Nasihat untuk Muslim Pendukung Ahok

Bismillah

Assalaamu'alaykum warohmatullah wabarokaatuh.

Allah, Dia yang Maha Memberi nikmat. Allah, Dia Dzat yang tiada dua, apatah lagi tiga. Allah, segala puji hanya bagi-Nya. Persaksikanlah, bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dan Muhammad bin Abdullah itu adalah benar utusan Allah.

Saya, Prabowo Murti, mengajak saudara-saudaraku seiman seislam, dari hati yang lemah ini, melalui website yang sederhana ini, untuk terus memurnikan tauhid. Mari, menggantungkan harapan hanya pada Allah.
quran


Saudara-saudaraku seiman seislam..

Saya yakin, dari lubuk hati terdalam saudara, masih tersimpan rasa bangga sebagai seorang muslim, rasa cinta pada agama ini. Ketahuilah, tak ada faedah yang bisa saudara petik, dari membela kubu sebelah, baik di dunia, maupun di akhirat kelak. Yang Allah telah Gariskan akan terjadi. Bergabunglah bersama kami, saudaraku.. Bergabunglah bersama saudaramu ini, saudara yang sebenar-benarnya saudara.

Saudara-saudaraku seiman seislam..

Tulisan ini adalah bentuk paling maksimal yang saya bisa, dalam mengajak saudara-saudaraku kembali ke fitrah, merapatkan barisan persaudaraan kita. Ingatlah bahwa seorang 'Umar, yang pernah ingin membunuh Rasul, kini terbaring di samping makam beliau. Ingatlah bahwa seorang Khalid bin Walid, yang pernah berperang melawan agama Allah, pada akhirnya menjadi pedang-Nya. Berhijrahlah saudaraku, karena hijrah adalah keniscayaan, sejauh apapun kita telah menyimpang.

Saudara-saudaraku seiman seislam..

Sungguh, tulisan ini hadir karena kesedihan kami, mesti bersilangan, dan berpisah dengan saudara-saudara semuanya. Semoga Allah yang Maha Menguasai hati, senantiasa memberikan kita hidayah untuk tetap berada di jalan-Nya, Mempertemukan kita di dunia setelah dunia. Izinkan saya mengutip DR 'Aidh Al Qarni, dalam salah satu buku beliau.
Kita bukanlah penduduk asli bumi, asal kita adalah surga. Tempat di mana Adam tinggal pertama kali. Kita tinggal di sini hanya untuk sementara, mengikuti ujian, lalu segera kembali.

Maka, berusahalah semampumu untuk mengejar kafilah orang-orang sholeh yang akan kembali ke tanah air yang sangat luas, di akhirat. Jangan sia-siakan waktumu di planet kecil ini.

Perpisahan bukan karena perjalan yang jauh, atau karena ditinggal yang tercinta. Bahkan, kematian pun bukanlah perpisahan, sebab kita akan bertemu lagi di akhirat.

Perpisahan adalah ketika satu di antara kita masuk surga, sedang yang lainnya di neraka.

Semoga Allah menjadikan kita semua penghuni surga-Nya.

Ini hanya sekadar nasihat dari seorang muslim kepada sesama muslim. Semoga Allah, Mengampuni khilaf dan kekurangan saya, Memberikan ganjaran terbaik atas segala ikhtiar dan keikhlasan perjuangan ini. Aamiin ya Rabb.

Wassalaamu'alaykum warohmatullah wabarokatuh.

Universalitas Ekonomi Syariah

Bismillah

Pertama-tama saya selaku penulis mohon maaf bila lebih dari 10 bulan blog ini tidak ada pembaruan. Selama 10 bulan terakhir pula saya berpikir keras, bahwa beberapa tulisan sudah kadaluarsa, dan tidak relevan lagi, dilihat dari segi masa terbitnya, maupun dari referensi yang dipakai. Saya berpikir, mungkin inilah saatnya untuk melanjutkan proses hijrah yang berjalan lambat, kalau tak mau dibilang berhenti. Saya sedang memikirkan gagasan besar terkait solusi menjadi orang yang sejahtera (baca: kaya) menurut Islam. Tentulah karena agama ini adalah agama yang sempurna, di setiap permasalahan selalu ada solusinya dari Quran. Tidak dengan riba, tidak dengan sistem yang populer saat ini.

masjid sultan singapura

Tulisan ini merupakan tulisan daur ulang saya di tahun 2008, atau sudah sekitar 8 tahun lalu. Semoga bermanfaat.

