Apa Syarat Penting Berangkat Haji?

Jika pertanyaan ini mau dijawab dengan jujur, sebenarnya jawaban dari pertanyaan syarat penting berangkat haji hanya : sudah punya uang. Sedangkan alasan-alasan lain hanyalah excuse alias alasan-alasan yang kita buat-buat sendiri. Terkait dengan keadaan "sudah punya uang" ini menyiratkan bahwa agama Islam menyuruh kita untuk jadi orang kaya. Atau setidaknya jangan jadi orang yang gembel-gembel banget, sampe-sampe selama masa produktif dari umur 25 hingga 45 tahun, masak iya tabungan 20 tahun nggak bisa sampe buat biaya haji yang berkisar $4000 saja?
berangkat haji
Penulis masih ingat salah satu pesan dari teman penulis, Aldo, yang di umur belia (kurang lebih 21 tahun, saat masih kuliah) sudah bisa berangkat haji. "Bo, salah satu hikmah dari berhaji adalah minimal sekali dalam seumur hidup, kita pernah ke luar negeri. Melihat luasnya dunia". Daripada jalan-jalan ke Singapore, Hongkong, atau mana saja hanya sekadar shopping-shopping tas branded (yang sebenernya bisa didapat dari eBay atau situs online lain dengan harga murah), lebih baik jalan-jalan ke luar negerinya ditukar dengan "jalan-jalan" ke Arab Saudi.

Naik Haji Modal Rp 500ribu

Kalau kata Ustad Yusuf Mansur, sebenernya hanya perlu gopek ceng alias Rp 500rebu, untuk naik haji. Ya benar, cukup dengan Rp 500ribu saja, kita sudah bisa berhaji. Caranya? Bawa duit gopek ceng ke Bank Syariah, terus bilang mau buka rekening haji. Ya cukup kan? Cukup apa? Cukup untuk membuktikan azzam atau niat kita, bahwa kita benar-benar ingin menunaikan panggilan ilahi. Nanti bila kita punya rejeki lebih, baru mulai menyisihkan 50ribu, 100ribu, atau 1juta ke rekening haji yang sudah kita buat.

Ibadah haji ini termasuk ibadah fisik, jadi semakin kita tua, semakin besar pula kemungkinan kita bakal pulang tinggal nama, alias mokat di tanah suci. Bayangkan saja kalau kita baru berangkat haji di usia di atas 60 tahun. Mengelilingi Ka'bah sekali saja sudah ngos-ngosan. Belum sa'i, belum lempar jumroh. Belum nanti di sana pasti cuacanya beda dengan di tanah air. Hidung meler sudah pasti, badan bisa remuk redam kalau stamina tak kuat. Apalagi nanti kita bersinggungan badan dengan jamaah Afrika, orangnya kasar-kasar. Disenggol sedikit kita bisa jatuh, desak-desakan.

Simulasi Biaya Haji

Mari kita simulasikan, orang yang sama-sama punya uang Rp 25juta. Pak Amir langsung menggunakan mendaftar haji, lalu menabung lagi sekitar 10 tahun sambil menunggu masa berangkat. Sedang Pak Badu, tetap menyimpan Rp 25juta tersebut dalam bentuk RDN atau reksana dana paling optimis (dengan maksud sewaktu-waktu dananya bisa diambil), sambil terus menunggu. Keduanya menabung Rp 1 juta per tahun hingga 10 tahun, dan mendapatkan return 20% (paling optimis) per tahun.

Dari simulasi tersebut kita bisa lihat, memang di akhir tahun ke-10, uang yang dimiliki Pak Badu jauh melebihi Pak Amir. Namun kita mesti ingat bahwa setelah 10 tahun, keadaan sudah tak sama lagi. Pak Badu mungkin punya uang yang lebih banyak, tapi ia tidak bisa langsung berangkat haji. Ia harus menunggu minimal selama 15 tahun (tidak mungkin masa antrinya masih 10 tahun), dan initial cost untuk bayar "DP" haji mungkin sudah bukan Rp 25juta. Setelah tambahan yang 12 tahun itu, dengan mengasumsikan peningkatan biaya haji per tahun sebesar 4% dan penurunan nilai tukar rupiah sebesar 0.5% per tahun, maka hitung saja sendiri berapa yang harus dikeluarkan Pak Badu setelah harus menunggu sekian puluh tahun.

Sedangkan Pak Amir, maksud saya Haji Amir, boleh jadi tak sekaya Pak Badu. Tapi ia telah menginvestasikan waktu, sesuatu yang tak akan bisa kembali. Selagi Pak Badu masih menunggu giliran untuk berangkat haji, kualitas hidup Haji Amir sudah meroket jauh. Dulunya seneng pasang togel, sekarang udah nggak. Sholat selalu tepat waktu, ngaji lancar, nggak pernah ngomongin orang lagi, dsb. Udah Haji men, malu kalo masih maksiat dan cabul.

Jadi, kapan kita ke bank?

SimCity 5 : Game Untuk Melatih Skill Manajerial

Beberapa hari lalu penulis baru saja membeli game besutan Electronic Arts : SimCity 5 yang dibanderol di harga IDR 59,99 atau sekitar Rp 670ribu dengan kurs rupiah saat ini saat penulis beli. Dari mulai Sim City 3000 (saat penulis masih SMA), penulis sudah mulai menikmati game simulasi seperti ini. Tentu saat itu dengan kemampuan PC yang ala kadarnya sahaja, dengan kualitas grafik yang cenderung hanya kotak-kotak.

Oya, tentu dulu penulis pun masih menggunakan versi bajakannya, mulai dari Windows 98 hingga gamesnya (dulu masih diusung oleh Maxis, seingat penulis belum merger dengan EA).

Sim City 5 Deluxe Edition

Yang berbeda dan menarik dari Sim City 5 dibandingkan dengan Sim City versi sebelumnya adalah engine gamenya. Dikabarkan, engine di Sim City 5 (yang namanya GlassBox) memberikan efek "realita" yang lebih baik. Semua penjelasan mengenai game engine GlassBox dapat dilihat langsung di blog / situs Sim City. Sebagai contoh, saat ini kita tidak usah manual membuat saluran air, listrik, dll, karena semua area yang tercover oleh jalan raya, maka otomatis juga tercover oleh air dan listrik (bila resource mencukupi tentu saja).

