Orang Islam Dilarang Miskin (1)

Mengapa orang Islam dilarang miskin? Karena harta itu hanya ada dua. Kalau tidak dihabiskan di jalan Allah, ya pasti habis dalam jalan kebatilan. Sudah banyak cerita tentang orang-orang dengan harta yang melimpah, tapi karena menghabiskannya di jalan yang sia-sia, jadinya tidak barokah. Saya juga heran mengapa banyak sekali orang-orang Islam yang miskinnya bukan sekadar miskin, tapi miskin yang menyerap hingga ke tulang. Miskin semiskin-miskinnya. Ini kan keterlaluan? Bukankah kita ini ummat terbaik yang diturunkan di tengah-tengah manusia?

orang islam berhaji
Mengapa kita, orang Islam, dilarang miskin?

Supaya tidak susah dua kali

Pertama karena hidupnya sendiri susah, yang kedua karena menyusahkan orang lain. Setidaknya keluarga, atau teman terdekat. Bayangkan kalau orang hidupnya serba kekurangan. Yang duluan diminta pinjeman duit pasti kalau nggak orang tua, ya sodara-sodaranya.

Supaya tidak dizolimi orang kafir

Siapa yang memegang kendali keuangan dunia? Orang kafir. Siapa orang yang pertama kali mendarat di bulan? Orang kafir. Siapa yang menguasai industri obat-obatan, ilmu pengetahuan, teknologi terbaru, alat dan senjata perang, pengolahan sumber daya alam? Lagi-lagi bukan orang Islam. Berapa kali kita dihina, dianggap rendahan, tidak dihargai, hanya karena kita miskin?

Karena zakat dan haji butuh uang

Mengucap dua kalimat syahadat, sholat, dan puasa, nyaris nggak ngeluarin modal. Tapi zakat dan haji perlu uang. Bayangkan saja, 2 dari 5 rukun Islam, butuh modal. Zakat fitri (walau hanya sekadar beras 3 kg) dan zakat mal (2,5% dari harta) butuh uang. Apalagi haji, minimal biayanya saat ini saja harus sedia $4000. Kalau dirupiahkan sekitar Rp 48 juta. Itu belum termasuk kebutuhan hidup di tanah suci dan bayar dam. Kalau 50 juta aja lewat. Itu per orang, kalau mau berdua sama istri berarti mesti sedia Rp 100 juta. Sekarang tabungan kita berapa?

Berkurban butuh uang

Harga kambing saat ini berkisar 1,7 juta hingga 2,5 juta. Kalau sapi dibagi tujuh ya kisaran segitu juga. Kalau gonta-ganti hape, makan di mall, nonton di bioskop tiap minggu saja bisa, masak kurban setahun sekali nggak kuat? Seumur hidup mau makan daging dari pemberian orang terus?

Jihad butuh uang

Jadi orang kaya itu enak sekali. Misalnya punya helikopter 10 unit. Ada bencana di mana bisa langsung kirim bantuan. Banyak sekali masjid separuh jadi, karpetnya bau karena nggak pernah diganti, plus tempat wudhunya udah kayak WC terminal, itu semua karena orang Islam miskin-miskin nggak ada yang mampu nyumbang. Masya Allah, teman saya pernah cerita di kampungnya kalau ada orang meninggal minimal butuh 750ribu untuk bayar kafan, peti mati, gali lobang kuburan, dsb. Bahkan sampai mati kita masih harus keluar uang.

Palestina itu kalah perang bukan karena kalah doa dan tenaga, tapi kalah modal. Jadi selama orang Islam nggak ada yang tajir-tajir ya selamanya kita tertindas. Bandingkan jihad kita saat ini dibanding jihad jaman Rasulullah. Untanya istimewa, mahal pula harganya. Pedangnya, baju besinya, ibarat kata semuanya barang "bermerek". Emangnya enak jihad modal bambu runcing doang?

Sebagai indikator kebahagiaan

Indikator kebahagiaan dunia itu ada 4 : istri sholehah, rumah yang luas, kendaraan yang baik, dan rejeki yang halal. Tiga dari empat syarat itu semuanya butuh duit. Rumah, boro-boro mau beli secara kontan, bayar DP-nya yang hanya 20% saja kita jungkir balik. Kendaraan, mungkin kita perlu beli mobil, plus supirnya sekalian. KRL atau angkot itu mengapa pelayanannya seperti melayani binatang? Karena harganya murah. Mengapa harganya murah? Karena kalau dinaikkan pasti kita ini nggak mampu bayar, karena kita miskin. Jadi pelayanan kepada masyarakat miskin ya sesuai dengan harganya yang murah. Rejeki yang halal, tentu yang menjadi dambaan kita semua, dan kita berusaha untuk menjauhi sumber rejeki yang haram.

A programmer living in Indonesia. More

1 komentar so far

[…] tulisan pertama, Orang Islam Dilarang Miskin, kita sudah belajar alasan mengapa orang Islam itu tidak boleh miskin. Ruang lingkup “orang […]

Silakan berkomentar, insya Allah akan kami jawab. Terima kasih