adalah jumlat aset yang bisa diuangkan / dicairkan dalam waktu relatif cepat. Sedangkah aset tidak lancar ya aset yang selain itu. Perusahaan yang bagus adalah yang aset lancarnya melebihi aset tidak lancarnya, karena itu artinya "cadangan duit" perusahaan banyak, dan bisa digunakan jika perusahaan tiba-tiba mau bangkrut, dll.

B. Liabilities atau Kewajiban

Gampangnya, ini adalah "hutang" perusahaan.

C. Saldo Laba / Retained Earnings

Saldo Laba didapat dari menjumlahkan appropriated retained earnings dan unappropriated retained earnings. Tapi kalau di LK-nya sudah disatukan, kita tinggal copas saja.

D. Jumlah Ekuitas / Total Equities

Kata lain dari total equities adalah modal bersih. Rumus sederhananya adalah total aset dikurangi total liabilities. Tapi biasanya sudah dicantumkan di LK sebagai "Ekuitas" saja.

E. Modal Saham / Share Capital

Cari pada laporan keuangan kata "Modal ditempatkan dan disetor penuh". Pada umumnya perusahaan menuliskan "modal dasar" saja. Cari modal saham yang paling baru (sesuai waktu keluarnya LK).

F. Penjualan Bersih / Net Sales

Net Sales ini adalah angka yang keluar dari total penjualan dikurangi dengan biaya-biaya yang terkait penjualan seperti diskon, returns, dan biaya semisalnya. Tidak perlu pusing karena field "Net Sales" biasanya sudah dicantumkan oleh pembuat LK-nya.

G. Laba Usaha / Operating Income

Laba usaha itu angka yang keluar dari laba dikurangi dengan biaya terkait operasional perusahaan seperti gaji karyawan, sewa alat, dll.

H. Laba Bersih / Net Income

Sedangkan Laba Bersih atau Net Income adalah laba usaha dikurangi dengan beban atau biaya non-operasional seperti pajak, bunga utang, dll. Jangan pusing-pusing, search aja di PDF-nya "Net Income" insya Allah ketemu.

I. Laba Bersih per Share / Earning per Share (EPS)

EPS atau Earning per Share adalah hasil dari Laba Bersih (net income di atas), dengan jumlah sahamnya.

Contoh sederhana, jika laba bersih = Rp 10 juta. Terus saham beredar 1000 lembar. Maka per lembar sahamnya akan kecipratan earning sebesar 10 juta dibagi 1000 lembar = Rp 10.000. Nah, tinggal masing-masing investor punya berapa lembar saham, dikaliin aja. Misal saya pegang 1 lot = 100 lembar, maka earning-nya = Rp 10.000 x 100 = Rp 1.000.000.

Lebih jauh tentang neraca / laporan laba-rugi, mungkin akan kita bahas lebih detail pada kesempatan berbeda.

4. Menghitung / Analisis Rasio-rasio Keuangan

Rasio-rasio pada laporan keuangan ini meliputi rasio pasar dan rasio-rasio lainnya. Khususon rasio keuangan, kita sudah pernah singgung sekilas di tulisan sebelumnya. Silakan baca lagi tentang pengalaman penulis di sekolah pasar modal. Sebetulnya agar lebih mudah, nilai dari masing-masing rasio keuangan kita bisa dapatkan dari analis sekuritas tempat kita memiliki RDN / broker (untuk penulis, dari Bahana Securities).

Insight berupa rekomendasi saham, baik yang ditulis dari analis fundamental atau teknikal, biasanya dikirim hampir setiap hari dalam format PDF. Jika Anda merasa tidak mendapatkan informasi tersebut, silakan kontak broker saham Anda. Jika mereka tidak memiliki itu, segera ganti broker saja, karena broker lain yang bagus masih banyak.

Oke, timbul pertanyaan, jika pegawai broker, analis sekuritas juga telah merilis analisis versi mereka, dilengkapi dengan "nilai-nilai yang sudah jadi", lalu untuk apa kita repot-repot untuk melakukan analisa dan membaca laporan keuangan perusahaan?

Alasan pertama, laporan dari broker pasti ada selisih waktu dengan laporan keuangan yang dirilis perusahaan. File PDF yang kita bisa download dari situs idx, itu berlaku sama untuk semua orang, tidak ada yang dapat melihatnya lebih dulu atau belakangan. Selisih waktu ini wajar, karena broker akan melakukan review pada (relatif) semua jenis saham dari berbagai sektor. Jumlahnya banyak sekali. Sedangkan kita (mungkin) hanya tertarik pada beberapa saham saja. Walau pegawainya broker itu banyak, mungkin mereka punya prioritas lain.

Nah, selisih waktu (berkisar antara hitungan hari sampai bahkan 1 bulan) tersebut valuasinya besar, karena pergerakan pasar sangat dinamis. Orang sudah duluan action, kita masih menunggu info dari broker atau software trading. Artinya, kita beli / jual di saat sahamnya sudah duluan naik / turun. Intinya kita rugi waktu.

Alasan kedua, dan menurut saya yang lebih penting, adalah informasi dari broker bersifat opsional, dan seringkali subjektif. Penting untuk kita ingat, bahwa rekomendasi saham itu sifatnya hanyalah sekadar rekomendasi. Saran sampingan dari rekan sesama penikmat kopi di warung. Bukan kitab suci yang harus diikuti sampai mati. Beberapa rekomendasi bahkan bersifat "menjebak", misalnya karena broker menjadi penjamin emisi perdana (IPO) salah satu saham. Ya tentu kan, broker juga pengen untung, masak dia nggak "jualan" juga.

Dari beberapa rasio keuangan yang menarik, kita bisa lihat beberapa saja.