Perbedaan versi Deluxe dan Biasa

Yang penulis beli adalah versi Deluxe alias versi yang lebih mahal sekitar $20. Versi Deluxe memiliki kelebihan fitur seperti Heroes (penting bagi penulis, karena penulis akan membuat kota di mana tidak ada polisi. We don't need cops, we need heroes) dan Villains, serta beberapa tambahan set kota yang mirip dengan kota-kota besar dunia (di Eropa pada umumnya). Tentu Anda harus sudah memiliki kartu kredit untuk bisa membeli game ini dari Origin (semacam "marketplace" game-game milik EA).

Dulu harga Sim City 5 saat pertama kali diluncurkan adalah $79,99. Namun mungkin karena banyak yang protes dengan berbagai macam kekurangan game ini (seperti server yang sering down, data hilang, dsb), maka harganya sudah turun alias diskon $20. Versi Deluxe Edition tidak memilik PC Physical jadi kita harus mendownload game tersebut setelah melakukan pemesanan. Besarnya kira-kira 5GB.

Game Simulasi dan Skill Manajerial

Yang menarik adalah game model simulasi seperti ini sebenarnya mengajarkan kita untuk menjadi manager yang handal. Game simulasi mengajarkan kita agar punya skill manajerial yang oke. Cara kita mengarahkan kota (entah menjadi kota industri, perdagangan, elektronik, pengolah sumber daya alam, pariwisata, dll) lebih kurang menggambarkan cara kita mengatur hal-hal serupa lain, contohnya perusahaan. Ini mirip dengan membawa arah perusahaan, dan menghasilkan kebahagiaan bagi sebanyak mungkin orang, sekaligus profit (terbukti dengan cash / keuangan kota yang selalu positif).

Belum lagi bila terdapat berbagai macam offer di sepanjang permainan dari kota-kota di sekeliling kota kita. Misalnya, apakah kita ingin menerima order besar (berguna bagi pemasukan kota) dari sebuah pabrik pengolah sampah nuklir, dengan resiko akan terjadi kebocoran dan membuat polusi? Belum lagi protes di depan kantor Bupati,eh walikota yang sepanjang hari selalu ada. Mana yang harus kita pilih, menaikkan tarif pajak atau tetap bertahan dengan pemasukan dari tax namun kita punya bond (hutang) dengan bunga mencekik?

Bisa dilihat, semua pengambilan keputusan dalam game akan berpengaruh bukan saja dengan kemampuan "ngegame", tapi lebih kepada kemampuan untuk mengatasi real-world problem, karena di dalam game ini pun kita bisa berkolaborasi dengan gamer lain dari seluruh dunia. Menyenangkan, bukan? Sejujurnya, selain alasan tersebut, alasan paling masuk akal mengapa orang harus membeli SimCity 5 adalah untuk melatih diri menjadi walikota atau bupati beneran, sebelum nyalon!

Dengan memberikan game ini kepada para calon Bupati beserta timnya, bakal kelihatan siapa yang sebenarnya bisa mengatasi masalah kemacetan, kemiskinan, pendidikan, kriminalitas, keuangan kota, polusi, tata ruang, keterbatasan sumber daya alam, ketersediaan air bersih, dan sebagainya. Menurut saya, tidak perlu ada debat segala rupa yang menghabiskan waktu dan uang (dan perhatian kita jadi tidak fokus pada hal-hal yang penting).

Jika Anda juga pemain SimCity 5, jangan lupa tambahkan saya sebagai teman di Origin dengan nickname saya : sangprabo. Semoga kita bisa menjadi pemimpin yang hebat di masa depan dengan berlatih melalui game simulasi ini.

Enaknya Jadi Bos

Yang namanya bos, juragan, mandor pabrik, pasti punya bawahan yang bisa dipercaya. Jadi boleh dibilang, menjadi boss adalah pekerjaan paling gampang sedunia akhirat. Lapar? Minta masakin. Pergi-pergi? Panggil supir. Ngatur duit? Sewa akuntan. Bermasalah di pengadilan? Tenang, ada pengacara. Semua urusan yang remeh-remeh, semua sudah ada yang menangani.
boss with laptop

Delegasi

Kemampuan seorang bos yang penting adalah mampu mendelegasikan semua task pada orang yang tepat. Bos tidak perlu tahu cara membuat laporan keuangan yang mantap. Ia hanya tahu kalau akuntan-akuntannya adalah orang terbaik di bidangnya. Bos juga tidak perlu paham betul setiap detail pekerjaan pegawai. Pegawai hanya tahu semua pekerjaan yang diserahkan padanya harus selesai tepat waktu, terima gaji di akhir bulan, dan selebihnya adalah bukan urusan pegawai. Itu enaknya jadi Bos.

Tidak enaknya jadi bos

Selain enaknya, ada juga tidak enaknya jadi bos. Mungkin lebih banyak tidak enaknya. Ingat bahwa besarnya salary menunjukkan besarnya tanggung jawab dan beban kerja. Besarnya salary bukan ditunjukkan dari working hours atau siapa yang lebih berkeringat. Salah ambil keputusan penting adalah hal yang harus ditanggung bos. Amat sangat tidak adil bila pegawai rendahan pula yang harus menanggung semua resiko akibat pekerjaan dengan gaji tak seberapa. Juru gali pipa air misalnya, hanya bertanggung jawab terhadap beban setara nilai gajinya, yang tak sampai satu setengah kali UMR.

Apa akibatnya kalau si juru pipa air salah gali lubang, misalnya tak sengaja paculnya mengenai salah satu jaringan fiber optic nasional, yang berujung pada kerugian bermilyar-milyar? Tentu ini bukan kerugian yang harus dibayar si juru gali pipa. Gajinya menunjukkan ruang lingkup tanggung jawab yang tak sampai bermilyar-milyar. Mandor pabriknya atau managernya lah yang harus bertanggung jawab, paling maksimal masuk penjara.

