Menghargai Uang, Seberapapun Kecilnya

Ketika Everton bertanding melawan Liverpool di Liga Inggris, ada sebuah kejadian menarik yang melibatkan penyerang Liverpool, Luis Suarez. Om Suarez ini memang penuh dengan kontroversi, baik di Liga Inggris bersama Liverpool (misalnya saat ia diputuskan bersalah karena kasus rasisme terhadap Patrice Evra, pemain Manchester United), atau saat bersama tim negara asalnya, Uruguay (saat ia dengan sengaja melakukan hands ball di kotak pinalti untuk mencegah Uruguay kemasukan gol saat berhadapan dengan Ghana dalam Piala Dunia).


Saat salah seorang fans Everton berusaha mencederai pemain Liverpool dengan cara melempar koin, Suarez memungut koin tersebut, menunjukkannya sebentar pada wasit, dan menyimpannya di dalam sepatunya. Banyak sekali cerita mengenai kejadian itu, namun yang saya suka hadir seperti yang muncul di account Twitter Footy_jokes (dan beberapa blog yang membahas Liga Inggris lainnya).
When Everton fans threw coin at Suarez, he took them and kept that safe in his shoe, because he was once an 11-year-old kid on the streets of Montevideo playing football barefoot not knowing if there'd be food when he returned home. He know the value of money even if it's just a penny. You'd know better than to throw coins at him
Terlepas dari "hoax" tidaknya cerita tersebut, saya yakin kita sama-sama bisa mengambil hikmah. Hikmah bahwa seharusnya kita bisa belajar untuk lebih menghargai uang, seberapapun kecilnya. Dan karena rata-rata negara di Amerika Latin memang tidak terlalu kaya, boleh jadi Suarez pun sempat mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya. Masa-masa bingung antara bisa makan atau tidak besok hari, di saat kebanyakan orang di luar sana menyombongkan apa yang mereka makan via Instagram.

Pengusaha-pengusaha yang baik, yang kekayaannya bukan datang begitu saja dari langit, atau warisan orang tuanya, tahu benar cara menghargai uang. Salah seorang pengusaha (yang kabarnya bakal maju menjadi Presiden di 2014. Oya, tentu blog ini tidak berafiliasi dengan Partai Politik atau brand mana pun :D), bahkan berkisah saat ia berusaha meminjam uang Rp 16juta dari Ayahnya, ia diberi uang dalam bentuk uang kertas (tunai) di dalam karung, hingga sulit dibawa-bawa. Saat ditanya, "Mengapa caranya mesti seperti ini?" Ayahnya menjawab, "Itu agar kamu tahu sebanyak apa uang Rp 16juta itu, agar kamu berhati-hati menggunakannya."

Jadilah seperti Paman Gober, yang kalau lihat uang walau recehan, pasti dipungut. Buktinya gudang uangnya semakin lama semakin penuh dengan uang, bahkan ia mandi pagi dengan berenang di tumpukan uang. Hehehehe. Jika kita ingin belajar menjadi pengusaha besar, ada baiknya kita juga belajar menghargai uang dengan cara memanfaatkan dengan benar setiap rupiah yang kita dapatkan dari berbisnis. Ada kalanya memang usaha sedang ramai, tapi boleh jadi lebih sering masa-masa paceklik mendera, yang mengakibatkan kita dililit hutang yang sangat besar, yang membuat kita bahkan lebih miskin dari pengemis, karena saldo pengemis nol, sedang saldo kita minus. Di saat kita lagi gembel-gembelnya, uang senilai 500 perak pun sungguh-sungguh berharga.

A programmer living in Indonesia. More

Silakan berkomentar, insya Allah akan kami jawab. Terima kasih