"Bolehkah saya bertanya," seorang Bapak pembicara memulai percakapan sebuah seminar di salah satu perguruan tinggi negeri. "Berapa banyak dari saudara mahasiswa / mahasiswi di sini yang telah memiliki tabungan di bank syariah?"

Hanya ada 4 orang yang mengangkat tangan. Tentu ini sebuah angka statistik yang memilukan, bahwa orang Islam sendiri kurang turut punya andil dalam mempopulerkan sistem yang sesuai Quran. Para pembicara adalah petinggi di bank syariah, dan ada 1 orang Bapak yang berasal dari Bank Indonesia. Perkembangan sistem ekonomi sudah dimulai sejak jaman dahulu, sejak jaman belum ditemukannya tulisan, sehingga tak ada dokumentasi. Pada masa awal, sistem yang terkenal adalah sistem feodalisme, di mana segala sesuatunya berpusat pada Raja, kira-kira sampai abad ke-6.

Selanjutnya, sistem yang ada tak jauh-jauh bentuknya dari yang ada sekarang : kapitalisme, sosialis, dan pada tahun 1940, sistem ekonomi Islam mulai bergerak. Ketika itu Islam sedang dalam puncak kejayaan. Sistem ekonomi Islam pada saat itu merupakan jawaban atas ketidakteraturan sistem ekonomi yang sudah ada sebelumnya.

Negara yang bermula menginisiasi sistem ekonomi syariah atau sistem ekonomi islam adalah Malaysia dan Pakistan. Salah seorang deputi Bank Indonesia mengatakan,
Jika saja 5% dari total aset yang ada di negeri ini dikelolah oleh dan bagi ummat (artinya dikelola menurut ekonomi syariah), dibutuhkan minimal 1400 tenaga kerja baru di Indonesia

Sungguh keadaan yang potensial bagi negeri ini. Ragam wujud dari ekonomi syariah pun ada banyak. Mulai dari obligasi / sukuk syariah, reksadana syariah, permodalan nasional madani, kumpulan saham yang jelas kehalalannya (misalnya yang tergabung dalam Islamic Dow Jones Index atau Jakarta Islamic Index), dan yang paling populer adalah tabungan syariah.

Kita masih ingat pada tahun 1998, perekonomian negeri luluh lantak. Ada sebagian besar bank yang terkesan kuat, ternyata kena likuidasi. Coba tebak, sektor apa yang masih kuat bertahan terpaan? Bank Syariah. Di sinilah Allah sedang hendak Menunjukkan bahwa sistem-Nya sungguh sempurna. Mengapa bisa terjadi, bank konvensional yang memiliki sistem riba/bunga, justru merugi?

Saya diperkenalkan dengan istilah Loan Deposit Ratio atau LDR. Angka LDR menunjukkan perbandingan antara besar uang yang dipinjam oleh debitur dengan yang yang ditabung oleh nasabah. Data menunjukkan, pada bank syariah, angka LDR berkisar 106%. Anda tidak salah baca, seratus enam persen. Sedangkan pada bank konvensional, angka LDR berkisar 69,2%. Ini menunjukkan bahwa pada bank konvensional, uang tidak berputar, melainkan mendekam lama di bank. Ketika ekonomi sedang sulit, maka peluang usaha semakin kecil. Ketika peluang bisnis kecil maka orang enggan berbisnis, dan enggan punya hutang ke bank (karena bunga tinggi). Secara sederhana, bank merugi dan akhirnya mati.

Di bank syariah, situasinya berbeda, karena bank syariah menganut konsep bagi hasil. Bank syariah sudah memperkirakan bahwa bisnis tidak melulu untung. Ada untung, ada rugi, dan ada pula balik modal (break even point). Di bank syariah, kemungkinan pengusaha merugi jauh lebih kecil, karena bank tidak asal dalam memberikan pinjaman. Contohnya, calon peminjam dilihat neraca dan laporan keuangannya secara detail. Apakah peminjam berkepribadian baik pada tetangganya? Apa jenis usaha calon peminjam? Mungkinkah bank syariah memberi pinjaman pada usaha miras, peternakan babi, atau usaha kelab malam?

Sebagian ulama membolehkan ummat islam untuk menabung di bank konvensional dengan alasan kedaruratan. Namun jika kita tinggal di kota besar, banyak sekali kantor cabang bank syariah yang bertebaran. Rasanya sudah bukan menjadi alasan untuk tidak punya rekening di bank syariah.

Mari berhijrah.