Jika sebuah project telat dari jadwal atau estimasi yang semula direncanakan, maka yang bertanggung jawab juga bukan pegawai rendahan. Kesalahan sepenuhnya dilimpahkan pada tukang suruh-suruh, entah itu manager, mandor atau bos. Jika memang harus lembur, maka yang seharusnya lembur sebenarnya adalah manager, bukan bawahan. Itu adalah hukuman dari ketidakberesan manajemen dalam mendelegasikan setiap detail pekerjaan. Jika Anda berpikir bahwa menjadi boss atau tukang suruh-suruh itu mudah, silakan berpikir ulang.

Ini belum termasuk soal kesejahteraan pegawai, dan beberapa hal di luar pekerjaan. Misalnya saja pegawai tiba-tiba sakit, mengalami kecelakaan, atau mendadak harus cuti karena keluarganya ada yang meninggal. Atau mungkin terdapat hal-hal di luar perkiraan seperti cuaca yang tak bersahabat, musibah, dan bencana alam. Semua itu menjadi tanggungan bos, bukan menjadi beban dari pegawai yang bersangkutan saja. Jadi pekerjaan bos lebih ke "mikir yang berat-berat" dibandingin "melakukan hal-hal yang sulit".

Bagi-bagi Hosting Gratis 100MB

Penulis berpikir kalau judul artikel ini sedikit bombastis. Tapi nggak papa deh, demi marketing yang oke.

server web hosting

Ceritanya saya akan bagi-bagi hosting gratis dengan kapasitas maksimal 100MB dari shared hosting saya di Hawkhost. Saat ini saya menggunakan paket Super dengan space 24GB, namun insya Allah saya akan downgrade ke paket kelas gembel dengan space 3GB. Jadi, kesempatannya benar-benar terbatas.

Apa yang akan Anda dapatkan?

  1. Space hingga 100 MB (by request, bisa kurang dari itu misalnya untuk memberikan kesempatan pada orang lain yang lebih membutuhkan).
  2. Sebuah username di muhajirin.net untuk akses via FTP.
  3. Sebuah MySQL database dengan 1 username.
  4. Jika belum memiliki domain, bisa menggunakan subdomain saya misalnya dengan alamat muhammad.muhajirin.net

Syaratnya simple saja

  1. Jujur dan bersih : tidak ada file ilegal di dalam hosting, termasuk namun tidak terbatas pada image, video, mp3, games, film, ebook, dll.
  2. Menghormati pemilik hosting yang lain dengan tidak menghabiskan resource sendirian.
Perlu diingat : saya berhak menghapus account Anda kapan saja bila saya (tentu secara subjektif) menilai Anda tidak pantas mendapatkan fasilitas gratis ini.

Sebagai imbal balik dari layanan gratis ini, saya tidak berharap apa-apa. Doain aja rejeki saya lancar. Udah gitu doang.

Untuk yang berminat, silakan isi kolom komentar di bawah ini atau langsung kontak saya via email prabowo.murti di gmail dot com.

Terima kasih.

Jangan Takut Punya Hutang

Memang sih, hutang itu kata orang adalah hal yang bikin malu di siang hari, dan menjadi beban di malam hari. Siang malam kerasa sekali tidak enaknya. Kalau mau pulang ke rumah takut ditagih, kalau mau tidur kepikiran terus. Penulis sendiri pernah terlibat hutang yang luar biasa besar, namun Alhamdulillah saat ini hutang-hutang terdahulu sudah lunas, tinggal hutang yang baru saja yang belum lunas, soalnya jauh lebih besar daripada hutang-hutang yang dulu.

floating money

Berhutang dalam dunia usaha adalah hal biasa. Justru karena dunia usaha adalah dunia yang serba tidak pasti, makanya kita berhutang. Kalau mau pasti-pasti saja, ya jadi karyawan saja. Insya Allah tetep bisa hidup istiqomah, alias istiqomah jadi gembel. Ada kalanya kita juga HARUS berhutang, karena tidak ada pilihan lain. Kalau tidak memulai menyicil kendaraan pengantar, maka barang produksi kita tidak akan bisa tembus luar kota, misalnya.

Yang perlu kita tanyakan pada diri sendiri adalah apakah kita punya peluang besar untuk bisa membayar di kemudian hari? Jika tidak, mending jangan berani-berani berhutang, nanti salah-salah bisa disidang dan masuk penjara.

Macam-macam alasan orang berhutang

Kepingin barang, tapi belum punya uang

Biasanya karena barang yang diinginkan sedang masa diskon, atau benar-benar diperlukan saat ini, tapi dananya baru tersedia katakanlah setahun atau 2 tahun lagi.

Kebutuhan hidup mendesak, atau kena musibah

Tiba-tiba anak jatuh sakit, atau masuk RS tapi nggak ada asuransi (karena berprinsip asuransi tidak penting). Atau tiba-tiba rumah kebanjiran, kebakaran, dll. Namanya musibah kita tidak tahu datangnya kapan.

Hendak berbisnis yang prospeknya cerah

Jika yakin bisa mendapat untung dalam waktu dekat, mungkin meminjam modal bisa jadi solusi tepat. Ingat time value of money.

Investasi aset yang keuntungannya akan mengalahkan bunga pinjaman

Kalau bunga pinjaman jauh lebih besar daripada profit, itu sih namanya ngasih makan orang bank. Mending jangan pinjam dulu.

Punya dosa

Sehingga diberi cobaan berupa keadaan payah berhutang. Bisa jadi karena durhaka sama kedua orang tua, atau kita punya manajemen hidup nggak bener, suka berzina, maen cewek, atau berjudi baik judi togel atau judi bola.

Siapa yang bisa dihutangin?

Keluarga

Menurut penulis, keluarga adalah "aset" yang paling penting kalau Anda hendak memulai usaha. Dari keluarga biasanya bukan hanya dukungan dana yang pasti nggak pake bunga / riba, tapi juga dukungan semangat dengan apa yang kita lakukan.