EDR = Equity to Debt Ratio

Ini adalah rasio ekuitas terhadap kewajiban / hutang. Rumusnya mudah, yaitu ekuitas dibagi liabilities. Jika jumlah ekuitas lebih besar dari hutangnya, maka nilai EDR akan lebih dari 100 persen. Artinya perusahaannya kondisinya semakin baik.

EER = Earnings to Equity Ratio

Perbandingan saldo laba dengan ekuitasnya. Rumusnya : saldo laba dibagi equity. Karena saldo laba atau earnings itu selalu merupakan bagian dari equity, maka nilai EER ini pasti selalu di bawah 100%. Berhati-hati dengan perusahaan yang EER-nya minus karena itu berarti perusahaan merugi terus.

EAR = Equity to Asset Ratio

Rasio ekuitas terhadap asset. Mirip dengan EDR, nilai EAR membandingkan ekuitas dengan aset. Nilai yang besar berarti semakin baik perusahaannya.

Annualized ROA

Return on Asset atau rasio laba bersih dibanding aset. Ada istilah annualized yang artinya "disetahunkan", artinya jika laporan keuangan dibuat pertengahan tahun, maka nilainya harus dikali 2. Jadi dianggap setahun. Jika LK muncul di Q3, maka nilainya dikali 4/3. Semakin besar value ROA, maka semakin baik perusahaannya.

Annualized ROE

Perbandingan laba bersih dengan ekuitas. Jika nilainya naik 100 persen dibandingkan period setahun sebelumnya, maka kita bisa katakan bahwa perusahaan "sudah bisa balik modal dalam waktu setahun". Perusahaan seperti ini amat langka karena pada umumnya balik modal itu bisa 5 tahun. Jika angkanya kecil atau bahkan minus, maka berhati-hatilah karena berarti perusahaan merugi. Langsung blacklist dan jangan dibeli sahamnya.

Dari rasio-rasio di atas, kita bisa melakukan analisis secara umum, dan memberi penilaian apaka sebuah saham berharga wajar (mahal / murah / dll) dengan memperhatikan parameter-parameter lanjutan di bawah ini :

Market Capitalization

Market Cap atau valuasi perusahaan di pasar modal. Yaitu merupakan hasil kali dari harga sahamnya per lembar, dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. Angka ini juga bisa berarti, jika seseorang ingin mengakuisisi sebuah perusahaan 100%, maka ia harus menyediakan dana sejumlah market cap ini. 

Misal harga sahamnya Rp 1,000. Dan jumlah saham beredar 100 juta lembar. Maka kita harus menyediakan Rp 100 Milyar untuk mengakuisisi perusahaan.

Market Cap / Asset

Nilai dari market cap dibagi dengan aset ini merupakan angka yang menunjukkan seberapa "mahal" sebuah perusahaan di mata market. Angka yang tinggi biasanya membuat harga sahamnya sudah mahal. Kalau angkanya kurang dari 1x, wah ini dilema juga perusahaannya kok harga sahamnya "murah"? Jangan-jangan ada apa-apanya?

Annualized PER

Price to Earning Ratio yang sudah disetahunkan (ingat konsep "annualized" di atas). Rumusnya adalah harga saham dibagi EPS (earning per share) yang disetahunkan. 

PBV (Price to Book Value)

Di sini banyak "pakar" investasi berbeda pendapat tentang "Book Value". Tapi untuk kesederhanaan tulisan ini, kita anggap saja nilai PBV adalah nilai saham dibagi dengan nilai buku, atau market cap dibagi ekuitas. Rata-rata saham di Bursa Efek Indonesia memiliki PBV 2-3 kali (musim normal). Jadi nilai PBV yang tinggi mencerminkan bahwa sebuah saham ini tergolong mahal.

5. Pengambilan Keputusan (Sell, Buy, Hold)


Masih berkaitan dengan langkah nomor empat di atas, bahwa Andalah yang bertanggung jawab terhadap uang yang akan Anda investasikan. Mau itu rugi jutaan / milyaran, broker dan yang membuat rekomendasi saham tidak bisa dituntut.

Akhir kata... ANDA yang menjadi penarik picu senjatanya. ANDA yang mengetikkan di harga berapa saham perusahaan X akan Anda beli. ANDA yang memasukkan PIN saat memutuskan untuk Sell / Buy di software trading. ANDA sendiri pula yang menjadi penentu apakah investasi yang Anda lakukan itu akan menguntungkan atau tidak.

Jangan ada kesedihan menye-menye jika memang harga saham anjlok, dan tidak pula berbangga hati karena nilai investasi kita meningkat. Semua rejeki sudah digariskan, dan kita wajib berusaha.

Di tulisan berikutnya, kita akan coba implementasikan metode analisis fundamental pada saham yang menurut penulis layak dikoleksi atau menarik untuk dibahas. Nantikan saja ya..

Salam, dan selamat berinvestasi!

A programmer living in Indonesia. More

4 komentar

Pak bagaimana menurut Bapak tentang adro apakah masih layak beli karena industri batu bara saat ini sudah collapse. Selain adaro kan banyak juga kayak bumi resources yang juga nggak naek naek alias nyangkut.

@ Ridwan S

Kalau saya pribadi masih yakin di batu bara. Mungkin di kesempatan berbeda akan kita sama-sama bahas. ADRO simpen saja Bung..

Sya rasa akan sangat menarik bila bapak juga menyertakan analisis teknikal di blog ini, agar kita makin yakin bahwa analisis fundamental memang lebih baik..

@ Irma Kusmiati
Seperti yang telah saya sampaikan, saya kurang tertarik dan tidak punya ilmu apa-apa di analisis teknikal. Mungkin suatu saat nanti.. Terima kasih sudah berkomentar.

Silakan berkomentar, insya Allah akan kami jawab. Terima kasih