Bisa kita bayangkan, bila seseorang memiliki ratusan anak perusahaan yang semuanya harus diatur setiap hari, alangkah sibuknya orang tersebut! Di sinilah skill manajerial seseorang dapat teruji, apakah ia mampu untuk mendelegasikan tugas-tugas yang jumlahnya seabreg pada beberapa bawahan terpercaya? Jika beruntung, maka tiap proses bisnis perusahaan akan berjalan dengan benar. Tapi bila tidak, boleh jadi kerugian akan didera, atau malah kebangkrutan. Amit-amit jabang kenyot.
Kalau Anda pernah bermain games Farm Frenzy, skill manajerial Anda akan terasah sedikit. Permainan sejenis ini, menuntut kita menentukan prioritas task, demi meraih tujuan di level/stage tertentu. Ceritanya, Anda adalah seorang peternak hewan, di mana hasil ternak dapat diolah secara bertingkat, demi menghasilkan keuntungan yang berlipat ganda. Di setiap level, kita diberi modal berupa uang yang dapat dibelanjakan. Kita bisa memelihara ayam (termurah), domba, atau sapi (paling mahal). Ada pula "buildings" yang fungsinya mengolah hasil ternak yang masih mentah (berupa telur, bulu domba, atau susu sapi) menjadi produk yang nilainya lebih tinggi.
Untuk dapat menampung hasil ternak, kita diberi "warehouse" atau gudang sementara yang kapasitas awalnya terbatas. Ada pula kendaraan untuk mengangkut hasil olahan peternakan ke kota, yang kapasitasnya juga terbatas. Eits, kesulitannya tidak hanya itu. Masih ada beruang yang sewaktu-waktu dapat memangsa hewan ternak kita. Untuk menangkap beruang, kita harus sigap melakukan tap/klik pada beruang hingga tercipta kandang untuk beruang. Opsional, kita diberi kesempatan membeli anjing penjaga untuk membantu menangkap beruang.
Untuk membuat keadaan makin sulit, di setiap stage/level diberi batasan waktu jika kita ingin mendapatkan bintang. Semakin cepat memenuhi target (yang jenisnya beragam di tiap level), maka semakin mudah memperoleh bintang dan uang untuk menaikkan level gudang, atau kendaraan pengangkut hasil olahan ternak.
Pertanyaannya, seberapa tangguhkah kita dalam mengelola bisnis peternakan ini? Apakah kita juga bisa siap bila dihadapkan pada kondisi serupa di kehidupan nyata? Apakah kita siap bangkit lagi bila semua hewan ternak habis dimangsa beruang? Seberapa cepatkah perputaran uang dalam kas peternakan kita? Keputusan mana yang kita ambil, mengupgrade kendaraan pengangkut hasil olahan ternak ke kota supaya lebih cepat dan lebih muat banyak, atau membeli lebih banyak domba? Akankah kita bisa menyelesaikan setiap level dengan waktu terbaik? Akankah kita bisa menjadi manager kelas dunia dari game simulasi?
Belajar Manajemen Bisnis dari Game Simulasi
Masalah-masalah pada "simulation games" sebenarnya ingin dimiripkan dengan pengalaman bisnis/planning/manajemen di "real life". Farm Frenzy hanya contoh sederhana di antara sekian banyak permainan simulasi yang semakin lama semakin rumit (yang sedang coba penulis mainkan saat ini adalah SimCity 5, yang hingga saat ini belum berhasil dibeli karena lagi nabung). Dengan sumber daya yang terbatas, kita dituntut untuk menghasilkan profit yang paling besar, kualitas prima, dan tentu harus sesuai dengan tenggat waktu yang ditentukan. Semuanya memerlukan pikiran yang matang dalam mengambil keputusan, dan tak kalah penting intuisi bisnis yang tajam untuk melakukan prediksi.
Apa akibat dari manajemen bisnis yang kacau? Kesalahan dalam memperkirakan delivery time ke konsumen, akan berakibat kita kena maki-maki. Paling apes ya masuk penjara karena dianggap mengingkari kontrak atau perjanjian kerja. Manajemen bisnis yang kacau juga bisa dilihat dari pembagian tugas di SDM yang tidak terstruktur, atau tidak mem-breakdown task-task besar menjadi task-task yang lebih kecil yang lebih "doable". Contoh task besar adalah "pengerjaan baliho ukuran 3 kali 4 meter untuk Calon Bupati Haji Anu", seharusnya dipecah menjadi misalnya "mengurus perijinan ke kantor walikota", "pembelian bahan vinyl dengan spesifikasi X ke Bang Solih", atau "assign designer untuk membuat gambar kasar".
Dari task-task yang kecil tersebut, kita bisa menjadi lebih yakin dalam memperkirakan kapan sebuah task / proyek bisa diselesaikan. Tentunya dengan ditambah sekian persen dari waktu total, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Ingat, bahwa resource kita sungguh terbatas, dan waktu kita juga mepet. Tidak mungkin semua pegawai disuruh lembur bila deadline sudah dekat, karena kelelahan luar biasa akan berdampak pada produktivitas pada project-project selanjutnya.
Keahlian dalam mengatur proses bisnis yang besar, belajar manajemen bisnis, sesungguhnya bisa dipelajari dari bermain games-games simulasi seperti di atas, atau beli sebuah game yang rumit sekalian. Semoga berhasil.
Silakan berkomentar, insya Allah akan kami jawab. Terima kasih