Teman dekat

Penulis pernah mendapat cerita dari seorang teman mengenai "perkumpulan" yang mirip arisan, tapi nggak pake kocok. Intinya mereka berdelapan punya "tabungan bersama". Masing-masing orang terserah saja punya duit berapa, cemplungin di situ. Nanti kalau ada yang benar-benar butuh, bakal ambil saja dari tabungan tadi. Tanpa bunga, tanpa ribet. Hanya bermodal asas saling percaya.

Rekan bisnis

Tidak dapat dipungkiri lagi, rekan bisnis biasanya bermula dari teman dekat yang punya visi yang sama. Tentu saja dengan sifat/nilai yang positif seperti jujur, senang bekerja keras, dan tidak tamak dengan dunia.

Bank

Sekepepet-kepepetnya, kita pun bisa pinjam ke "sumber duit" yang tak mungkin habis. Dengan resiko berurusan dengan riba dan birokrasi.

Rentenir

Nah ini yang harus kita hindari jauh-jauh. Tak peduli apa pun judulnya : rentenir, lintah darat, kedok koperasi simpan pinjam, tetap saja mereka hanya berupaya memutar uang tanpa adanya nilai tambah buat "nasabah"-nya, selain untuk mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya dari si penghutang.

Apa sebab orang tidak bisa bayar hutang?

Salah niat : meminjam untuk barang konsumtif

Gara-gara lihat tetangga ganti mobil baru, eh kepengen juga ganti padahal mobil sekarang masih bagus. Cuma sekadar pengen dikatain orang tajir se-RT. Cuma sekadar pengen ngejar gengsi. Ngutang deh...

Salah tata kelola keuangan : mengira hutang adalah aset

Ini biasanya yang terjebak hutang kartu kredit. Merasa kartu kredit banyak, dan bayarnya bisa belakangan, gesek sana gesek sini sampe tagihan membengkak. Salah kaprah karena mengira limit kartu kredit adalah aset.

Nasib

Tidak bisa dielak lagi, kadang perhitungan kita memang salah. Bisnis tidak bisa selancar rencana, dan akibatnya kita mesti gulung tikar. Tidak apa-apa. Salah satu ciri pengusaha handal adalah asetnya bergerak SANGAT fluktuatif, dalam arti di satu waktu bener-bener bisa tajir banget, tapi di lain waktu hutang jauh lebih besar daripada aset.

Tabiat manusia yang emang demen berhutang tapi nggak suka bayar

Model begini yang sebaiknya jangan dijadikan teman dekat. Pinjam sana sini tak lupa diembel-embeli janji manis akan dibayar cepat. Bilangnya mau buat sekolah anak, biaya pengobatan, bayar kontrakan, nggak tahunya dipake buat ganti handphone. Duh.

Konsekuensi tidak bisa membayar hutang

Hidup tidak tenang

Kalau malam jadi insomnia karena kepikiran gimana caranya bayar hutang. Paginya pas bangun tidur hal pertama yang dipikir pasti "Hari ini gimana caranya mengelak dari tukang tagih?" Hahaha.

Keluarga diteror

Bisa jadi karena sudah terlalu akut itu hutang tak terbayar-bayar. Semua perabot rumah, surat tanah, BPKB motor, sudah ludes des des untuk bayar hutang, tapi belum cukup-cukup juga. Akhirnya keluarga terdekat juga ikut kena tagih.

Berurusan dengan penjara

Nanti urusannya jadi perdata, dan siap-siap terima surat cinta dari pengadilan. Eh, tapi setahu saya Ustad Yusuf Mansur juga pernah masuk bui karena punya hutang 1 milyar. Kata beliau kira-kira begini, "Justru di penjara lebih adem. Sholat pasti tepat waktu, banyak kesempatan buat Dhuha, dzikir, baca qur'an, sholat malam, yang nggak akan kita bisa tunaikan kalau kita terus mengejar dunia".

Dianggap sebagai orang yang susah dipercaya

Misalnya karena hutang sudah terlampau besar, maka dari itu kita agak susah mendapat pinjaman dari orang yang sama. Lebih parah, orang yang kita hutangin ini biasanya bilang-bilang ke orang lain kalau kita ini orang yang susah bayar. Akhirnya makin susah dapet pinjaman terus.

Mungkin lain kali saya akan tulis cara membayar hutang, kalau keadaannya sudah semakin sulit.

Apa Itu Elastisitas Permintaan?

Elastisitas permintaan menunjukkan hubungan antara perbedaan harga dengan banyaknya permintaan. Semakin murah harganya, biasanya permintaannya akan semakin naik. Demikian juga sebaliknya, kalau harganya naik maka permintaannya biasanya turun.

cash register

Sebuah barang dikatakan elastis bila persentase perubahan (entah naik atau turun) permintaannya lebih besar dibanding persentase perubahan harganya. Dengan kata lain, "harga turun dikit aja, yang ngantri udah kayak konser Slank, alias rame bangat.."
Elastisitas Permintaan adalah tingkat kepekaan perubahan jumlah permintaan ketika harga barang berubah
Contoh, harga handphone Samsung Galaxy S4 katakanlah Rp 7.000.000. Jika harganya diturunkan menjadi Rp 6.000.000 saja, maka akan terjadi kenaikan permintaan hingga 10%. Karena penurunan harganya = Rp 1.000.000 / Rp 7.000.000 * 100% = 14,29%, maka kita bisa katakan bahwa handphone tersebut inelastis karena harganya sudah diturunkan 14,29%, tapi kenaikan permintaannya cuma 10%.


Elastisitas permintaan biasanya terkait dengan jenis barangnya. Barang yang cenderung "akan terus diburu orang berapapun harganya", biasanya bersifat inelastis. Dengan kata lain, nggak ngaruh mau mahal mau murah, permintaannya tetep segitu-segitu juga. Contoh saja obat, infus, atau produk kesehatan lainnya. Memang, kalau orang tidak mau disuntik, masih bisa ke dukun. Tapi di dukun juga pasti nggak sembuh-sembuh amat.

