8 Tips Membangun Relasi Bisnis

Di jaman sekarang ini, kalau nggak punya koneksi atau membangun relasi bisnis, kata orang mau usaha apa saja jadi susah. Jangankan hanya sekadar bisnis sampingan, yang menjadikan usaha atau bisnis sebagai lahan utama pekerjaan saja masih sering kebingungan. Tentu ini bisa disiasati dengan rajin-rajin mendapatkan kenalan, baik itu dari keluarga, teman, tetangga kanan-kiri (tidak pakai "oke"), atau bahkan dari komunitas di mana kita sering ngumpul. Yup, relasi bisnis dimulai dari mengakrabkan diri ke lebih banyak orang.

Membangun relasi bisnis dimulai dari mengakrabkan diri ke lebih banyak orang
Berikut tips saya dalam menjalin kenalan atau rekanan bisnis dengan siapa saja, bahkan termasuk petinggi-petinggi di pemerintahan.

jabat tangan

Jangan malu, takut, segan, antipati untuk berteman dengan siapa saja

Jaman sekarang kita nggak tahu kita ditakdirkan akan menjalin keeratan hubungan dengan siapa, jadi saat memiliki peluang untuk "melebur" ke dalam lingkungan yang agak asing, lakukan saja! Selalulah punya anggapan bahwa siapapun, walau berbeda keyakinan/agama/ras/dll, bisa saja menguntungkan di masa depan. Bukalah diri pada dunia yang lebih luas. Walau Anda benci dengan petugas pemerintahan, tapi nggak semua orang pemerintahan jahat kan?

Menjadi pribadi yang menyenangkan

Berusahalah ramah pada siapa saja, jangan pasang muka kusut dan preman, nanti orang kira kita ini preman betulan atau orang jahat. Di kereta, di perjalanan panjang, berusahalah mengenal orang yang duduk di sebelah kita. Misalnya dia pakai jas mahal, oh ini pasti orang tajir. Tapi kalau dia pakai baju biasa-biasa saja, oh mungkin PNS yang lagi dinas. Cari tahu, dan cari bahan pembicaraan.

Cukup 1 (satu) nomer handphone baru setiap minggu

Membangun relasi bisnis bisa dimulai dengan menambah jumlah phone book di hape Anda. Ini adalah aturan tak tertulis penulis. Setiap minggu, saya harus berhasil mendapatkan nomer kontak baru, untuk dimasukkan ke dalam phone book handphone. Oya, handphone kalau bisa yang agak kerenan dikit, jangan kayak orang susah untuk soal beginian. Pilih handphone yang kapasitas phone book besar, tangguh, dan kalau dikeluarin dari kantong nggak malu-maluin banget.

Berani malu!

Apa sih kemungkinan terburuk dari tanggapan orang yang baru Anda temui? Dilecehkan? Dimaki-maki karena sok akrab? Nggak mungkin seburuk itu, dan nggak mungkin bikin kita mati juga. Jadi, ikutilah pedoman agen asuransi dalam memikat nasabah baru : kalau saya nggak dapet nasabah baru, artinya saya nggak bisa makan besok!

Sering-sering ikut dalam seminar MLM

"Ih, MLM kan haram? Money game money game gitu kok malah dideketin?" Yang haram MLM-nya. Tapi seminar gratisnya nggak. Jadi kalau ada temen atau siapa saja yang mengajak Anda ikut MLM, iyakan saja! Toh gratis ini. Di seminar MLM Anda bisa belajar banyak hal. Misal cara berpenampilan, cara bicara, cerita unik, yang tentu nggak bakal bikin rugi. Tapi nanti kalau sudah diprospek lebih jauh, bilang aja "NGGAK TERTARIK!" sambil buang muka. Hehehehe.

Hapalkan 1 saja (ya, cukup 1 saja) HAL UNIK dari seseorang

Misal Anda tahu Tukang Ojek di depan gang ternyata anaknya jadi guru di Indonesia Mengajar. Sekali waktu, kalau ketemu, tanya saja "Gimana anaknya Pak, masih jadi guru di Lombok?". Atau, misal pak RT ternyata istrinya buka restoran gado-gado di Soekarno Hatta. Tanya saja "Yang bantuin Bu RT di kantin Bandara sehari-hari siapa Pak?". HAL UNIK ini bisa apa saja, dan harus bener-bener "berbeda" supaya mudah diingat. Ini menimbulkan kesan Anda perhatian banget sama tuh orang, sehingga hubungan bisa makin akrab.

The Power of "Mengapa"

Saat bercakap-cakap pada orang yang baru dikenal, misal di dalam pesawat, hindari pertanyaan seperti "Sudah berkeluarga, Pak?" atau "Tinggalnya di mana?". Pertanyaan ini selain sudah basi, agak rawan juga karena sensitif banget (misal tiba-tiba Anda ketemu orang yang ternyata umur udah 40 tapi nggak kawin-kawin). Daripada begitu, tanya saja "Kok keluarga nggak ikut Pak?" atau "Tumben ya, cewek kok ambil Teknik Mesin. Kenapa tertarik di situ?"

Nama. Nama. Nama.

Tidak ada kata yang lebih indah didengar seseorang, selain namanya sendiri. Karena itulah, di customer service bank manapun di dunia ini, nama Anda akan disebut minimal sebanyak 5 kali. Ya, benar. Minimal lima kali dalam sebuah percakapan!

"Selamat siang Pak Prabowo. Ada yang bisa saya bantu untuk Pak Prabowo? Oh.. Begitu ya Pak, baik.. Jadi Pak Prabowo ingin meminjam dana sebanyak Rp 5 milyar. Kalau boleh tahu, saat ini Pak Prabowo memiliki usaha apa saja ya Pak? Oh, usaha kerupuk udang? Bagus sekali itu Pak.. Tapi, mohon maaf ya Pak Prabowo, saat ini kami belum bisa memberikan pinjaman lagi, karena pinjaman Pak Prabowo senilai Rp 300 trilyun belum selesai masa pelunasannya. Ada lagi yang bisa saya bantu, Pak Prabowo?"

Sering-seringlah menyebut nama orang yang sedang jadi lawan bicara kita. Tatap matanya lekat-lekat. Jadilah pendengar yang baik.

Itu saja tips untuk memperbanyak kenalan, semoga bermanfaat.

A programmer living in Indonesia. More

4 komentar

Tapi "kok" dan "kenapa" juga bisa jadi bahan guyonan bo, tentu saja dilihat dulu orangnya.

O iya, jangan lupa ucapkan terima kasih sambil melihat mata orang yang kita beri ucapan. Dengan tulus, karena mata tak pernah bohong.

Terima kasih buat tambahan infonya Mas.. Terkait dengan mata, nanti saya tulis lagi artikel tentang hal tersebut. :)

nambahin. kalau sama cewek hati-hati, jangan sampai tergoda. kontak mata jangan sering-sering atau tidak sama sekali :D

tahu diri lah kita, dan proporsional saja.

[…] dapat dipungkiri lagi, rekan bisnis biasanya bermula dari teman dekat yang punya visi yang sama. Tentu saja dengan sifat/nilai yang […]

Silakan berkomentar, insya Allah akan kami jawab. Terima kasih