Pengusaha Harus Punya "Biji"

Dalam bahasa Inggris ada istilah "balls" yang arti sebenarnya memang skrotum alias "biji". Biji di sini tentu hanya dimiliki lelaki, sehingga kalau kita dikatain "You've got no balls" artinya kita tidak gentle, nggak punya nyali. Ciut.


Sebagai seorang pengusaha, penting punya nyali, daripada punya skill bisnis yang mumpuni. Karena menurut saya..
Pengambilan keputusan yang cepat, jauh lebih penting daripada mengambil keputusan yang benar tapi kelamaan
Contoh saja teman saya si Indra yang murni jadi pengusaha, ketika meminjam uang untuk usaha besar pertamanya, sebuah hotspot center. Tak tanggung-tanggung, dana pinjamannya mencapai puluhan juta rupiah. Jika mau dipikir dengan akal manusia yang waras, tentu jumlah tersebut sangat-sangat besar untuk ukuran seorang mahasiswa. Tapi, bermimpi besar, dan start action, itulah yang menjadi pembeda.

Nyali Besar dan Wanita Cantik

Tak heran, bila kebanyakan wanita yang menjadi istri pengusaha biasanya cantik-cantik. Menurut penelitian, percaya diri menjadi salah satu karakter yang digemari perempuan. Pengusaha semuanya pede-pede, walau kadang skill sales tak seberapa, yang pasti mereka berani. Berani ini modelnya macam-macam, termasuk berani mengambil resiko, berani berhutang, berani membangun relasi dengan siapapun, dan berani memulai sesuatu yang tak terpikirkan oleh kebanyakan orang. Pengusaha harus punya keberanian.

Tak jarang, dari keberanian tersebut, lahir keputusan atau inovasi yang mendunia. Prinsipnya sederhana saja, kalau belum ada yang coba sebelumnya, berarti bisa booming booming sekalian, atau bangkrut-bangkrut sekalian. Tidak ada di tengah-tengah.

Keberanian dan Kegagalan

Keberanian itu biasanya juga berbentuk keberanian untuk gagal. Gagal dalam artian kita jatuh tapi masih ada safety net, gagal yang masih bisa diperhitungkan. Kalau pengamannya saja jebol, ya itu sudah menjadi resiko. Berani bangkrut, sampai-sampai berakhir dengan hutang yang besar. Masih untung kalau cuma rugi modal nggak balik, bisa jadi bangkrut itu sampai minus berminus-minus.

Saya pernah membaca sebuah artikel di Tempo tentang seorang pengusaha ayam yang bangkrut sebangkrut-bangkrutnya hingga punya hutang hingga 300 juta rupiah. Namun dengan integritas yang tinggi, akhirnya pengusaha tersebut berhasil membalikkan keadaan dan menjadi salah satu pengusaha yang menerima penghargaan dari sebuah bank nasional.

Yang membuat ia selalu yakin adalah Ayahnya selalu memberikan support. Saat ia jarang pulang karena takut dikejar-kejar tukang tagih, Ayahnya mulai meyakinkannya untuk bangkit, membayar hutang-hutangnya, rupiah demi rupiah, hingga lunas.

Salah satu fase yang dilalui pengusaha sebelum benar-benar sukses biasanya adalah nilai asetnya akan fluktuatif. Di suatu waktu bisa makan enak sampe buncit, di kali yang lain dia benar-benar harus menahan lapar atau pake lauk cuma ikan asin. Pas ada duit bisa hidup enak, pas nggak ada duit bener-bener nggak ada duit. Pagi untung, malem miringin kopiah, semacam orang yang sedang berjudi. Ini normal, dan bisa kita lihat dari pergerakan nilai kekayaan para hartawan yang sering dimuat di Forbes.

A programmer living in Indonesia. More

2 komentar

Asep Rizal vinandito Agustus 26, 2013 10:14 PM

gan saya mau bisnis.. udah mateeeeeeeeeeeeng banget, udah beraniiiiiiiiii banget tapi ada kendala modal, padahal penhasilan saya lumayan, bisa 5jt per bulan, tapi perusahaan saya gaji dan bonus hanya lewat rekening dan tanpa slip gaji. pas saya minta slip gaji keatasan demi atasan berjenjang jawabnya, 'ga bisa pak saya aja udah puluhan taun kerja disini ga pernah tau namanya slip gaji' ada masukan??? monggo.......

Hi Asep. Apa di rekening arus kasnya bagus? Misal, saldo banyak, transferan sering keluar masuk

Silakan berkomentar, insya Allah akan kami jawab. Terima kasih