Elastisitas permintaan juga terkait dengan adanya barang substitusi atau pengganti atau saingan lain (lapak dengan model bisnis yang sama). Kalau alternatifnya masih banyak, bisanya pengurangan harga juga tidak terlalu berpengaruh pada jumlah permintaan, karena orang bisa beralih ke produk lain yang sejenis. Contoh saja sabun, atau mi instan. Sabun merek A naek harga, bukan berarti orang jadi tidak mandi. Tapi mungkin beralih ke sabun merek B yang lebih murah atau harganya tidak naik.

Elastisitas Permintaan dan Strategi Perusahaan 

Elastisitas permintaan juga terkait dengan strategi perusahaan untuk menentukan harga yang benar-benar PAS agar market bisa menerimanya. Contoh saja kopi luwak yang variannya saat ini semakin banyak (versi instannya). Untuk mengalahkan kompetitor yang brand-nya sudah terlanjur terkenal duluan, kopi luwak dengan merek baru biasanya akan bersaing merebut potongan kue yang kecil dengan cara memperkenalkan harga yang lebih murah.

Contoh lain lagi, misal saat kita mau jual tanah, tapi nggak tahu mau dijual berapa. Harga pasar saat ini berapa? Ada bangunan apa di dekat tanah kita yang akan menaikkan "land value"? Kantor Bupati kah? Jalan tol kah? Taman safari kah? Kalau kita benar-benar tidak tahu harga pasaran saat ini, tetapkan saja sebuah harga yang selangit. Nanti untuk sementara waktu kita lihat kuantitas permintaannya. Kalau banyak yang dateng ke rumah nanyain tuh tanah, itu berarti harganya KEMURAHAN. Gampang kan?

Sebuah survey dibuat untuk mengetahui mana di antara dua aksi marketing berikut yang memberikan DAMPAK lebih baik (meningkatkan permintaan pasar). Catatan: total dana yang dikucurkan untuk dua opsi adalah sama besar.

OPSI A : menurunkan harga per item sebesar 10%
OPSI B : harga tetap, namun setiap pembelian item akan berbonus (berwujud piring, mainan, apapun) yang nilainya sebenarnya 10% dari harga


Hasil survey menunjukkan, bahwa OPSI B akan menghasilkan efek yang lebih baik.

8 Tips Membangun Relasi Bisnis

Di jaman sekarang ini, kalau nggak punya koneksi atau membangun relasi bisnis, kata orang mau usaha apa saja jadi susah. Jangankan hanya sekadar bisnis sampingan, yang menjadikan usaha atau bisnis sebagai lahan utama pekerjaan saja masih sering kebingungan. Tentu ini bisa disiasati dengan rajin-rajin mendapatkan kenalan, baik itu dari keluarga, teman, tetangga kanan-kiri (tidak pakai "oke"), atau bahkan dari komunitas di mana kita sering ngumpul. Yup, relasi bisnis dimulai dari mengakrabkan diri ke lebih banyak orang.
Membangun relasi bisnis dimulai dari mengakrabkan diri ke lebih banyak orang
Berikut tips saya dalam menjalin kenalan atau rekanan bisnis dengan siapa saja, bahkan termasuk petinggi-petinggi di pemerintahan.

jabat tangan

Jangan malu, takut, segan, antipati untuk berteman dengan siapa saja

Jaman sekarang kita nggak tahu kita ditakdirkan akan menjalin keeratan hubungan dengan siapa, jadi saat memiliki peluang untuk "melebur" ke dalam lingkungan yang agak asing, lakukan saja! Selalulah punya anggapan bahwa siapapun, walau berbeda keyakinan/agama/ras/dll, bisa saja menguntungkan di masa depan. Bukalah diri pada dunia yang lebih luas. Walau Anda benci dengan petugas pemerintahan, tapi nggak semua orang pemerintahan jahat kan?

Menjadi pribadi yang menyenangkan

Berusahalah ramah pada siapa saja, jangan pasang muka kusut dan preman, nanti orang kira kita ini preman betulan atau orang jahat. Di kereta, di perjalanan panjang, berusahalah mengenal orang yang duduk di sebelah kita. Misalnya dia pakai jas mahal, oh ini pasti orang tajir. Tapi kalau dia pakai baju biasa-biasa saja, oh mungkin PNS yang lagi dinas. Cari tahu, dan cari bahan pembicaraan.

Cukup 1 (satu) nomer handphone baru setiap minggu

Membangun relasi bisnis bisa dimulai dengan menambah jumlah phone book di hape Anda. Ini adalah aturan tak tertulis penulis. Setiap minggu, saya harus berhasil mendapatkan nomer kontak baru, untuk dimasukkan ke dalam phone book handphone. Oya, handphone kalau bisa yang agak kerenan dikit, jangan kayak orang susah untuk soal beginian. Pilih handphone yang kapasitas phone book besar, tangguh, dan kalau dikeluarin dari kantong nggak malu-maluin banget.

Berani malu!

Apa sih kemungkinan terburuk dari tanggapan orang yang baru Anda temui? Dilecehkan? Dimaki-maki karena sok akrab? Nggak mungkin seburuk itu, dan nggak mungkin bikin kita mati juga. Jadi, ikutilah pedoman agen asuransi dalam memikat nasabah baru : kalau saya nggak dapet nasabah baru, artinya saya nggak bisa makan besok!

Sering-sering ikut dalam seminar MLM

"Ih, MLM kan haram? Money game money game gitu kok malah dideketin?" Yang haram MLM-nya. Tapi seminar gratisnya nggak. Jadi kalau ada temen atau siapa saja yang mengajak Anda ikut MLM, iyakan saja! Toh gratis ini. Di seminar MLM Anda bisa belajar banyak hal. Misal cara berpenampilan, cara bicara, cerita unik, yang tentu nggak bakal bikin rugi. Tapi nanti kalau sudah diprospek lebih jauh, bilang aja "NGGAK TERTARIK!" sambil buang muka. Hehehehe.

