Pengaruh BI Rate terhadap Bisnis

Apa itu BI Rate? Dan seberapa besar pengaruhnya bagi perbankan? Apa pula pengaruh BI Rate bagi bisnis kita? Yang bagus BI Rate itu naik atau turun? Apa hubungannya BI Rate, inflasi, dan gain/profit dalam instrumen investasi kita? Tulisan ini mencoba menjawab dengan sesederhana mungkin, sesuai dengan pengetahuan penulis yang terbatas saja. Tentu banyak tulisan lain yang bisa lebih menjelaskan apa itu BI Rate.

Secara sederhana, BI Rate adalah tingkat suku bunga yang dijadikan acuan untuk bunga pinjaman (pengusaha yang berhutang) ataupun bunga simpanan (tabungan, deposito, dll) pada bank dan lembaga keuangan seluruh Indonesia.

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik
Biasanya BI Rate disebut dalam persen, per tahun. Saat ini, sedang seru-serunya berita kenaikan BI Rate menjadi 7,25% per tahun. Biasanya (namun tak selalu), BI Rate dinaikkan guna menurunkan tingkat inflasi. Bisa begitu, gimana ceritanya, Gan?


BI Rate adalah tingkat suku bunga dari BI, sedang inflasi naik bila uang yang beredar di masyarakat terlampau besar. Jika BI Rate dinaikkan, harapannya adalah semakin banyak orang yang akan tergiur untuk "mengendapkan" uangnya di Bank, soalnya bunganya makin besar (makin menguntungkan). Karena duit orang-orang sudah mengendap di Bank, makanya jumlah uang yang beredar di masyarakat akan semakin sedikit, sehingga inflasi turun. Harapannya sih demikian..

Pengaruh BI Rate terhadap Dunia Usaha

Namun, di sisi lain, bagi pengusaha dan peminjam atawa orang yang berhutang dari bank, maka kenaikan BI Rate ini mungkin akan mempersulit bisnis, dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Karena apa? Pertama, suku bunga kalau kita ngutang ke bank jadi lebih besar. Makin susah ngebayarnya kalau bunga jadi tinggi kan? Kedua, daripada ngeri kena kredit macet dari pengusaha yang berhutang ke bank, bank akan ramai-ramai "menyetor" dana ke BI dalam bentuk SBI, dan mendapat bunga 7,25% per tahun.

Daripada guwa pinjemin ke pengusaha, entar doski kagak bisa bayar, mending ditaruh dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI) aja, kan dijamin pemerintah jadi nggak mungkin modal guwa nggak balik. Mungkin itu kata bankir.

Pengaruh BI Rate terhadap Instrumen Investasi

Lalu, apa akibatnya bagi instrumen investasi kita, di stocks misalnya? Secara jangka pendek, kenaikan BI Rate mungkin akan menyebabkan IHSG agak lesu. Ingat bahwa tujuan dinaikkannya BI Rate biasanya karena inflasi tinggi. Seiring dengan langkah BI ini, biasanya BI juga mengeluarkan berbagai macam produk yang tujuannya menyedot sebanyak-banyaknya cash dari masyarakat. Kalau para investor lebih memilih mengalihkan duit mereka ke sukuk dari bank Indonesia, maka boleh jadi ini yang membuat IHSG akan lesu sementara.

Disebut sementara, karena produk seperti sukuk dibuat bukan dengan tujuan supaya orang memperoleh gain. Iya mungkin ada gain, tapi jumlahnya hanya sekadar mengalahkan nilai inflasi. Sukuk seperti ini hanya seperti emas, tujuannya melindungi dana dari penurunan nilai uang. Nanti kalau sudah normal lagi, biasanya BI Rate akan diturunkan lagi, dan IHSG akan semakin bergairah lagi.

A programmer living in Indonesia. More

7 komentar

Secara jangka pendek, kenaikan BI Rate mungkin akan menyebabkan IHSG agak lesu.
saat ini, malah justru IHSG jadi bergairah lho mas setelah ada kenaikan BI rate. mungkin jangka pendek aja, terkait penundaan tapering oleh the FED.
klo kata analis keuangannya kontan, sekarang better pegang fresh money drpd di intrumen sepeti saham, reksadana, ataupun obligasi.

Lebih mending pegang fresh money? Buat apa, Nai? Saya sih mending di-judi-in di stocks aja. :))

klo kata saya yang analis keuangan abal2, skrg mlh waktunya beli RD saham ato saham beneran mumpung grafiknya baru naik setelah dr bulan kmrn merosot mulu....
tpi klo kata mereka yg konon pakar itu, fresh moneynya dipegang dulu sembaru menunggu kestabilan pasar baru ntr menentukan mo ditanamkan kmn....

Aku juga kurang setuju kalau dengan ide nabung cash banyak2. Uang adalah instrumen yg paling gampang merosot. Kalau bingung2, beli emas aja 5 gram. Kalo nggak naik, setidaknya nggak turun..

Aneh juga kalau lihat orang tabungannya banyak. Yg keren kudunya kalo portfolio banyak (nggak tahu banyak untungnya apa banyak ruginya... :))

portofolio banyak malah gawe bingung juga mengukur efektifitas dan kinerjanyaa.. mending banyakin kertas folionya, trus buka usaha fotokopi #eh

Maksudnya banyakin nilainya :D Kalo macemnya, stocks aku pegang maksimal 5. Reksadana nggak pegang, soalnya maen RD jantung kurang empot2an, nggak ada adrenalinnya...

Dipengaruhi usia dan aset biasanya mas.

Heheheh

Semakin tua, dan dewasa makin ga agresif. Lebih suka liburan daripada empot2an, jadi diserahkan ke MI ajah. Kitanya liburan.

Atau semakin banyak duit, kawatir risiko, biasanya di spread, buat empot2an 20% buat aman 80%
Itu makanya sukuk tetep laku mas

Silakan berkomentar, insya Allah akan kami jawab. Terima kasih