Pengalaman Bisnis Warnet (Bagian 1)

Berikut adalah pengalaman saya menjalankan bisnis warnet kecil-kecilan di depan rumah orang tua. Karena usaha warnet kini sudah banyak tergantikan dengan akses langganan internet yang masuk ke rumah-rumah, kemungkinan besar beberapa tips sudah tidak relevan lagi. Di kampung, bisnis warnet sebetulnya masih dibilang menjanjikan karena infrastruktur yang tak sebagus di kota besar.

bisnis warnet

Sebelum menjalankan bisnis warnet, sebaiknya kita memiliki keberanian untuk mencoba dan tak gentar akan kegagalan. Ini penting, karena sebenarnya bisnis warnet tak sesulit yang kita bayangkan. Sesuai apa yang Ibu saya bilang, "Kalau cuma bikin warnet, lulusan SMA pun bisa!" Saya pun sempat terinspirasi salah seorang di kampung yang dulu pernah buka usaha warnet, dan dinamakan Warnet Istiqomah. Koneksinya cuma pakai modem 56K dari TelkomNet Instan yang sejamnya 9000 perak. Istiqomah bener itu warnet pokoknya.

Nyali sudah kumpul, doa restu orang tua sudah, apa lagi yang dibutuhkan untuk memulai usaha warnet?

Modal

Ya. Memang tak semua modal berbentuk uang, tapi kalau untuk usaha warnet, duit memang penting juga. Tapi jangan khawatir, untuk di awal buka usaha dulu, komputer kami cuma ada 3. Apaan tuh warnet kok komputernya cuma 3?! Ya tapi itu kenyataan yang harus dihadapi. Pelan-pelan saja, sembari mencari pelanggan, sisihkan uang untuk menambah jumlah komputer. Total modal yang harus disiapkan kira-kira 50 juta rupiah saja. Uang ini dipakai untuk membeli PC, perangkat jaringan, renovasi tempat, dan izin usaha dari pemerintah setempat (berbeda-beda untuk masing-masing daerah, tapi biasanya kalau usaha kecil nggak akan dipersulit). Rincian detailnya untuk belanja warnet misalnya :

PC dengan spesifikasi standar @ Rp 3.000.000 dikali 5 unit = Rp 15.000.000
Peralatan jaringan berupa kabel LAN, RJ-45, router, Rp 1.000.000 (jangan yang mahal-mahal, modem bakal dikasih gratis dari internet provider)
Meja kursi untuk pelanggan dan operator Rp 4.000.000
Software (bila perlu) @ Rp 1.500.000 x 5 = Rp 7.500.000
Pasang internet di awal periode Rp 800.000
Pasang listrik Rp 2.000.000

Sepertinya untuk start awal, modal di atas tak sampai Rp 50juta. Karena saya ambil tempat di samping garasi, jadi biaya untuk tempat kita anggap saja pakai sisanya. Perjalanan kita masih panjang. Sisihkan dulu sisanya.

Pengetahuan Dasar Komputer yang Diperlukan

Pengetahuan dasar tentang komputer mutlak diperlukan, minimal ada teknisi jaringan dan ngerti hardware dikit. Yang saya amati, warnet-warnet yang sukses dan ramai adalah warnet yang operatornya bisa diandalkan. Artinya bukan hanya sekadar terima uang sewa, tetapi juga memuaskan pelayanannya.

Contoh beberapa skill operator warnet yang wajib dimiliki :
  1. Mengoperasikan komputer.
  2. Bikin email. Termasuk bikinin account Facebook.
  3. Edit foto (buat yang narsis)
  4. Cetak gambar atau dokumen dengan printer.
  5. Troubleshooting, alias bisa jawab pertanyaan orang awam seperti "Kok error nih Bang?"
  6. Jujur, gemar senyum dan memberi keramahan.

Memilih Lokasi Warnet

Gampang-gampang susah, karena kebutuhan ini bukan seperti minuman dingin yang orang kalau butuh di tengah jalan bisa mampir di warung. Yang saya lihat, lokasi warnet nggak harus di tepi jalan. Lokasi warnet bisa dibilang bagus bila dekat dengan sumber-sumber keramaian seperti tempat kursus, sekolah, kampus / universitas, kantor pemerintahan, komplek yang ramai. Lokasi kami pun masuk ke dalam gang, tidak ada papan nama, dan nggak wow-wow banget. Slogan warnet kami adalah "Warnet Muhajirin Dotnet, laboratorium samping garasi". Sekali orang tahu warnet Anda bagus, orang nggak peduli lokasinya lagi. Pasti disamperin, tenang saja.

Kalau semua sudah, berarti tinggal buka lapak. Nantikan tulisan tentang usaha warnet kami di bagian selanjutnya.

Tulisan ini berlanjut ke Pengalaman Bisnis Warnet Bagian 2

A programmer living in Indonesia. More

10 komentar

Ditunggu bagian keduanya Pak. Salam kenal semoga sukses

Salam kenal juga Bu Risma,

Semoga bisa segera published untuk bagian selanjutnya.

[…] sekampung nggak ada yang buka warnet satupun, mungkin sebagian besar orang berpikir itu adalah peluang usaha. Tapi, bisa jadi justru […]

[…] tulisan sebelumnya : Pengalaman Bisnis Warnet (Bagian 1). Persiapan awal seperti lokasi, modal, dan (yang terpenting) nyali sudah tersedia, maka selanjutnya […]

Alhamdulilah nemu blog ini, makin terinspirasi aja nih.
Tks.

Alhamdulillah, salam kenal Bung Dedi. Semoga bisa menjadi penyambung silaturahmi.

Apakah bapak punya format proposal untuk usaha warnet dengan bajey 10 juta dan 5 komputer?

Kalau budget Rp 10 juta sepertinya agak sulit Bung jika menginginkan 5 PC. Apakah ini termasuk sewa tempat dll? Saran saya jika memang budget terbatas, gunakan jumlah PC yang lebih sedikit / seadanya, sambil nanti melihat market dan mengumpulkan cash.

Semoga usaha Bung lancar dan mendapat keberkahan. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.

untuk sekarang ini memulai bisnis warnet mungkin sangat2 berat ya saingannya game hp android lho

@ warnetgea

Saya sependapat. Tapi rame / tidaknya mungkin tergantung banyak hal juga, bisa jadi di tempat yang susah akses internet / paket data, warnet masih bisa berjaya.

Silakan berkomentar, insya Allah akan kami jawab. Terima kasih