Hapalkan 1 saja (ya, cukup 1 saja) HAL UNIK dari seseorang

Misal Anda tahu Tukang Ojek di depan gang ternyata anaknya jadi guru di Indonesia Mengajar. Sekali waktu, kalau ketemu, tanya saja "Gimana anaknya Pak, masih jadi guru di Lombok?". Atau, misal pak RT ternyata istrinya buka restoran gado-gado di Soekarno Hatta. Tanya saja "Yang bantuin Bu RT di kantin Bandara sehari-hari siapa Pak?". HAL UNIK ini bisa apa saja, dan harus bener-bener "berbeda" supaya mudah diingat. Ini menimbulkan kesan Anda perhatian banget sama tuh orang, sehingga hubungan bisa makin akrab.

The Power of "Mengapa"

Saat bercakap-cakap pada orang yang baru dikenal, misal di dalam pesawat, hindari pertanyaan seperti "Sudah berkeluarga, Pak?" atau "Tinggalnya di mana?". Pertanyaan ini selain sudah basi, agak rawan juga karena sensitif banget (misal tiba-tiba Anda ketemu orang yang ternyata umur udah 40 tapi nggak kawin-kawin). Daripada begitu, tanya saja "Kok keluarga nggak ikut Pak?" atau "Tumben ya, cewek kok ambil Teknik Mesin. Kenapa tertarik di situ?"

Nama. Nama. Nama.

Tidak ada kata yang lebih indah didengar seseorang, selain namanya sendiri. Karena itulah, di customer service bank manapun di dunia ini, nama Anda akan disebut minimal sebanyak 5 kali. Ya, benar. Minimal lima kali dalam sebuah percakapan!

"Selamat siang Pak Prabowo. Ada yang bisa saya bantu untuk Pak Prabowo? Oh.. Begitu ya Pak, baik.. Jadi Pak Prabowo ingin meminjam dana sebanyak Rp 5 milyar. Kalau boleh tahu, saat ini Pak Prabowo memiliki usaha apa saja ya Pak? Oh, usaha kerupuk udang? Bagus sekali itu Pak.. Tapi, mohon maaf ya Pak Prabowo, saat ini kami belum bisa memberikan pinjaman lagi, karena pinjaman Pak Prabowo senilai Rp 300 trilyun belum selesai masa pelunasannya. Ada lagi yang bisa saya bantu, Pak Prabowo?"

Sering-seringlah menyebut nama orang yang sedang jadi lawan bicara kita. Tatap matanya lekat-lekat. Jadilah pendengar yang baik.

Itu saja tips untuk memperbanyak kenalan, semoga bermanfaat.

Cara Memperlancar Rizki

Rizki yang dimaksud di sini tentu bukanlah Rizki Aditia yang pemain sinetron itu. Rizki bisa berbentuk apa saja, tapi orang biasanya salah kaprah menganggap rizki hanya berbentuk uang. Rizki bisa berbentuk kesehatan, kelapangan pikiran (nggak stress), keluarga yang bahagia, dan sebagainya.
Rizki seringnya tidak berbentuk uang
Yang lebih salah kaprah lagi adalah kadang orang mengamalkan doa-doa yang katanya dari orang pintar, plus mandi kembang atau makan bunga melati biar usaha lancar atau cepet naek pangkat. Naudzubillah...

memperlancar rizki

Berikut beberapa tips untuk melancarkan rizki

Semakin rajin ibadah

Bangun lebih pagi, sholat fajar (sholat sunnah sebelum shubuh 2 rakaat), dan usahakan di masjid. Mungkin kadang-kadang kita ketiduran, atau bangun kesiangan. Tapi ini bisa disiasati dengan jangan bergadang di malam sebelumnya. Kalau sudah adzan segerakan sholat. Ngaji abis maghrib. Pas sepertiga malem terakhir bangun untuk "minta" pada yang Maha Memberi.

Istighfar, dan meninggalkan dosa besar

Buat yang suka godain bini orang (siapa tuh??), jangan lagi-lagi maen api. Buat yang mungkin suka pasang togel, mulai ditinggalin. Buat yang masih suka maen di meja bilyard sambil nenggak Heineken, ganti aja maen kelereng apa layangan yang lebih halal dikit. Intinya jangan biarkan amalan kita tergerus oleh dosa-dosa besar favorit.

Silaturrahim

Mulailah berkenalan dengan tetangga-tetangga dekat. Atau menjalin hubungan yang lebih baik dengan keluarga yang sudah lama tak bersua. Kalau memang jauh, ya apa boleh dikata, via telpon sahaja. Iseng-iseng tanya kabar, atau sekadar mendoakan supaya pendidikan sepupu lancar. Ngedoain orang gratis ini...

Sedekah pada fakir miskin

Jangan takut jadi miskin karena kita kebanyakan nyumbang. Suatu waktu nanti kita pasti dibantu orang, entah bagaimana caranya. Misalkan saja saat kita dililit hutang, pasti ada keluarga yang sedang kelebihan. Atau saat kita tiba-tiba naek gaji. Atau saat tiba-tiba kita dapet orderan project dari orang yang sebelumnya nggak kita kenal.

Naek haji atau Umrah

Kalau kata Ustad Yusuf Mansur, naek haji modal Rp 500rebu aja cukup kok. Mau tau caranya? Gampang! Sediain gopek ceng (Rp 500rebu) dan datanglah ke Bank Syariah, bilang aja mau bikin rekening haji. Rekening haji ini nggak bisa diambil kecuali karena 2 hal : kita bisa berangkat haji beneran, atau saat kita mau menutup rekening haji (misal karena ada keperluan). Cukup kan? Ya cukup untuk membuktikan niat kita memenuhi panggilan-Nya.

Menghindari harta haram (riba dan gharar)


Misal kita sebagai web programmer, usahakan jangan lagi menggunakan software bajakan dalam mencari uang. Beli Operating System yang asli atau pakai software gratisan yang jelas kehalalannya. Jangan lagi download mp3 dari 4shared, atau nonton film dari Indowebster. Hindari upaya untuk menggunakan suap, entah kepada orang pajak, atau petugas pemerintah. Jangan sampai keluarga kita ikut tersiksa di neraka gara-gara sumber rizki kita tak berkah.

Istiqomah dan tawakkal

Semua makhluk sudah digariskan takdirnya. Jadi jangan pernah iri dengan rizki orang lain. Semua sudah ditentukan kadarnya oleh Yang Maha Kuasa. Boleh jadi hari ini kita susah makan, tapi kalau tetap berusaha dan berserah diri padaNya, insya Allah setahun atau 2 tahun lagi keadaan akan berubah. Boleh jadi pula Tuhan tak mau Memberi kelimpahan saat ini, karena Ia takut kita bakal menjadi pribadi yang sombong, lupa kalau dulu gembel, nggak tahu syukur.

Menikah

Menikah adalah menggenapkan separuh agama, sekaligus menjaga kesucian diri. Nah, banyak yang bilang kalau menikah ngabisin modal. Ini sih aliran sesat, biasanya yang pengen resepsinya di gedong dengan menghabiskan dana ratusan juta rupiah hanya untuk kemubaziran, tapi abis itu hidup ngontrak berpayah-payah di gang sempit di Tambora. Logikanya orang menikah maka akan semakin mudah mengatur keuangan. Kalo makan jadi nggak sering-sering di restoran dan bisa masak sendiri. Kalau beli rumah bisa patungan (kan jadi berdua).

Mungkin itu saja cara memperlancar rizki. Bukannya pake ajimat...

Memahami "Turn Over" Dalam Berjualan

Frasa "turn over" menurut Mbah Google bisa berarti 2 hal
  1. The amount of money taken by a business in a particular period.

  2. The volume of shares traded during a particular period, as a percentage of total shares listed.
cash register

Kita ingin bahas yang pertama : jumlah uang beredar dalam bisnis untuk periode tertentu. Saya ambil dari salah satu cerita dalam Daikichi's Salesmanship saja ya. Ceritanya, untuk memenangkan penghargaan Most Valuable Stand di porseni sekolah, parameternya ada 3 macam : total profit, jumlah pengunjung, dan hak angket pengunjung. Selama 3 hari, tim Daikichi dan tim Sagano (rival abadi Daikichi) bersaing sengit.

Di hari pertama, Daikichi bisa memanfaatkan tempat paling strategis (yang justru di samping toilet!) untuk menggaet pengunjung sebanyak-banyaknya. Turn over pengunjungnya bagus, tapi profitnya sedikit karena untungnya sedikit dibandingkan restoran mewah Sagano (sekali transaksi restoran Sagano untungnya bisa berkali lipat karena koneksinya dengan distributor yang bisa memberi harga murah).

Pernahkah Anda "diusir" secara halus di resto cepat saji atau rumah makan mewah karena terlalu lama nongkrong? Misalnya pramusajinya akan mendatangi Anda dan teman-teman yang sedang asik ketawa-ketiwi, sambil nanya "Mau ada pesanan apa lagi Pak?". Ini karena pihak restoran ingin meningkatkan turn over pengunjung, alias meningkatkan turn over pendapatan pula. Jangan sampai, pembeli hanya nongkrong berjam-jam, tapi orderan cuma kopi secangkir harga 10 rebu.

Di hari kedua, Sagano juga punya taktik untuk meningkatkan turn over pengunjung, yaitu dengan cara mengurangi jumlah kursi per meja (semula 4 kursi menjadi 2 kursi per meja saja), dan menambah pramusaji yang berdiri di pojok ruangan. Gunanya? Supaya pembelinya habis makan cepet-cepet pulang! Nggak usah lama-lama di restoran tapi nggak beli apa-apa.

Cara untuk meningkatkan turn over

Mengatur "ritme" jumlah pengunjung

Pengunjung yang banyak akan mendatangkan kesan "Wah, restorannya rame!". Namun pengunjung yang banyak bisa mendatangkan lebih banyak masalah seperti itu tadi, nongkrong lama-lama tapi nggak menambah pesan apa-apa. Menambah variasi jumlah kursi per meja juga turut menolong. Biasanya di restoran akan ada meja untuk 2, 4, atau bahkan 12 orang (keluarga besar). Coba deh sekali-sekali main game flash yang cafe-cafe-an.

Mengganti paket dengan a la carte

Penjual pulsa (handphone) akan lebih senang bisa berjualan 10 voucher pulsa isi ulang senilai Rp 10.000 daripada menjual 1 voucher yang nilainya Rp 100.000. Ini karena untung 10 kali jauh lebih oke daripada sekali jual dengan untung yang sama. Dengan menyediakan paket "ketengan", diharapkan akan lebih banyak transaksi yang terjadi, menghindari terlalu menumpuknya stok barang di gudang/persediaan.

Display barang di lokasi yang strategis

Seberapa sering kita butuh baterai non-rechargeable? Biasanya jarang. Mungkin karena kita nggak perlu, atau sudah punya baterai yang bisa di-charge ulang. Tapi, kalau diperhatikan, di supermarket-supermarket besar, di dekat posisi kasir, selalu ditampilkan baterai. Mengapa harus baterai? Karena pihak supermarket ingin "transaksi" baterai meningkat. Sama seperti permen karet, silet cukur, dll yang harganya tak seberapa tapi membuat orang akan berpikir "Kayaknya butuh nih" atau "Sambil nunggu antrian enak kali ya beli Nu Green Tea" (sorry sebut merk..)

Hindari kredit macet dengan membatasi piutang

Kalau pelanggan sudah terbiasa ngebon, itu pertanda bisnis makin kusut. Kalau mau ngebon lagi, yang lama harus sudah lunas dulu. Mengapa? Karena perputaran uang kas Anda jadi terbatas. Semakin banyak yang ngebon, maka semakin kecil peluang untuk bisa membeli barang dari distributor lagi. Artinya, ada waktunya stok habis namun permintaan banyak. Prioritaskan buat orang-orang yang bayar cash.

"Maaf, kami nggak jualan barang itu" VS "Maaf, stoknya lagi kosong"

Jangan pernah bilang "kami nggak jual barang itu", tapi bilang aja "barangnya lagi habis".
Barangnya lagi kosong
Ini berguna buat mengesankan bahwa kita memang menjual barang tersebut (kalau yang nanyain banyak, besok ambil di distributor), dan supaya membantu perputaran kas (supaya besok-besok kalau dapet cash bisa tahu mau ambil barang apa yang paling laku). Contoh saja, kalau kita tanya model hape tertentu di Roxy (pasar handphone terbesar se-Asia Tenggara), nggak akan pernah dapet jawaban "nggak ada". Itu yang jual pasti telpon sana-sini cari barangnya, kalau ketemu harganya di-markup dikit (alias jadi makelar dadakan).

Sekali-sekali jual rugi daripada barang busuk di dalem

Saya tahu sebuah toko roti yang kalau lewat jam 9 malam, selalu kasih diskon 50% untuk semua jenis roti. Mengapa? Pilihannya cuma 2 : rugi besar karena roti nggak mungkin bisa dijual besok pagi, atau cut loss malam ini di harga jauh lebih murah supaya pelanggan lebih banyak datang. Diskon 50% pun nggak jelek-jelek amat, dan bukan berarti kita rugi 50%. Misal harga awal 10ribu, modal kan pasti nggak 10ribu, katakan cuma 7500. Nah, dijual goceng (5000), cuma rugi 2500, alias 33%. Anggap saja sedekah, buang sial.

Saya rasa itu beberapa tips untuk meningkatkan turn over. Silahkan kalau ada yang ingin ditambahkan.

Mengapa Anda Sebaiknya Tidak Beli Asuransi

Asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi investasi, dan berbagai macam model asuransi lainnya, semakin berkembang sejak tahun 1998 di negeri ini. Mengapa? Karena sejak peristiwa kerusuhan Mei, orang mulai sedikit cemas. Bagaimana mengamankan aset yang sudah diraih, atau memastikan apa yang akan dicapai dalam waktu sekian tahun mendatang? Pendidikan anak saya siapa yang jamin? Kalau mobil saya kenapa-kenapa, duit siapa buat bayar bengkel? Kalau saya satu-satunya tulang punggung keluarga dan mati kena serangan jantung/stroke, siapa yang ngasih makan istri dan anak?

ilustrasi perhitungan asuransi


Semua pertanyaan-pertanyaan yang solusinya tidak pasti, seolah-olah bisa dijawab dengan asuransi. Bukannya saya nggak seneng sama asuransi, tapi kalau pertanyaannya adalah "Apakah kita membutuhkan asuransi?" mungkin jawaban sebenarnya adalah "belum tentu". Contoh saja, kalau umur Anda 25 tahun, masih segar bugar, tidak punya tanggungan siapa-siapa (hidup sendiri alias masih single), agak mengherankan apabila Anda ikut asuransi jiwa. Ini sama saja mengatakan, Anda cenderung buang-buang uang, untuk sesuatu yang kemungkinannya kecil sekali, plus dampak finansialnya juga kecil.

Alasan sederhana paling umum ketika orang membeli produk asuransi bisa dipersingkat menjadi "saya nggak mau jatoh miskin, saat (pilih salah satu) : mobil saya nabrak, anak saya mau sekolah, rumah saya kebakar, atau saya sakit parah/operasi". Dengan kata lain, asuransi hanya berfungsi sebagai pengurang dampak finansial dari resiko. Jadi, salah kaprah kalau penghasilan Anda 100 juta sebulan, tapi ikut asuransi kesehatan yang uang pertanggungannya cuma sejuta perak. Ngapain? Anda udah terlalu tajir untuk ikut asuransi ecek-ecek!

Pesan 1 : kalau udah kelewat tajir, nggak usah beli asuransi

Tapi kan, saya ikut asuransi investasi, nanti duitnya setelah 5-10 tahun, bakal jadi semilyar?

Begini, sebagai sebuah bidang usaha yang mengelola dana nasabah (dalam hal ini nasabah asuransi), tentu agen asuransi akan mengiming-imingi keuntungan yang nilainya "kudu dibilang wow gituh". Padahal, ada cost perusahaan, ada profit yang harus dibukukan, ada karyawan/agen asuransi yang harus digaji. Artinya, sebenernya dana yang Anda pakai untuk beli produk insurance, kalau tidak dipotong biaya-biaya tadi, akan menghasilkan profit yang jauh lebih besar bila diinvestasikan langsung ke produk investasi, bukan via asuransi investasi atau unit link (campuran).

Pesan 2 : beli asuransi investasi lebih merugikan dibanding invest langsung di produk investasi murni

Tapi kan, ini sama aja kayak nabung?

Tidak. Anda ikut asuransi investasi nggak sama kayak nabung. Kalau kita nabung Pak/Bu, duitnya bisa kita ambil kapan aja. Duit kita likuid, alias gampang cair. Nunggu selama 10 tahun makan waktu. Iya kalau perusahaan asuransinya nggak bangkrut, iya kalau di tengah jalan kita nggak butuh duit. Kalau kita ambil di misalnya 5 tahun pertama, tentu kita kena biaya tambahan.

Pesan 3 : kalau ada hajat yang masih lama (5-20 tahun), mending nyicil beli emas, saham, atau tanah saja, terkait likuiditas dan potensi profit

Sesuai judul, saya tidak menyarankan Anda "beli" produk insurance. Tapi kalau sudah disediakan kantor/perusahaan tempat kita kerja, ambil aja! :D

CATATAN PINGGIR

Mengingat cukup banyak komentar di tulisan ini yang berasal dari agen asuransi, saya rasa akan sangat-sangat fair bila agen tersebut langsung saja menyebutkan berasal dari perusahaan asuransi mana, produknya apa saja, premi berapa, dan bila perlu kontak ke yang bersangkutan bila ada pembaca blog ini yang tertarik bergabung menjadi nasabah. Tidak perlu malu dan sungkan, karena saya tidak akan memoderasi komentar yang berbau promosi kecuali sudah tidak sopan (dengan menyerang secara langsung produk/perusahaan asuransi lain, menggunakan bahasa yang kasar, dll). Cukup adil, bukan?